40. I Have to See You

501 68 65
                                    

Minggu, 22 May 2022

Hello Readers. Semoga semangat di malam senin. Jangan lupa tinggalkan jejakmu.

Happy Reading!

=========================================================================


Setelah mengetahui bahwa Zhan telah dipindahkan ke rumah sakit terbesar sedunia yakni rumah sakit Zhengzhou di kota Zhengzhou, di mana di kota itu pula keluarga Zhou tinggal dan berbisnis, Yibo berniat menyusulnya. Ibunya tentu sangat mendukung Yibo tetapi khawatir jika Yibo pergi sendirian di kota itu apa lagi tidak ada sanak saudara di sana. Beruntungnya Yuchen menawarkan diri untuk menemani Yibo. Yibo menolak niat baik Yuchen. Namun, karena desakan ibunya serta persyaratan bahwa ia hanya akan diizinkan pergi jika Yuchen menemani. Akhirnya mau tidak mau Yibo menerima Yuchen. Lagi pula setelah dipikir-pikir, pergi berdua lebih baik dari pada pergi sendiri, toh ia belum pernah ke Zhengzhou sedangkan Yuchen pernah menghabiskan liburan panjang di kota itu.

Zhengzhou.

Pada senja hari mereka tiba di Zhengzhou, dan langsung pergi mencari penginapan murah yang ternyata tidak benar-benar murah dan letaknya cukup jauh dari rumah sakit yang menjadi tujuan mereka. Mereka menyewa dua kamar, yah tentu saja karena Yibo tidak mau sekamar dengan Yuchen lagi.

Esoknya mereka pergi ke rumah sakit Zhengzhou. Beralasan untuk mengunjungi pasien, mereka menanyakan ke bagian customer service perihal di mana ruang rawat inap pasien dengan nama Zhou Xiao Zhan dari keluarga Zhou dengan nama ayah Zhou Zaisun. Tentu saja diperoleh informasi ruang rawat intensif dan bahwa pasien tersebut masih dalam kondisi belum boleh dikunjungi oleh siapa pun termasuk orang tuanya.

Yibo dan Yuchen pergi ke ruang yang dimaksud tetapi ketika hampir tiba di tempat tujuan, Yibo menahan langkah Yuchen dan menyeretnya untuk segera menjauh. Karena, di sana ada Lisiang, ibunya Zhan dan beberapa orang tidak dikenal yang menemani wanita itu. Yibo memang pemberani dan kadang tidak peduli apa pun untuk mencapai tujuannya tetapi ia tidak bodoh dalam situasi di mana kehadirannya mungkin tidak disukai Lisiang. Telah cukup banyak waktu dan biaya untuk tiba di tempat ini. Ia tidak ingin usahanya menjadi sia-sia. Maka ia merasa perlu melakukan cara lain agar dirinya bisa bertemu atau berada di dekat Zhan tanpa perlu konfrontasi langsung. Jika ia ngotot, bisa-bisa ia malah ditendang keluar.

Keduanya menyingkir ke ruang tunggu bagian bersalin.

"Lho! kenapa ke tempat bersalin? Ini bukan wilayah yang tepat untuk kita!" protes Yuchen.

"Hanya di bagian tempat ini kita leluasa menunggu Zhan-ge tanpa khawatir berjumpa dengan mereka."

"Tapi.... Lihat, yang menunggu di sini adalah para suami yang..."

"Santai sajalah... anggap kita juga sedang menunggu kelahiran." Ujar Yibo seraya menyandarkan tubuhnya, kepalanya mendongak menatap ke langit-langit ruangan.

"Berapa lama ya kira-kira Zhan-ge akan siuman?" Yibo bertanya pada dirinya sendiri, Yuchen mengerutkan kening.

"Haish....Sudah kukatakan semula, bahwa semua ini sia-sia. Kita sudah tiba di sini, tapi kita malah tidak bisa mendekat bahkan Zhan-ge tidak boleh dikunjungi oleh siapa pun termasuk ibunya. Lantas, mau apa lagi?" Yuchen menggerutu, baginya perbuatan Yibo ini sungguh berlebihan.

"Tentu saja menunggu hingga Zhan-ge boleh dikunjungi."

"Kau ini keras kepala atau tidak punya otak, sich! Jelas-jelas ibunya tidak menyukaimu, tapi kau terus ngotot. Lihat, mereka berjaga seperti itu. Jika Zhan-ge sudah siuman pun kau tidak akan punya kesempatan. Jangankan dirimu, lalat pun tidak bisa masuk!" kesal Yuchen. Yibo memanyunkan bibirnya dengan sebal.

My Dear  Future Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang