1. Aku lelaki

2K 192 55
                                    

Rabu, 02 September 2020
Happy Reading

******

"Yishe...cepat ke sini!!" Suara teriakan sudah membahana di pagi yang cerah, mengalahkan suara kicauan burung.

Empat gadis cantik berdiri berkerumun di bawah pohon yang rindang, mereka adalah gadis-gadis anak keluarga Huang yang dikenal cantik-cantik di daerah mereka. Secara berurutan mereka adalah Yihung (anak pertama), Yilin, Yisiang, dan Yimei (bungsu).

"Yibo...., namaku Yibo, jangan panggil aku Yishe!" Seru Huang Yibo tidak kalah berisiknya, ia selalu protes saat para saudara perempuannya memanggilnya Yishe, karena kedengarannya begitu feminim, namun tetap saja saudaranya memanggilnya Yishe.

Keluarga Huang hanya memiliki satu orang anak laki-laki, namanya adalah Huang Yibo. Ia anak ke empat dari lima bersaudara. Yibo tumbuh di antara para anak perempuan, ia bermain dan belajar bersama mereka sehingga sifat Yibo tidak terlalu jauh dari saudarinya, bahkan bisa dikatakan perpaduan dari ke empat saudarinya.

Dikarenakan Yibo sering disebut Yishe, dan lagi Yibo juga jarang keluyuran, ditambah perawakan Yibo yang halus, kulit yang begitu putih dan mulus serta wajah yang sangat manis, bahkan sering disebut cantik, maka orang-orang yang tidak tahu tentang adanya Yibo, akan menganggap bahwa keluarga Huang memiliki 5 orang anak perempuan, dan salah satunya berpenampilan tomboy. Yibo cuek saja dengan segala gosip tentang dirinya, bagi Yibo suatu saat nanti mereka akan tahu bahwa Huang Yishe adalah Huang Yibo yang adalah laki-laki, begitulah yang ada di pikiran Yibo.

"Ah...pokoknya Yishe, kamu anak ke empat, jadi Yishe saja" Sahut Yihung final.

"Apa sich, pagi-pagi sudah memanggilku ke sini. Terus ngapain ini kerumunan di bawah pohon, jangan bilang kalian mau ajak aku bertapa di bawah pohon" Kata Yibo setelah tiba di bawah pohon.

"Enggak, kita mau berkemah di sini" Sahut Yisiang dengan mimik wajah yang serius.

"Apa?! Se..ri...us? di bawah pohon ini? aih...banyak semut lho, Ah aku gak mau ikutan" Sahut Yibo.

"E..eh, bercanda Yishe, ngapain juga kita berkemah di dekat rumah" Kata Yihung.

"Hehehehe...Yishe, kamu, kan yang paling keren di antara kita..." kata Yilin sambil mengedipkan mata pada Yimei.

"Lho memang iya, akhirnya kalian mengakuinya ya, hahahaha" Yibo tertawa sombong.

"Idih... kak Yishe sombong" timpal Yimei tertawa.

"Eh.. tunggu dulu, kalian berkata begitu kok tiba-tiba aku merasa ada yang janggal di sini. Kalian pasti ada maunya, ya kan?"

"Eh Yishe, karena kamu yang paling atletis, kakimu panjang dan tanganmu kuat, maka ayo... naik ke atas pohon ini" kata Yihung menunjuk ke atas pohon.

"Aduh! Mau ngapain kesitu, gak mau ah. Nanti tanganku lecet-lecet, ketemu semut, terus digigit Auwh...gatal, gak mau kalian saja yang naik" Yibo malah mundur, seolah-olah pohon itu begitu mengerikan.

"Kak Yishe lupa, ya? Kulit kakak kan lebih tebal dari kita, masak takut lecet, takut digigit semut, takut gatal" kata Yimei sambil mencibir.

"Memangnya cuma kalian saja yang harus jaga keindahan kulit, aku juga begitu, kalau kulitku lecet dan merah-merah nanti ada bekasnya, kulitku ini sangat sensitif, biaya perawatan kulitku ini cukup mahal tahu."

"Aih...Yishe, naik ke pohon belum tentu akan lecet" Seru Yilin mulai kesal.

"Gak...gak..., aku lagi jaga asset masa depan nich. Lgian mau apa sich naik pohon, kayak gak ada kerjaan aja."

"Itu lho kak, lihat itu...ada anak burung, dia jatuh dari sarangnya, kasihan..." Yimei menunjuk dua ekor anak burung yang sudah mereka letakkan di dalam keranjang kecil. Yibo datang menghampiri, tangannya menggapai dua anak burung itu.

My Dear  Future Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang