7💎🔞

854 65 3
                                    

"Sekertaris kim tolong kerjakan laporan ini ya" haruto datang ke ruangan junkyu dengan membawa banyak tumpukan dokumen

"Astaga apa dia gila, kenapa pekerjaanku tambah banyak seperti ini" junkyu tersenyum paksa ke arah haruto "yaampun sajang-nim kenapa tidak menelfon ku saja untuk mengambil berkas-berkas ini"

"Tak apa aku tau kau sibuk jadi aku mengantarnya langsung kepadamu, tolong kau periksa semua data dengan teliti ya karena semua berkas ini sangat penting"

"Baik sajang-nim akan aku kerjakan" haruto pergi beranjak dari ruangan junkyu dan yedam.

Yedam yang melihat haruto membawa tumpukan berkas ke meja junkyu hanya menggedikan bahunya, sangat menakutkan jika mendapatkan perkejaan yang sangat menumpuk seperti junkyu
"Ku rasa sajang-nim sudah gila" junkyu yang mendengar perkataan yedam langsung menolehkan kepalanya

"Benar! Kau merasakannya kan? Ku rasa dia memberi ku banyak pekerjaan karena sebentar lagi aku akan mengambil cuti"

Haruto yang ada diruangannya hanya duduk terdiam memikirkan rencana apa lagi yang akan dia lakukan agar junkyu selalu ada di dekatnya, bahkan haruto harus dengan terpaksa memberikan junkyu pekerjaan yang banyak agar ia bisa lembur bersama
"Maaf junkyu aku melakukan ini, pasti kau sangat lelah ya" gumam haruto
.
.
.

21.30

"Sekertaris kim ayo pulang" haruto memberi ajakan agar junkyu pulang bersamanya

"Tapi pekerjaanku belum selesai sajang-nim"

"Bawa semua pekerjaanmu kerumah, kita akan kerumahku, kau bisa mengerjakannya disana"

"Tapi sajang-nim ini sudah terlalu malam jika aku berkunjung ke rumah mu"

"Mulai sekarang kau tinggal dirumahku sampai pekerjaanmu selesai, kau akan lebih fokus jika mengerjakannya dirumah ku"

"Tapi ku rasa tidak perlu"

"Tidak ada penolakan kim, aku akan izin langsung dengan yoshi. Yoshi juga sedang sibuk kan? Dia sering pergi ke daegu untuk mengurus cabang barunya"

Tidak ada pilihan lain untuk junkyu, tidak bisa membantah dan tidak bisa menolak. Mau tidak mau dia harus membereskan pekerjaanya dan membawanya kerumah haruto.
.
.
.
Mereka sudah sampai di rumah haruto, rumah yang mewah tapi hanya di huni oleh 1 orang saja yaitu haruto, jika pagi sampai sore akan ada asisten rumah tangga yang mengurus rumah haruto tapi jika sudah malam hanya ada haruto dirumah itu
"Wah dia tinggal dirumah sebesar ini sendirian"

"Junkyu kamarmu ada disini" haruto membukakan pintu kamar junkyu yang ada di lantai 2
"Kamarku disebelah sini jika kau membutuhkan sesuatu kau bisa langsung panggil aku, oh iya di lemari sudah ada banyak baju, itu semua baru kau boleh memakainya" haruto menunjuk kamar yang ada di seberang kamarnya, ya kamar mereka berhadapan

"Terimakasih banyak haruto, aku akan membersihkan badanku dulu setelah itu aku akan melanjutkan pekerjaanku"

"Baiklah jika kau sudah selesai mandi turunlah ke dapur aku akan memasakan sesuatu untuk mu"

"Apa? Tunggu! Haruto masak? Apa yang akan dia masak? Astaga aku tidak yakin dengan masakannya" junkyu terdiam dan memikirkan apa yang akan dimasak haruto

"Tenang saja aku tidak akan memasak yang aneh, hanya ramyeoun" haruto tertawa ketika melihat junkyu yang mematung mendengar ucapannya
"Cepat bersihkan badanmu dan segeralah turun"
.
"Duduk disini junkyu" haruto menarik kursi meja makan untuk tempat duduk junkyu

"Terimakasih banyak haruto, wah kau membuat ramyeon ini"

"Ya aku yang membuat, aku tidak pandai masak tapi aku paling pandai membuat ramyeon"

"Orang kaya sepertinya sering memakan ramyeon? Sungguh kehidupan yang tidak sehat" junkyu tersenyum dan segera memakan ramyeon buatan haruto
"Terimakasih banyak haruto, selamat makan"

Tidak ada percakapan lagi ketika kedua sibuk makan, sesekali haruto mencuri pandang ke arah junkyu. Senyumnya merekah ketika melihat junkyu makan masakannya dengan lahap, bibir mungil yang pernah ia rasakan bergerak dengan sangat imut ketika sedang mengunyah

"Tidak usah melanjutkan pekerjaanmu lagi junkyu, kita akan melanjutkannya dengan minum beberapa botol soju, kau tidak keberatan kan?"

"Ah bagaimana ya, apakah tidak apa-apa jika aku menunda pekerjaannya"

"Tidak apa-apa, ayo kita menjernihkan pikiran dengan minum bersama" junkyu hanya tersenyum dan menganggukan kepala ketika diberikan izin menunda pekerjaanya.

Mereka minum bersama dari mulai 1 gelas, 2 gelas, 1 botol, 3 botol dan sekarang mereka sedang meminum botol ke 4 nya, haruto tidak mabuk sedikitpun tetapi junkyu sudah merasakan sedikit pusing dikepalanya

"Sudah cukup, 1 gelas lagi untuk penutupan pesta kita malam ini" haruto menuangkan alkoholnya ke dalam gelas junkyu dan gelasnya, junkyu tersenyum dan langsung menenggaknya dengan 1 kali tenggak.
Junkyu menundukan kepalanya bersandar di meja makan beberapa menit sampai akhirnya junkyu mengeluarkan suaranya

"Eeunngghh panas sekali ruangan ini" junkyu mengangkat kepalanya, berusaha keras menatap haruto dengan matanya yang berat dan pipinya yang merah karena efek mabuk.
Junkyu membuka 2 kancing teratas piyamanya, haruto yang melihat reaksi junkyu dengan segera berdiri dan mendekat ke arah junkyu.
Ditariknya perlahan leher junkyu agar wajah junkyu mendekat ke arahnya, haruto mencium junkyu dengan ciuman yang panas, ciuman yang tergesa.
Junkyu yang merasakan ciuman haruto segera mengalungkan tangannya ke leher haruto dibalasnya ciuman panas itu. Tidak ada penolakan dari junkyu, keduanya seperti sedang bertanding dengan lidah mereka, mencari siapa yang akan menang dalam ciuman ini.
Haruto melepaskan ciuman mereka menangkup wajah junkyu dan ditatapnya wajah yang ia idamkan

"Maafkan aku junkyu, aku harus melakukan ini" ucap haruto dalam hati.
Haruto menengguk soju di gelas terakhirnya, soju yang sama seperti yang terakhir junkyu minum. Haruto licik! Ya dia sangat licik, menuangkan obat perangsang di alkohol junkyu saat junkyu sedang kehilangan fokusnya, haruto tidak hanya menuangkan di minuman junkyu tapi juga di minuman terakhirnya agar mereka sama-sama dikuasai oleh nafsu.

Haruto kembali melanjutkan ciumannya ketika ia sudah selesai menengguk alkohol terakhir, di tariknya badan junkyu agar berdiri dan sedikit menggendongnya agar junkyu duduk dimeja makan
Bibirnya terus mencium junkyu dengan ganas, tangannya mengusap punggung dan perut junkyu dari balik piyama yang junkyu kenakan.
Ciumannya berpindah ke arah telinga junkyu digigitnya perlahan dan sesekali menghisapnya

"Ahhh haruto" junkyu mendengakan kepalanya memberi akses pada haruto untuk bermain dilehernya dan tangannya bergerak halus diperut berotot haruto, haruto meninggalkan jejak di leher junkyu dan beralih memeluk tubuh pujaan hatinya. haruto tidak berhenti, dihisapnya pundak junkyu sambil sesekali menggigitnya perlahan meninggalnya banyak tanda disana juga.

Tangan haruto bergerak membuka semua kancing piyama junkyu

"Wah apakah yoshi meninggalkan jejak disini" haruto menatap junkyu disertai senyum miringnya, junkyu yang mendengar perkataan haruto membuang mukanya ke arah lain karena merasa malu, dia baru teringat masih ada tanda yang yoshi tinggalkan beberapa hari lalu
"Kalau begitu aku juga mau meninggalkan banyak jejak disini" haruto mendekatkan wajahnya ke arah dada junkyu di hisapnya kuat dan memainkan lidah dinipple junkyu, memainkan jarinya di satu nipple milik junkyu
"Ahh haruto cepatlah aku lemah dititik itu" ucap junkyu frustasi sambil tangannya tetap berada di kepala belakang haruto menarik rambutnya saat ia merasakan nikmat
.
.
.









Huhu gak tega kasian banget abang oci😭

It's a love triangle (?) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang