You can close your eyes to the things you don't want to see,
But you can't close your heart to the things you don't want to feel.Mada POV
Gue bangun pagi pagi buat ingetin pacar gue biar gak ada yang ketinggalan. Kemarin gue udah tata semua barang barang Damar di travel bagnya.
"Halo Damar,kamu udah siap siap kan?" kata gue saat Damar terima telpon gue. "Iya sayang, udah semua kok, kan kemarin udah kamu tatain barangku." jawab Damar.
"Cek lagi ya sekarang. Baju di tempat yang paling gede. Alat mandi di tempat yang depannya baju. Obat di samping kanan ya. Ada plastik besar di samping kiri ya. Plastiknya buat baju yang kotor ya biar gak kecampur. Bawa tas kecil buat dompet, HP, power bank, kamera. Oke semua udah di posisinya kan?" celoteh gue.
"Iya Radenku sayang,semua udah rapi. Makasih ya sayangku." jawab Damar.
"Oke sama sama Dam, kalau ada apa apa kasih kabar ya. Maaf gak bisa anterin sampe sekolah. Enjoy your trip." kata gue.
"Kamu udah kayak Mama, pagi pagi udah rame banget. Hahahahaha. Gak papa Radenku, ntar kalau kamu yang antar aku ke sekolah kamunya malah yang uring-uringan." goda Damar.
"Ya udah,kamu hati hati ya. I love You, Damar" kata gue mendadak melo. "Iya sayangku, I love You too, Raden" jawab Damar terus telpon pun gue tutup.
Hari ini gue mau ke rumah Sandy aja lah, lama gak ketemu dia karena jadwal latihan militernya sama Mas Aryo full banget. Gue pun mandi dan siap siap.
"Mbak, Mada ke rumah Lala ya?" pamit gue. "Iya dek, nitip salam buat Lala, Ibuk, Bapak, sama Mas Aryo ya." kata Mbak Hana.
Gue pun jalan ke blok sebelah ke rumah Sandy. Setelah gue sampe rumah Sandy, gue langsung mencet bel rumahnya.
"Eh ada Raden" kata Bu Nani ibunya Sandy. "Lala ada kan Buk?" tanya gue. "Iya ada kok, kamu masuk aja dia ada di ruang makan lagi sarapan. Raden mau sarapan juga sekalian?" kata Ibuk yang gue tanggapin dengan gelengan dan gue langsung masuk. (Gue kalau sama keluarga Sandy udah kayak keluarga sendiri).
"Lala, gue kangen sama lu" kata gue pas udah sampe meja makan. Di sana ada Mas Aryo dan Bapak juga.
"Eh tumben lu ke sini" kata Sandy. "Wah ada dek Raden" sahut Mas Aryo. "Iya Mas, hehehehe" celetuk gue.
"Kabar Ayah, Mas Gilang, dan Mbak Hana gimana dek?" tanya Bapak. "Alhamdulillah baik Pak. Ayah sama Mbak Hana lagi santai di rumah. Kalau Mas Gilang lagi di keluar negeri karena ada pasien yang harus dioperasi. Oya tadi dititipin salam sama Mbak Hana" jawab gue.
"Wah Mas Gilang sibuk banget ya. Sekarang semua anak Bapak udah gede semua ya. Hahahaha" komentar Bapak. "Sebentar lagi udah mau lulus SMA. Raden mau kuliah di mana?" Bapak lanjut nanya.
"Pengennya kuliah di Jepang Pak, kayak Ayah. Biar bisa nerusin usaha Ayah." kata gue. "Kalau Lala gimana?" lanjut gue sambil ngelirik Sandy.
"Gue mau nerusin ke Akpol Den. Biar kita sekeluarga jadi polisi semua." kata Lala bangga. "Haaaiiissshhh, dedek sok sokan gitu. Baru latihan fisik aja udah nyerah gitu" goda Mas Aryo. Kita semua ketawa dan Lala cuma monyong sebel.
"Main PS di kamar gue aja yuk" ajak Sandy dan gue langsung ngangguk tanda setuju.
"Gimana perkembangan hubungan lu sama Damar?" tanya Sandy. "Hhhhmmmm kita udah direstuin Sand." jawab gue. "Haaahhh. Serius lu Den? Gue bingung,gimana bisa deh?" tanya Sandy kaget. Gue cuma ngangguk ngangguk.
"Terus bukannya hari ini anak kelas XI study tour ke Bali ya?" tanya Sandy. "Nah itu dia, makanya gue main ke sini biar gak kepikiran Damar terus" jawab gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Cinta, Mada
Teen FictionCerita ini mengisahkan gejolak gairah cinta remaja yang dibumbui dengan persahabatan dan humor (mungkin?). Kisah cinta Raden Mada Satria Wicaksana yang berasal dari keluarga ningrat (bangsawan) Jawa dengan Damar Narendra Prawira akan diwarnai dengan...