Hana POV
Sudah dua hari kami sekeluarga berada di rumah Mbah di Kediri, tapi Mada masih saja mengurung dirinya. Gue tau Mada pasti sangat terpukul, tapi kenapa dia nggak mau berbagi apa yang dia rasakan. Tak biasanya sikap Mada seperti ini. Gue udah bilang ke Ayah, tapi tetap aja tak mengubah keadaan.
"Dek, ayo maem nanti kamu sakit loh" bujuk gue yang hanya dibalas dengan gelengan saja. "Adek gak lapar Mbak. Mbak maem sendiri aja ya sama Mas Riko" kata Mada. Gue hanya bisa menghela nafas.
"Adek kalau mau cerita, cerita aja ke Mbak kayak biasanya gitu loh" kata gue sambil mendekat ke tempat Mada duduk. Di sampingnya ada gitar yang selalu menemaninya. Mada selalu bermain gitar saat lagi penat, namun kali ini bukan penat lagi yang dirasakannya tapi depresi.
Pelahan bahu Mada mulai bergetar, suara sesenggukkan mulai terdengar. Gue langsung memeluknya. "Tenang dek, gak ada yang harus ditangisin. Kejadian itu hanya khilaf dek" kata gue berusaha nenangin Mada. Adek gue kenapa jadi sering nangis gini? Apa ini wajar buat anak remaja seusianya?
"Nggak Mbak, Mada cuma bingung kalau nanti harus ketemu Damar. Apa Damar bisa tetap sayang sama Mada setelah Mada dicium cowok lain? Mada gak bisa bohong ke Damar, tapi Mada juga takut kehilangan cintanya Damar" kata Mada yang buat gue kaget. Di saat dirinya terpuruk, dia masih saja mikirin perasaan orang lain. Adek gue benar benar anak yang baik.
"Huuuussshhhh, adek gak boleh mikir kayak gitu. Damar pasti bisa nerima kok. Ini semua bukan salah adek, ini semua cuma ketidaksengajaan dek. Udah ya, yang lalu biarin berlalu." jujur aja gue juga gak bisa bijak dalam hal kayak gini. Tiba-tiba Riko datang.
"Dek Mada, yang namanya cinta itu gak akan mudah hilang karena hal yang tidak kita sengaja. Cinta itu bisa menerima apapun keadaan kita. Awalnya Mas juga bingung saat Mbak Hana cerita kalau Dek Mada pacaran sama Damar, tapi setelah apa yang Dek Mada alami sekarang, Mas Riko bisa ngerti betapa kamu cinta ke Damar. Dan Mas jadi mengerti bahwa cinta itu gak pernah salah" kata Riko yang menurut gue sangat bijak.
Mada mulai tenang dan senyumnya mulai mengembang setelah mendengar kata kata Riko. "Adek jangan sedih lagi ya? Damar pasti bisa ngerti kok. Oke" kata Riko. "Iya Mas, makasih ya Mas" jawab Mada yang sekarang senyumnya benar benar terbentuk sempurna. Gue langsung meluk Mada dengan hati yang lega.
"Menurut Mbak sama Mas, Mada harus kasih tau Damar sekarang atau nanti?"tanya Mada. "Jangan dulu dek, biar Damar menikmati study tournya. Kan kemarin kemarin Damar udah barengan sama adek terus." kata gue.
"Iya juga ya Mbak. Ya udah, kalau gitu Mada mau makan aja deh. Mada laper banget" kata Mada yang bikin gue cuma bisa geleng-geleng. Ya beginilah kalau remaja lagi labil karena cinta. Hahahahaha.....
"Kamu kenapa sayang, kok ketawa sendiri?" tanya Riko yang bikin gue tersadar. "Hehehehe,,,, gak papa kok, cuma heran aja lihat remaja lagi labil" kata gue sambil jalan buntutin Mada ke meja makan.
**************
Damar POVBali emang punya banyak tempat yang eksotis, andai gue bisa bulan madu sama Mada di sini (ceeeiiiillleeeehhh udah mikir ngaco aja gue). Gue udah dua hari di Bali, tapi anehnya Mada gak hubungi gue sama sekali, tuh anak gak kangen gue apa ya atau guenya yang malah keasikkan main di sini.
Sore ini gue ada di Danau Bedugul, danau ini ada di atas bukit jadi wajar saja hawa dingin mulai menusuk tulang gue. Setelah selesai makan, gue langsung cari tempat strategis yang tenang karena gue mau telpon Raden gue tersayang.
"Moshi moshi" terdengar suara merdu milik Raden yang terakhir gue denger tiga hari lalu. "Nggak kangen sama aku?" tanya gue ke sumber suara.
"Ya kangenlah. Kamu apa kabar? Gimana study tournya?" tanya Mada. "Aku juga kangen banget sama kamu. Alhamdulillah aku baik baik aja kok. Study tournya ya gitu deh, kurang seru. Abisnya gak ada kamu di sini" jawab gue.
"Alah gak usah gombal deh, hehehehe" terdengar suara tawa dari seberang pulau sana. "Aku serius loh, aku gak gombal loh" protes gue. "Iya iya aku percaya kok sayang. Tapi awas ya, kamu harus jaga diri dari Arimbi si cewek centil temenmu itu. Awas aja kalau sampe kamu dilendot lendotin dia lagi." kata Mada yang gue pikir mulai nunjukkin cemburunya.
"Kamu cemburu ya?" goda gue. "Nggak kok. Ngapain juga aku harus cemburu" tepis si Mada. "Hhhhhmmmm gitu ya, okelah kalau gitu aku mau jalan sama Arimbi aja deh" goda gue lagi. "Iiiiihhhhh awas ya lu macem macem. Gue jotos lu dari sini" jawab Mada yang bikin gue ketawa ngkak. "Hahahahaha, abisnya kamu sih gak mau ngaku kalau cemburu" kata gue.
"Ya kan wajar aja kalau aku cemburu. Kan pacarku tercinta jauh di seberang pulau sana. Dan aku gak tau apa aja yang kamu lakuin di sana" kata kata Mada langsung buat gue terdiam. Gue ambil nafas dalam dalam,"Iya sayang, aku juga rasain yang sama. Aku juga cemburu karena aku gak bisa di sampingmu sekarang".
Gue ambil nafas lagi karena hawa dingin di sini mulai bikin gue susah nafas,"Denger ya sayangku, walaupun kita terpisah Selat Bali, percayalah aku di sini nggak akan macem macem. Kamu jangan mikirin Arimbi ya, karena aku bisa jaga diri kok". "Iya Damarku, aku percaya kok. Aku mau nyanyiin lagu buat kamu. Dengerin ya." kata Mada. Beberapa saat kemudian gue mulai denger petikan gitarnya.
Donna ni sabishikute mo mata aeru ki ga shite iru
Riyuu nante iranai hikikaesenai koto wo shitte iru
Kono mama ja wasuremono ni natte shimau desho?
ATASHI no kanjou wa namida no oku kagayaita
"Ai no uta" wo kikasete yo sono yokogao sono saki ni
Anata ga ima mitsumeteru hito ga iru to wakatte mo
Tsubasa wo kudasai to shinjite utau no ni
Atashi datte chikau yo kako mo zenbu uke ireru tte kimeta"Ai no uta" wo kuchizusamu sono egao ni furetai
Anata ga ima mitsumete iru hito ga iru to wakatte mo
"Ai no uta" wa owaranai mou deatte shimatta no...owaranai... LOVE & TRUTH
(YUI-LOVE & TRUTH)
Denger nyanyian Mada bikin dada gue mulai hangat, hawa dingin tak bisa bikin gue sesek lagi. "Makasih ya sayang. I love You. Muuuuaaahhh" kata gue sambil beri ciuman jarak jauh ke Mada. "Sama sama Damarku. Cepat pulang ya" jawab Mada. "Iya sayang. Ya udah, aku ke tempat temen temen lagi ya. Soalnya mau lanjut ke Tari Barong. Kamu jaga diri baik baik ya sayangku" kata gue sebagai penutup telpon.
*********
Mada POVGue masih kepikiran sama kejadian di rumah Sandy bahkan sampe bikin gue depresi. Udah banyak sms, chat dan telpon dari Sandy gak gue tanggapin. Gue tau Sandy mau minta maaf, tapi dia juga gak punya salah apa apa ke gue, jadi apa yang harus gue maafin. Gue pengen kasih balasan tapi gue masih takut kalau nanti gue bakal emosi lagi kalau bahas kejadian itu.
Tapi setelah gue ditelpon sama Damar, pikiran gue jadi tenang karena gue yakin Damar pasti akan mengerti dengan apa yang udah terjadi antara gue dan Mas Aryo. Akhirnya gue memutuskan minta tolong Mbak Hana buat smsin si Sandy.
"Mbak, tolongin Mada dong" pinta gue ke Mbak gue. "Iya dek, ada apa?" tanya Mbak Hana. "Tolong smsin Lala dong. Bilangin kalau Mada gak marah dan udah maafin Mas Aryo" kata gue. "Kenapa gak kamu sms sendiri dek, kan biar lebih plong si Lalanya" kata Mbak Hana.
"Nggak Mbak, Mada gak mau kalau nanti Lala bahas kejadian itu lagi" kata gue. "Ya udah, Mbak smsin Lala dulu ya" jawab Mbak Hana. "Oya bilang juga kalau Mada baik baik aja, terus Lala jangan sms/chat/telpon Mada dulu bilang Mada mau liburan dulu. Gitu ya Mbak." tambah gue.
"Haduh banyak banget deh maunya adek Mbak ini. Gini deh, mending Mada ketik sendiri smsnya terus kirim pake HP Mbak" keluh Mbak Hana karena gue banyak maunya. "Hehehehehe, maaf ya Mbak. Iya deh Mada ketik smsnya sendiri." jawab gue sambil nerima HP Mbak Hana. Mas Riko yang ada di sebelah Mbak Hana cuma ketawa liatin kelakuan gue yang manja ke Mbak Hana.
Tiba-tiba ada mobil travel masuk halaman rumah Mbah. Pas gue lihatin ternyata Mas Gilang sama Mbak Putri yang datang. Itu tandanya besok kita semua akan berangkat liburan ke Malang.
Oya gue lupa cerita, rumah Mbah itu jauh dari pusat Kota Kediri tapi gak terpencil juga. Bangunan rumah dengan perpaduan Jawa-Eropa ini punya aksen yang unik. Atap joglo yang menjulang tinggi, halaman yang luas, tiang rumah yang tinggi dan dinding ukiran memberi kesan megah pada rumah Mbah. Cat tembok putih yang agak kusam dan tumbuh lumut di beberapa sudutnya memberi kesan kuno tapi nyaman untuk ditinggali.
Gue baru sadar sebenarnya rumah Mbah ini emang tempat yang cocok untuk menenangkan diri. Gue hanya tersenyum sambil duduk di teras samping memandangi langit berbintang. "Ya hati gue udah tenang" lirih gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Cinta, Mada
Roman pour AdolescentsCerita ini mengisahkan gejolak gairah cinta remaja yang dibumbui dengan persahabatan dan humor (mungkin?). Kisah cinta Raden Mada Satria Wicaksana yang berasal dari keluarga ningrat (bangsawan) Jawa dengan Damar Narendra Prawira akan diwarnai dengan...