Mada POV
Malang, kota yang penuh dengan kuliner yang unik. Mulai dari kripik apel dan buah-buahan lain khas dari pegunungan yang pastinya bikin ngiler, Burger Buto berukuran nggak umum yang bikin perut serasa ngembang 3x ukuran maksimalnya, hingga ketan duren yang bikin lidah joged joged. Hahahahaha gue promosinya udah kayak sales lebay. Tapi emang bener sih, rugi banget kalau ke sini tapi gak incip incip kulinernya yang harganya gak bikin dompet kempis dan kantong jebol kecuali lu pada sengaja naruh pisau cukur di kantong.
Ini hari kedua gue liburan di Malang, yang jelas tempat ini tak banyak berubah kecuali tatanan kotanya yang sekarang sangat rapi (menurut gue sih, gak tau kalau orang lain). Seperti dulu, kami tinggal di villa milik keluarga yang terletak di daerah Batu. Yooossshhh bener banget daerah ini dinginnya emang ces pleng. Sayangnya gue sekarang beneran jadi obat nyamuk di villa yang gede ini.
Tiap hari gue cuma muter muter di daerah sekitar villa, sementara Mas Gilang sama Mbak Putri sibuk merencanakan pernikahan mereka dan Mas Gilang udah berencana untuk menetap di Kota Malang. Mas Gilang udah beli rumah di perumahan mewah yang berada di jalan penghubung utama Kota Malang dan Batu. Kalau dari villa kami butuh 15 menit untuk sampe ke rumah Mas Gilang.
Oke satu pasangan lagi, Mbak Hana sama Mas Riko. Mereka bener-bener sadis, masak gue ditinggal sendirian di villa, sedangkan dua sejoli itu malah main ke komplek Museum Angkut, Jatim Park, dan BNS (Batu Night Spectacular, seinget gue sih itu kepanjangannya. Hehehehehe).
"Dek, kamu kok gak ikut main sama Mbak Hana?" tanya Mbak Putri. Sambil manyun gue jawab pertanyaan Mbak Putri,"Gimana mau ikut Mbak, kan Mbak Hana sama Mas Riko berangkatnya gak pamit Mada. Emang sengaja sih biar gak digangguin."
"Hahahaha, kasian adeknya Mbak ini. Makanya kamu punya pacar gih, biar bisa diajak main ke sini." ledek Mbak Putri. "Yah jangan salah Mbak, Mada udah punya pacar kali" ceplos gue dan gue lupa kalau di ruang yang sama ada Mas Gilang. "Mati gue, kan Mas Gilang belum tau kalau gue pacaran sama Damar. Aaaassseeeemmmlaaah." batin gue.
Mas Gilang mulai curiga, tatapan matanya yang tajam seakan membedah isi kepala gue dan mulai menjalari sistem syaraf gue. "Adek punya pacar? Kok Mas gak tau ya?" kata Mas Gilang. Gue cuma cengengesan aja. "Hhhhmmmm dua adek Mas mulai main rahasia rahasiaan ya" komentar Mas Gilang.
"Lah, salah Mas sendiri yang gak pernah di rumah" tepis gue. "Mas gak yakin kamu punya pacar. Yang ada pacar kamu minder karena kamu lebih cantik dari dia" celetuk Mas Gilang. Mbak Putri yang lagi minum langsung nyemburin minumannya gara gara denger omongan Mas Gilang.
"Hahahaha, kamu ini jahat banget Mas" kata Mbak Putri ke Mas Gilang. "Tapi emang bener loh dek, coba kamu lihat ini ya" kata Mas Gilang ke Mbak Putri sambil pegangin rambut gue yang panjang kayak ibu mau nguncir rambut anaknya. "Ya ampun, dek Mada cantik banget" komentar Mbak Putri. Muka gue semakin merah karena gue bener bener dibully.
Gue cuma bisa menghela nafas panjang tapi gue belum sakaratul maut ya, kan gue masih pengen dicium sama Damar lagi pake sirup rasa lain (haaaiiisssaaahhh gue mulai ngelantur).
"Adek udah punya pacar" kata gue dengan nada 2 oktaf lebih tinggi dari biasanya. Mas Gilang dan Mbak Putri kaget banget. "Sama orang tua gak boleh ngebentak ya adek" kata Mas Gilang sambil jitak kepala gue. "Aaaadduuhhhh, lagian sih Mas gak percayaan gitu" kata gue sambil usap kepala gue.
"Siapa nama pacar adek?" tanya Mas dengan alis naik sebelah. Sumpah nih orang kalau iseng kebangetan banget. "Namanya Nara" kata gue.
(Oke jangan pada nanya Nara itu siapa. Nara itu ya Damar, dari kata Narendra jadi gue singkat Nara. Lebih imut kan? Yang ada gue udah dijotos sama Damar kalau sampe gue panggil Nara beneran. Hahahaha. Oke balik ke awal, tujuan gue manggil Nara biar Mas Gilang gak curiga kalau pacar gue itu cowok ganteng dengan body atletis, perut kotak kotak, hidung mancung, berotot, pinter, berotot, murid teladan, berotot, otot lagi, otot lagi, otot lagi. Sumpah gue lagi mesum banget bayangin Damar telanjang dada kayak waktu itu. PPlllaaaaakkkk).
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Cinta, Mada
Teen FictionCerita ini mengisahkan gejolak gairah cinta remaja yang dibumbui dengan persahabatan dan humor (mungkin?). Kisah cinta Raden Mada Satria Wicaksana yang berasal dari keluarga ningrat (bangsawan) Jawa dengan Damar Narendra Prawira akan diwarnai dengan...