11

448 38 7
                                    

Author pov...

Sudah larut tapi mata jisoo enggan untuk menyelam kedasar mimpi, pikirannya masih berkelana entah kemana.

Krieekk....hingga suara pintu membuyarkan lamunannya, dia tidak menoleh karena sudah tau siapa yg ada di balik pintu itu.

Tak lama ia merasakan seseorang tidur di sampingnya, jisoo tidak memberikan reaksi apapun hingga lengan kurus itu melingkar di perutnya 
Entah kenapa emosinya tiba tiba mebludak

Brukkk...

Plak...

Tanpa aba aba Jisoo langsung mendorong Jennie dan menamparnya

"Tidak tau diri,dasar jalang  sudah kukatakan berapa kali ha!!! JANGAN SENTUH AKU!!" suara jisoo mengelegar, matanya melotot tajam seolah olah ia ingin menelan Jennie hidup hidup.

Jisoo menarik kasar tangan jennie dan mendorongnnya ke Pintu. Dengan tidak perasaan, Jisoo mendorong jennie layaknya hewan  menjijikkan

Blammm...  

jisoo membanting pintu sangat keras hingga foto yg tertempel di diding jatuh menimpa kaki Jennie.

"Argh.." rintih jennie memegan kakinya yg sudah berdarah.
Rasa ngilu dari beling yg tertancap di kakinya dan sakit yg luar biasa di tulang belakangnnya, ternyata tidak bisa membuat Jennie menangis

Mata Jennie berkaca kaca menatap pintu kamar jisoo, tatapannya menyuarakan kekecewaan dan luka pada hatinya

mencoba untuk berdiri dengan bantuan dingding, setelah berhasil jennie mulai berjalan.
Tiba tiba matanya kosong, tidak ada lagi suara rintihan yg keluar dari mulutnya, bahkan tangannya sudah tidak bertumpu lagi pada dingding.

Kini Jisoo sudah bersiap untuk tidur tapi ia merasa ada yg janggal, ini sudah 30 menit sejak kejadian ia mendorong Jennie.
Tapi ia tidak mendengar suara seseorang masuk ke kamarnya ataupun suara gaduh yg dilakukan gadis itu seperti biasa.

Jisoo mencoba untuk menutup mata tapi hatinya dan pikirannya terus berkompromi, ia gelisah saat kupingnnya tidak menangkap suara apa pun. Akhirnya dia memutuskan untuk bangun, egonya mengatakan bahwa ia hanya ingin minum.

Saat jisoo membuka pintu kamar. Ia terlebih dahulu ia melirik semua lorong entah apa yg ia cari
Hingga tak segaja kakinya menginjak pecahan kaca

"Stss..... aH.. "

Jisoo langsung terduduk dan memeriksa kakinya, buru buru ia mencabutnya dan meniup bekas tancapan beling tadi.

Matanya berkaca kaca hampir saja ia menangis, hingga samar samar ia mendengar suara ribut dari luar.
Karna yakin itu pasti Jennie, Jisoo langsung berdiri dan bergegas ke luar.
Entah kenapa hati jisoo berdegup kencang. Ia bahkan melupakan kakinya yg berdarah.

Mata jisoo menelisik seluruh halaman rumahnya, tapi ia tak menemukan sesuatu yg janggal di sana hingga matanya tertuju pada rumah Jennie.

BRAKK.....
BUGKK....

Jisoo berlari kencang, ia melewati taman kecil yg penuh dengan mawar sebagai pembatas rumah mereka.

Jisoo sudah tidak peduli dengan kakinya yg penuh dengan goresan  serta kakinya yg memar akibat berlari tampa pelindung di kakinya.
Yg ia pikirkan saat ini adalah Jennie.

Brak....
jisoo membanting pintu dan

DEG

Jantung jisoo seakan berhenti, kupingnnya mendadak tuli dan nafasnya tercekat.

"Je-jeniee" tanpa aba aba air mata jisoo turun, tangannya menutup mulutnya  untuk meredam tangisnya.

"Apa dia sudah mati?"

Seketika jisoo menengan di tempat
Ia tau suara siapa itu..

" kurasa sudah, aku membanting kepalanya dengan gucci kesayangan istrimu dan menjatuhkanya dari tangga tuan" kembali suara mengema dari atas

"  kerja bagus selanjutnya bakar rumah ini dan kau pergilah ke tempat yg jauh "

Jisoo berlari kebalik lemari hias saat suara itu mendekat

" anak yg malang " seorang pria berbadan tegap dan  sorot mata yg tajam  berhenti di dekat jennie.

Kakinya menginjak kepala jennie yg berlumuran darah.

"Sepatumu bisa kotor tuan" ucap seorang pria  dengan tubuh sedikit lebih tinggi dan memiliki baret di pipi yg sejak tadi ada di belakangnya

"Hah.. kau bisa membakarnya sekarang " pria itu pergi dan meninggalnkan jennie dengan pria yg memiliki baret tadi.

"Aku akan membakar mu nanti tapi aku ingin bersenang senang dulu" ucapnya dengan smrik.

Dan saat pria itu fokus dengan jennie.
Jisoo datang dari belakang dengan tongkat bisbol di tangannya, dia menemukannya di lemari hias tempat ia bersembunyi tadi.

Bug
Bug
Bug

Sekuat tenaga jisoo mengayunkan tongkanya tepat di kepala pria

"Argghh"suaranya mengema di seluruh ruangan hingga akhirnya ia terjatuh

" je-jennie" jisoo memangil, rasa sakit di ulu hatinya semakin menjadi jadi saat tubuh itu sudah kaku.

Bibir dan tubuh jisoo bergetar hebat.
" Ngak!!!! Kau tidak mati!! kau hanya Berpura pura untuk menarik perhatian ku kan!!!" Racau jisoo seraya menguncang tubuh jennie

" Jennie jawap aku SIALAN" Jisoo meraung sejadi jadian

Tangannya memeluk erat tubuh kaku Jennie, mencium setia inci dari wajah Jennie














"JENNIE-YAA" teriak jisoo









Jensoo🐻🐇Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang