Chapter 2

422 45 2
                                    

•••

Hari berganti pagi, orang-orang sudah memulai aktivitasnya seperti biasa. Tapi tidak bagi Giselle, gadis itu masih asik bergelung dengan selimutnya padahal sinar mentari sudah mulai menembus dibalik celah-celah gorden jendela apartemen miliknya.

Jika saja ponselnya tak berbunyi mungkin Giselle akan tetap pada posisinya, tidur yang seperti latihan mati sudah tidak ada bedanya.

Dengan mata yang masih enggan terbuka diraihnya ponsel di ujung nakas, menjawab panggilan dari siapapun itu.

"Hmmm..."

"Yaa... Kau belum bangun?! Ini sudah jam sembilan, kau tidur atau latihan mati yang benar saja!"

Teriakan nyaring di seberang sana berasal dari Karina, orang ini selalu sukses membuat Giselle kesal dengan menggunakan suaranya untuk berteriak. Dia cerewet sekali terutama pada Giselle, Karina selalu saja mengomel padanya.

"Sekali lagi kau berteriak aku akan benar-benar membunuhmu, lihat saja." Jawab Giselle dengan suara serak khas orang yang baru terbangun dari tidurnya.

"Haha... Simpan rencana pembunuhanmu nanti, sekarang cepatlah bersiap. Apa kau tak masuk kuliah hari ini? Aku dan Yeji sudah menunggumu dari tadi."

"Astaga kenapa tak bilang sejak awal?"

Tanpa menunggu jawaban dari Karina ia langsung memutuskan sambungan teleponnya. Giselle bangun, bergegas mandi, dan bersiap untuk berangkat ke kampus.

•••


Disisi lain terdapat Karina yang kesal karena Giselle memutus panggilan teleponnya secara sepihak.

"Uhh... Dasar seenaknya saja. Menyebalkan lihat saja nanti, aku tak akan bicara dengannya."

"Kenapa? Apa dia memutus sambungan teleponnya lagi?" Tanya Yeji sedikit mengejek.

"Kalau sudah tahu kenapa masih bertanya? Kau dan Giselle sama saja, sama-sama menyebalkan." Sungut Karina.

Yeji tertawa, "Aku memang menyebalkan tapi tak semenyebalkan Giselle. Lagipula kau seperti baru mengenalnya saja, Giselle memang begitu kan."

"Iya, tetap saja dia menyebalkan. Kau juga."

"Sudahlah ayo kita tunggu di kelas biar nanti Giselle menyusul." Tawar Yeji.

"Baiklah."

•••


Dalam perjalanan menuju kampusnya, Giselle teringat akan kejadian tadi malam yang membuatnya kesal sampai sekarang.

'Lihat saja aku akan membalasmu.'

Setibanya di area parkir kampus Universitas Yonsei, Giselle bergegas menuju kelas Departement Performing Arts tahun ketiga.

Bukan, itu bukan kelasnya. Giselle memang berada di Departement yang sama namun dirinya berada di tahun kedua. Dia ke sana karena ingin bertemu seseorang yang telah mengganggu pikirannya, tidak lebih tepatnya dia ingin menemui pria yang dengan kurang ajarnya mencoba mencium dirinya secara paksa tadi malam.

"Yaa.. Lee Jeno!"

Teriakan Giselle berhasil membuat orang-orang di sekitarnya ikut mengalihkan atensi ke arah Giselle berada.

Teriakan Giselle berhasil membuat orang-orang di sekitarnya ikut mengalihkan atensi ke arah Giselle berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy In Sin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang