Chapter 12

285 41 8
                                    

•••

Pemotretan tersebut berjalan lancar seperti biasa, kelima gadis itu kini tengah melihat-lihat hasil jepretan sang fotografer.

"Astaga lihatlah... Bukankah aku terlihat seksi menggunakan baju ini. Aku menyukainya, setelah resmi dirilis aku harus membelinya."

"Kau bisa membawa pulang baju ini jika suka Karina, ini juga berlaku untuk kalian." Ujar Winter.

Winter adalah putri dari pemilik brand baju yang tengah mereka kenakan, gadis itu seringkali mengundang Giselle, Karina, Ryujin juga Yeji untuk menghadiri acara fashion yang diadakan oleh perusahaan Ibunya.

"She's my girl... Tidak rugi aku berteman denganmu. Lain kali jika Ibumu meluncurkan design terbarunya jangan lupa hubungi kami."

"Apa aku pernah melupakan kalian Ryu?"

Ryujin tertawa, "Tidak sih."

"Kita belum berswafoto, ayo lakukan. Untuk kenangan."

Giselle mengangguk lalu mengeluarkan ponselnya, "Yeji benar, ayo berpose. Katakan Giselle cantik!"

Karina nyaris saja membeo kata yang diucapkan Giselle lalu memukul lengan gadis itu ketika tersadar, "Memang kau saja yang cantik."

Kelima gadis itu tertawa.

"Iya, iya aku tahu."

Sebuah foto yang memperlihatkan kelima gadis cantik bak putri kerajaan telah diambil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah foto yang memperlihatkan kelima gadis cantik bak putri kerajaan telah diambil. Giselle menunjukkan hasilnya pada mereka.

"Wah.. Ini keluar dengan baik, Giselle kirimkan ini padaku." Ujar Winter antusias.

"Kiriman pada kami juga," Sahut Ryujin yang mendapat anggukan kepala dari Giselle.

"Sudah aku kirimkan, kalau begitu aku akan ganti baju lalu pulang. Kasihan Jihoon sudah menunggu dari tadi."

Giselle meninggalkan keempat gadis itu menuju ruang tempatnya dirias tadi, belum sempat tangannya mencapai gagang pintu seseorang telah lebih dulu menahan lengannya.

"Ryujin, ada apa?"

"Kita perlu bicara."

"Katakan..."

"Jangan salah paham terhadapku."

"Apa maksudmu?"

"Jihoon. Aku sudah mengenalnya diawal semester, kami pernah belajar bersama. Aku menganggapnya sebagai teman tidak lebih begitu pula Jihoon, jadi jangan sampai kau salah paham terhadap kami."

"Ayolah Ryu... Aku tidak berpikir seperti itu."

"Tapi kau terlihat sangat kesal saat Jihoon bicara padaku."

"Aku tidak-"

"Kau terlihat cemburu."

"Benarkah?"

Ryujin terkekeh, "Aku belum pernah melihatmu begitu. Jaga Jihoon dengan hatimu dia pria yang baik, aku berani jamin."

Happy In Sin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang