Chapter 3

337 45 1
                                    

•••


Dalam perjalanan pulang menuju apartemennya, Giselle terbayang akan kejadian kemarin malam saat seorang pria menolongnya dari tindakan tak senonoh yang Jeno lakukan.

Sekelebat bayangan saat dia menabrak bahu seorang pria tadi siang pun ikut muncul dipikirannya.

Giselle menggelengkan kepala, "Apa yang kupikirkan?"

"Tapi dari postur tubuh... mereka mirip, atau hanya kebetulan saja? Sayang sekali aku tak melihat wajahnya, tunggu, jika dia si pria penolong itu kenapa dia ada di kampusku? Aghh..." Monolog Giselle bertanya-tanya.

Sesampainya di gedung apartemen, Giselle masuk ke unit miliknya. Melangkah gontai sambil menendang lepas sepatu hak-nya. Kemudian melempar surat panggilan orang tua untuk sidang komite kampus yang tadi diberikan oleh Jennie Ssaem bersama tumpukan surat panggilan lainnya di atas laci kamarnya.

Berjalan menuju dapur Giselle membuka pintu kulkas, dilihatnya tidak ada makanan apapun selain air mineral. Dia lupa untuk membeli persediaan makanan. Mau tidak mau Giselle harus pergi ke minimarket untuk belanja barang yang dia butuhkan.

"Hah... aku lapar... kenapa tidak ada makanan sama sekali?" Monolog Giselle.

Bergegas turun menuju basement apartemen, mengeluarkan mobil sport mewahnya dan langsung tancap gas menuju minimarket terdekat.

•••

Tiba di minimarket Giselle langsung memilih berbagai macam makanan cepat saji dari berbagai jenis roti, mie, ramen, ramyeon, camilan, apapun yang dapat dimakan ia masukan ke dalam troli belanjaannya.

Setelah membayar belanjaannya di kasir Giselle bergegas pergi. Tapi di luar minimarket seorang pria yang terlihat buru-buru sambil menggendong tas ransel di bahunya tak sengaja menabrak Giselle sehingga membuat Giselle dan barang belanjaannya terjatuh.

Merasa bersalah, pria tadi berbalik mengulurkan tangannya spontan membantu gadis yang tak sengaja ia tabrak untuk berdiri dan mengambil barang belanjaannya.

"Maaf aku tak sengaja." Ucap pria itu seraya memberikan barang belanjaan Giselle yang tadi ikut terjatuh, setelah itu pergi meninggalkan Giselle yang masih mematung di tempatnya.

"Hei... mau kemana kau!?" Teriak Giselle setelah sadar dari lamunannya, namun pria itu sudah lebih dulu pergi mengendarai motornya.

Tak ingin kehilangan jejak Giselle bergegas menuju mobilnya lalu mengendarainya dengan kecepatan tinggi.

"Kali ini aku tak akan kehilanganmu."

Giselle yakin kali ini. Pria tadi, dia adalah pria yang menolongnya waktu itu. Giselle ingat betul wajah serta postur tubuhnya meskipun sedikit samar kala itu.

Giselle terus membuntuti pria tadi hingga tiba di suatu tempat, tepatnya disebuah gedung kosong tak berpenghuni dengan pencahayaan yang temaram.

"Apa yang dilakukannya di tempat seperti ini?"

Giselle masuk mengikuti pria itu dari jarak yang terbilang cukup aman menurutnya. Memasuki ruangan lebih dalam terdengar suara sorak-sorai banyak orang.

Giselle tercengang dengan pemandangan di depannya sampai dia kehilangan jejak si pria.

Giselle tercengang dengan pemandangan di depannya sampai dia kehilangan jejak si pria

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy In Sin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang