Chapter 4

301 39 0
                                    

•••


Masih pada posisi tangan yang sedang memeluk Giselle tersebut, Jihoon dibuat bingung dengan respon Giselle yang mengalungkan tangannya pada leher Jihoon apalagi dengan kedua matanya yang mulai tertutup.

Jihoon hendak melepas pelukannya tadi namun diurungkan saat mendengar derap langkah kaki yang berjalan mendekat, Jihoon yakin itu langkah kaki para preman tadi sontak Jihoon mempererat pelukannya pada Giselle.

Hingga para preman itu berjalan melewatinya.

"Ahh... Sepertinya kita harus mencari wanita lain malam ini." Ujar salah satu dari mereka.

Mendengar ucapan itu membuat Giselle kembali menyunggingkan senyum, ditambah lagi dengan Jihoon yang mempererat pelukannya tadi membuat Giselle makin salah tingkah.

Jihoon kembali mengikis jarak sampai nafasnya terasa hangat menerpa wajah cantik Giselle. Memperhatikan kedua mata yang sedang tertutup itu, mendekatkan wajah ke samping kiri Giselle kemudian berbisik di telinganya.

"Kenapa menutup matamu?" Bisik Jihoon sembari melepas pelukannya.

Giselle yang sedari tadi memejamkan mata kini membuka matanya lebar-lebar seakan kedua bola mata itu bisa melompat keluar dari tempatnya. Dia kesal, jadi sejak tadi dirinya hanya dipermainkan begitu pikirnya.

Tak terima Giselle menarik tangan Jihoon yang tadinya hendak pergi dan segera mengalungkan tangannya ke leher Jihoon kembali.

"Kau pikir kau bisa pergi meninggalkanku begitu saja?"

"Apa yang kau lakukan? Lepas." Sergah Jihoon kesal.

"Niatku baik, awalnya aku mengikutimu jauh-jauh sampai kemari hanya untuk mengucapkan terima kasih padamu karena telah menolongku tempo hari. Tapi lihat, kau malah mempermainkan aku seperti wanita murahan..."

"Yang kau lakukan sekarang sama dengan sikap wanita murahan."

"Kau yang membuatku terlihat seperti itu, jadi jangan salahkan aku."

Giselle menyeringai memandang Jihoon yang menghela nafas.

"Sebenarnya apa yang kau inginkan?"

"Antarkan aku pulang."

Jihoon tersenyum miring mengejek, "Untuk apa, kau pikir siapa dirimu?"

"Aku? Orang, yang bisa membuatmu di keluarkan dari kampus. Mahasiswa Universitas Yonsei tidak diperbolehkan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan ilegal seperti ini kan? Nama baikmu bisa tercemar jika komite kampus tahu, karena aku punya kartu AS-mu sekarang..." Ujarnya, kembali menunjukkan sebuah potret yang diambilnya menggunakan ponsel tadi. Giselle bersyukur saat foto ini benar-benar berguna.

"Kau pasti pernah dengar kalau aku adalah Ratunya pembuat onar, bukan?" Lanjut Giselle yang membuat Jihoon melunturkan senyumnya.

Jihoon terus berfikir berusaha mencari alasan untuk bisa lepas dari jerat gadis gila ini. Tak sengaja netranya menangkap presensi sebuah mobil di ujung gang yang diyakininya sebagai mobil si gadis.

"Kau kemari membawa mobil bukan? Kenapa tidak pulang sendiri saja, kau akan meninggalkan mobil mewahmu itu di sini?" Ucap Jihoon mengalihkan, yang dalam hati berharap supaya Giselle tak jadi memintanya mengantarkan pulang.

"Siapa bilang aku akan meninggalkan mobilku di sini?"

"Ck... Jadi maksudmu kau bawa mobilmu dan aku harus mengikutimu dari belakang sampai kau tiba di rumahmu?"

Giselle menganggukkan kepala, "Tepat sekali, kau cepat tanggap juga rupanya."

Baiklah Jihoon menyerah ia tak punya pilihan, gadis ini membuat Jihoon tak memiliki pilihan.

Happy In Sin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang