Chapter 14

320 45 7
                                    

•••


Beberapa hari ini berlalu dengan canggung Jihoon mulai merasa bingung akan Giselle yang biasanya tidak bisa diam kali ini justru membisu tak bersuara, terhitung dua hari gadis itu hanya bicara seadanya. Apa gadis ini sudah kehilangan pita suaranya pikir Jihoon.

Setidaknya Jihoon bersyukur karena tak harus mendengar ocehan gadis ini sekarang, namun rasa bersalahnya pada Giselle tak ayal selalu dirasakannya.

Tiba di rooftop Jihoon duduk bersila seraya mengeluarkan beberapa buku materi serta laptopnya untuk mengerjakan tugas. Pun dengan Giselle yang ikut duduk berhadapan dengannya, gadis itu masih bungkam.

Hampir satu jam tak bersuara Jihoon mulai khawatir, gadis ini lebih menyeramkan saat hanya diam dengan tatapan tertuju padanya. Entah apa yang tengah dipikirkan olehnya saat ini.

Jihoon melambaikan tangan di depan wajah gadis tersebut membuatnya berkedip beberapa kali.

"Ada apa?" Tanyanya bingung.

"Harusnya aku yang bertanya."

"Eohhh... Aku baik-baik saja."

"Katakan, ada apa?"

Berpikir sejenak, "Jihoon... Minggu depan ulang tahun Ibuku, kau bisa ikut aku mengunjunginya?"

Jihoon mengangguk tak membantah permintaan gadis itu, dia sedikit iba melihat wajah sendu Giselle. Padahal biasanya gadis itu akan dengan sangat tidak sopannya mengoceh ribuan kali saat mengajaknya pergi kesuatu tempat pun dengan paksa. Tapi kali ini dia tak banyak bicara.

•••


Hari itu tiba, hari ulang tahun Ibu Giselle. Jihoon sudah dalam perjalanan menuju apartemen gadis itu. Ada berbagai pertanyaan yang kembali muncul dalam benak Jihoon.

Kenapa gadis itu tidak tinggal bersama orang tuanya dan memilih tinggal di apartemen besar seorang diri, dan apa arti dari tatapan sendunya kala itu apakah karena dia masih sedih dan kesal mengingat perlakuan dirinya pada gadis itu atau ada hal lain.

Berbagai pemikiran itu rasanya berkecamuk di kepala Jihoon hingga akhirnya pria itu menyadari dirinya mulai penasaran akan bagaimana kehidupan Giselle berlangsung.

Sampai di basement apartemen Giselle, Jihoon langsung menuju unit gadis itu untuk menjemputnya.

Saat hendak memencet bel, pintu itu lebih dulu terbuka memperlihatkan wujud gadis cantik-dengan gaun hitam selutut polos tanpa lengan yang memberi kesan elegant- sedang berdiri memegang sekotak kue serta sebuket bunga Lily di tangannya.

Jihoon mengambil alih barang yang dibawa gadis itu, membawakan menuju mobil.

"Aku tak tahu kau setampan ini menggunakan setelan jas, warna yang kau kenakan juga serasi dengan gaunku."

"Apa terlalu formal?"

Giselle menggeleng sembari tersenyum, "Tidak, kau terlihat keren."

Mereka sudah dalam mobil yang Jihoon kemudikan menuju tempat yang Giselle arahkan untuknya.

"Kenapa tidak pergi bersama temanmu dan kenapa malah mengajakku?"

"Aku tidak pernah mengajak siapapun, Karina dan Yeji saja tidak pernah aku ajak ke tempat Ibuku. Kau satu-satunya, dan alasan kenapa aku mengajakmu ya karena itu yang aku inginkan."

"Itu saja?"

"Eumm... Kau kan kekasihku jadi aku mau mengenalkan mu pada Ibuku."

"Tck jangan mulai."

Happy In Sin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang