EPILOG - KEMBALI KE RUMAH

3.1K 383 10
                                    

Jangan lupa vote, komen, dan share ke teman-teman kalian ya🦊
Tandain kalau ada typo.

EPILOG

|KEMBALI KE RUMAH|

Cahaya silau dari jendela membuat mata yang semula terpejam, terbuka perlahan dan berkedip beberapa kali karena berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk menusuk mata. Varischa mengamati sekitarnya setelah berhasil menyesuaikan pencahayaan. Ia kenal dan tahu persis tempat saat ini. Perlahan tubuhnya ia bawa bangkit, masih terus mengamati sekitar yang ternyata merupakan kamarnya sendiri.

Kemudian tatapan Varischa turun ke bawah, memperhatikan pakaian yang saat ini sedang ia pakai. Ini bukan gaun semerah darah seperti yang ia gunakan sebelumnya. Ini gaun biasa yang sering ia gunakan ketika berada di desa D'Forse. Keberadaannya bukan lagi di kerajaan D'Forse, melainkan di desa D'Forse. Di rumah peninggalan sang Ayah dan Ibu.

Varischa mencoba mengingat-ingat kejadian sebelum ia berakhir di kamarnya sendiri. Mulai dari malam ritual, D'Jino yang terbakar karena cahaya bulan, keputusan Raja Maizer yang membebaskan dirinya, dan berakhir ia dipulangkan ke dimensi Alzura, tempat tinggalnya yang asli. Namun, seingatnya, ia berada di balik gerbang Lentera setelah cahaya dari gerbang Lentera menghilang digantikan tembok batu. Lalu, mengapa ia bisa sampai ke kamarnya sendiri?

Sedang asik berpikir, kegaduhan di luar sana mengalihkan pikiran Varischa sebelumnya. Suara teriakan sang Ibu tiri yang memanggil-manggil namanya membuat jantung Varischa berdegup kencang. Kali ini ia pasti akan dimarahi. Sebulan sudah ia pergi dari rumah, dan pasti sang Ibu akan memukul kepalanya.

"Varischa! Varischa! Dasar anak tukang tidur. Keluarlah!"

"I-iya Ibu." Buru-buru Varischa menghampiri sang Ibu yang saat itu sedang berada di dapur dengan beberapa keranjang rotan yang terletak di atas pantri dapur.

"Ini! Cucikan semua bahan makanan di sungai! Sampai bersih! Jangan pulang sebelum semuanya tercuci bersih. Sebentar lagi musim dingin, kita harus menyimpan banyak bahan makanan," kata Amante sembari menyerahkan 3 keranjang rotan pada Varischa. Isinya berupa sayuran, buah-buahan, dan sejenis umbi-umbian.

Si rambut oren menerimanya dengan raut wajah yang sedikit enggan. Padahal ia baru saja kembali dari petualangan yang seru.

"Ibu."

"Apa?!" jawab Amante tidak ramah.

"Kau tidak bertanya aku pergi kemana selama sebulan ini?"

Baik Amante dan Armuni yang sedang makan lahap di meja makan, terdiam mendengar penuturan Varischa. Kedua anak dan Ibu tersebut saling pandang, dan selanjutnya tawa mereka meledak ke seisi rumah.

"Apa yang kau katakan Varischa? Apa kau masih berada di alam mimpi?" ledek Armuni.

Varischa sendiri juga bingung. Kenapa reaksi mereka malah seperti itu?

"Aku tahu kau baru bangun tidur, nak. Jangan membual seperti itu," decak Amante. Ia melangkah menghampiri putri kandungnya, Armuni. Namun, perkataan lanjutan yang dilontarkan Varischa berhasil membuat tawa Armuni dan Amante kembali meledak.

"Tapi benar, Bu. Aku sudah pergi selama sebulan ke sebuah kerajaan. Dan kerajaan itu ternyata diisi oleh leluhur kita yang hilang selama 500 tahun. Mereka semua terjebak di dalam ilusi dimensi Azra."

(Seri 1) D'FORSE | ETERNAL KINGDOM (TAMAT)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang