1. Akad Nikah

4.9K 937 71
                                    

Katya yakin ia tengah bermimpi sekarang ini. Ketika melihat Alexander Dananjaya menjabat tangan wali hakim dan menyebut namanya, mengucap kalimat ijab kabul dengan suara lantang dalam satu tarikan napas dan nada yang terlalu merdu. Salah satu suara yang menggetarkan hingga ke dadanya.

Ketika kata 'sah' menggema di hall hotel pagi ini, setetes bulir air mata lolos dari sudut mata Katya. Ada banyak perasaan yang menyesaki dadanya, namun yang pasti ia merasa sangat bahagia.

Setelah bacaan do'a selesai, Katya menoleh ke arah Alex yang mengulas senyum tipis dan mengulurkan tangan padanya. Katya menyambut jabatan tangan lelaki itu dengan sedikit gemetar lalu mengecupnya. 

Hal berikutnya yang Alex lakukan adalah mengecup keningnya, begitu lama. Membuat setetes bulir air mata lainnya lolos dari sudut mata Katya, merasakan keharuan itu meluap dari dadanya.

Lalu, ingatan tentang beberapa saat sebelum acara akad ini berlangsung, membayang di benaknya.

"Katya, ini bukan waktunya bercanda!" bentak Alex dengan suara cukup keras setelah mendengar ajakan menikah dari Katya. Perempuan muda itu mengatakan jika ia akan menjadi pengantin pengganti. Lelucon macam apa lagi, ini.

Katya bertahan memandang Alex, tidak tergoyahkan, meski jelas, ia merasakan sedikit sengatan tidak nyaman di dadanya saat Alex membentaknya barusan. "Katya enggak bercanda, Om," ucapnya penuh keyakinan.

"Kamu sadar apa yang kamu katakan?" tanya Alex, memandang sosok perempuan muda yang berlutut di hadapannya dengan berbagai macam perasaan. 

Dia baru saja mendapat kabar jika calon istrinya melarikan diri, beberapa saat sebelum akad nikah mereka berlangsung. Dan sekarang, ia mendapati keponakan manis yang selalu ia jaga sepenuh hati menawarkan diri untuk menikah dengannya.

Apakah ada yang lebih lelucon dari ini?

Tidak, sepertinya. Hanya Alex yang mengalami.

Katya menarik napas panjang dan menghelanya begitu pelan. Dia tahu, memang respon seperti ini yang akan Alex berikan. Justru akan sangat mengherankan jika lelaki itu langsung menyetujui penawarannya menjadi pengantin pengganti. "Katya hanya berusaha memberi solusi untuk kekacauan pagi ini."

"Itu bukan solusi, justru memperkeruh keadaan." Alex menimpali. Penawaran dari Katya sangat tidak masuk akal untuknya. 

"Ini hanya pernikahan kontrak, pernikahan bisnis pada umumnya, Om." Katya tidak ingin kalah, dia memang harus segila ini karena berani mengambil langkah awal untuk melamar Alex. 

Di dalam kepalanya, jika bisa menjadi istri Alex meski hanya untuk satu hari, maka Katya akan melakukannya, bagaimana pun caranya. Dan ketika kesempatan itu terbentang begitu lebar di hadapannya, ia berusaha tidak melewatkannya sedikit pun.

Anggap ia memang gila. 

Sejak ia tahu ia jatuh cinta pada Om-nya sendiri, sejak itu, ia memang sudah kehilangan kewarasannya.

Alex membuang tatapannya ke samping. "Keluar sekarang, Katya. Enggak ada gunanya kamu bicara." Mendengar semua ucapan melantur Katya, hanya menambah pening di kepalanya semakin menyebar. Menyiksanya.

Katya menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia tidak akan beranjak sedikit pun sebelum Alex benar-benar menerima lamarannya. Kesempatan dan keberanian yang ia miliki kali ini mungkin tidak akan pernah ia dapatkan lagi di kemudian hari.

Dan kalau pada akhirnya Alex sungguhan menolak dirinya, maka cinta untuk lelaki itu memang tidak bisa diselamatkan lagi. 

"Om Alex, tolong dengarkan Katya dulu. Katya melakukannya bukan hanya ingin membantu Om Alex, tapi juga untuk perusahaan."

Honey DarlingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang