2. Awal yang buruk
Suara tamparan yang terayun keras menggema di ruang tunggu pengantin laki-laki. Alex merasakan pipi kirinya seperti tersengat, menjalarkan panas. Bahkan ia cukup yakin jika sudut bibirnya robek karena hantaman keras itu.
"Kamu gila, Alex!" seru Fardi, lelaki berusia kepala lima yang masih tampak gagah meski sebagian helai rambutnya memutih.
"Bapak, aku bisa jelaskan," lirih Alex, seraya menatap sang ayah yang masih diliputi amarah.
Fardi mengedikkan dagunya, menantang. "Jelaskan yang seperti apa? Kamu bilang ingin menyelesaikan masalahmu pagi ini. Tapi apa, kamu malah membuat masalah lain."
Alex menghela napas begitu berat. Dia diseret oleh sang ayah untuk bicara secara pribadi setelah akad nikahnya dengan Katya usai. Dan di sinilah Fardi memilih tempat agar tidak ada yang bisa mencampuri urusan mereka.
Di ruangan itu tidak hanya diisi Alex dan Fardi saja, melainkan ada Kurnia, ibunda Alex yang sedari tadi sudah mengarahkan tatapan penuh kekecewaan padanya, tidak ada lagi tatapan hangat penuh kasih sayang yang tertinggal di bola mata cokelat kehitaman itu. Malahan, Alex menemukan jika bola mata itu kini berselaput bening, siap untuk tumpah kapan saja.
Alex sadar dia telah mengecewakan kedua orang tuanya. Karena keputusan amat gegabah yang ia ambil pagi ini.
"Kamu diberi mandat oleh Sena untuk menjaga Katya, bukan menikahinya." Fardi kembali berucap masih dengan nada lantang penuh kemarahan. "Bapak dan Ibu sangat kecewa padamu Alex. Bagaimana bisa kamu mengorbankan Katya hanya untuk menyelamatkan nama baikmu sendiri."
Alex tertunduk lesu, menerima dengan hati lapang semua amarah yang orang tuanya luapkan. Dia memang cukup pantas untuk mendapatkan semua kemarahan. Karena pikiran pendek yang entah datang dari mana, hingga dia begitu berani melangsungkan akad nikah dengan Katya.
Dan, ya, seperti yang ayahnya katakan, dia seharusnya menjaga Katya, bukan memanfaatkan perempuan itu untuk kepentingannya sendiri.
Demi apa pun, ia telah merawat dan mengasihi Katya sejak remaja, seperti saudarinya sendiri. Namun, ketika perempuan itu dewasa, dengan sembrononya, Alex malah mengikatnya dalam sebuah pernikahan penuh kepalsuan. Hanya untuk kepentingannya sendiri.
Seperti yang ayahnya katakan, pernikahan ini memang hanya untuk menyelamatkan nama baiknya. Katya tidak mendapat keuntungan apa pun dalam kesepakatan yang dia buat pagi ini.
"Ada banyak cara lain bagimu untuk menyelesaikan masalah yang perempuan itu lakukan. Bapak benar-benar enggak habis pikir, kenapa kamu bisa seberani ini?" Fardi membuang napasnya kasar, sekali lagi. Lalu mengiringinya dengan kepala menggeleng pelan. "Kalau sudah seperti ini apa yang harus kita lakukan?"
Satu tanya itu berdenging di kepala Alex. Benar, apa yang akan ia dan Katya lakukan setelah ini?
Pada akhirnya, yang bisa Alex lakukan pagi ini untuk bisa meredam semua amarah orang tuanya, dan agar tidak membuat kegaduhan lebih banyak lagi, Alex mengakui kesalahan.
"Aku memang bersalah."
Tapi, Fardi tidak ingin menyudahi amarahnya dengan cepat. "Kalau kamu sadar kamu bersalah, lalu kenapa kamu melanjutkan rencana bodoh itu?"
Alex berkedip pelan, entah sudah berapa kali ia menghela napas hanya untuk sedikit mengurai sesak di dadanya, meski tetap saja, ada yang mengganjal di dadanya. "Aku minta maaf, Bapak, Ibu," lirih Alex.
Bagaimana pun ia cukup sadar, mengemukakan alasan dan pembelaan apa pun untuk dirinya sendiri sekarang, tidak akan cukup berguna. Bagi Ayah dan Ibunya, ia tetaplah salah. Meski, ya, Alex tidak memungkiri itu. Dia memang bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Honey Darling
Romance"Setiap gadis mendambakan kisah cinta yang begitu indah. Aku pun sama. Meski pada akhirnya hanya sepi yang selama ini harus kuterima." Katya Diantha pulang ke Indonesia hanya untuk mendapatkan satu kejutan bahwa lelaki yang ia cintai akan segera me...