8. Tentang Perceraian
Katya sedang duduk santai di depan meja bar dan tengah menikmati segelas jus alpukat yang baru dibuatnya, ketika samar-samar dia mendengar obrolan dari ruang tamu. Itu suara Alex. Lelaki itu baru saja pulang bekerja.
Dengan gerak cepat, Katya menggenggam jus alpukatnya dan turun dari kursi. Langkahnya terayun ringan dan lincah menuju kamarnya. Sejak hari di mana ia mengaku pada Alex habis main ke kelab malam, Katya memilih untuk menjaga jarak pada Alex. Ini sudah terhitung tiga hari sejak malam itu.
Inginnya Katya sih, biar kalau minim obrolan, Alex akan merindukannya. Eh, tapi ternyata hanya Katya seorang yang dibuat sakit karena rindu. Alex tampak sangat biasa. Berangkat dan pulang kerja dengan penuh semangat.
Sepertinya rencananya untuk tarik ulur dengan Alex benar-benar gagal total.
Atau benar seperti dugaannya, Alex dan Selena sudah kembali bersama.
Yah, pokoknya, apa pun itu, Katya baru akan berbaikan dengan Alex kalau lelaki itu yang membujuknya.
Sayangnya, langkah cekatan Katya tidak lebih cepat dari kehadiran Alex. Mereka bertemu di depan anak tangga.
"Katya," panggil Alex. "Om belikan donat—"
"Aku enggak lapar," sambar Katya, memotong ucapan Alex. Tanpa repot-repot melirik ke arah barang bawaan Alex, dia segera membuang tatapan dan segera mengayun langkah menaiki anak tangga.
"Kamu marah sama Om?" tanya Alex. Bertahan di anak tangga terbawah dengan terus menatap Katya yang menjauh darinya.
"Katya sibuk. Mau masuk kamar."
Mendengar jawaban ketus dari Katya, yang Alex lakukan hanyalah menghela napas begitu pelan. Gadis itu memanglah masih sama seperti dulu, yang sedikit-sedikit hobi ngambek. "Kamu menghindar dari Om lagi."
Di anak tangga teratas, Katya menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Alex. Bibirnya sudah membuka ingin mengatakan kalimat balasan, namun ia urungkan. Dia memilih pergi tanpa kata, hingga seruan dari Alex kembali menyapa gendang telinganya. "Bicara sama Om kalau kamu sudah enggak ngambek."
Tidak ada balasan dari Katya membuat Alex dengan cepat meluruhkan bahunya, begitu lelah. Tadinya, ia sudah begitu bersemangat karena pulang sore, dan membelikan donat kesukaan Katya. Namun sambutan yang Katya berikan masih sekesal itu.
Alex sendiri tidak cukup memahami, apa yang salah dari dirinya, hingga membuat Katya menjaga jarak seperti ini.
Apakah hanya karena ia meminta Katya untuk menunggunya di restoran, sedangkan ia dan Selena bicara. Atau karena dia yang menanyakan perihal Katya yang bermain ke kelab.
Tidak diragukan, Katya memang sudah cukup dewasa untuk bisa keluar masuk ke kelab.
Tapi bagi Alex, gadis itu tetaplah gadis kecil di matanya, yang harus selalu ia perhatikan dan berada di dalam jangkauannya.
Pada akhirnya, yang bisa Alex lakukan sekali lagi adalah membiarkan Katya dengan pilihannya sendiri.
Dia kemudian berjalan ke arah dapur dan meletakkan kotak donat bawaaannya ke atas meja bar. Di meja itu, ia menemukan piring kecil berisi potongan kue yang sudah berkurang.
"Bibi, seharian ini Katya di rumah?" tanya Alex pada Bibi Welas yang mengurus rumah ini sejak Katya masih kanak-kanak. Ya, sudah sekian lama. Bahkan lebih lama Bibi Welas yang tinggal di sini, daripada dirinya.
"Non Katya sempat keluar siang tadi Den," sahut Bibi Welas lirih.
Sebelah alis Alex terangkat naik. "Dia bilang, dia pergi ke mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Honey Darling
Romance"Setiap gadis mendambakan kisah cinta yang begitu indah. Aku pun sama. Meski pada akhirnya hanya sepi yang selama ini harus kuterima." Katya Diantha pulang ke Indonesia hanya untuk mendapatkan satu kejutan bahwa lelaki yang ia cintai akan segera me...