014. -Membawa Dendam

93 9 0
                                    

"Jadi lo udah tau, nama gue?" Gia
bertanya lagi.

Xavella diam, tak bersuara ataupun tak berkutik. Malas baginya untuk membalas pertanyaan itu.

"Jadi, lo udah tau dong, kalau
gue itu pacarnya Arjuna." cetus Gia.

"Lo nanya, hal yang nggak penting sama sekali." Xavella menjawab.

"Penting dong!" Gia menjeda beberapa detik ucapannya, kemudian menyambungkan. "Lo harus tau, kalau Arjuna itu udah punya pacar!"

"Ck." decak Xavella jenuh.

"Nggak tahu diri banget lo, deketin pacar orang! Lo kekurangan stok cowok, atau gimana?" ucap Gia.

"Dasar murahan." lanjut Gia.

Plak!

Secara kasarnya, Xavella mendaratkan tamparannya pada pipi Gia begitu saja. Membuat Gia memegangi pipinya yang kerasa panas akibat tamparan itu.

"Menjaga ucapan itu penting." peringat Xavella.

"Jangan kan jaga mulutnya, Vel. Jaga adabnya aja, dia nggak bisa." timpal Rindu sudah sangat geram pada Gia.

Gia menurunkan tangannya yang tadi menyentuh pipinya. Seluruh kebencian yang ia punya, terkumpulkan di dalam kedua bola matanya. "Berani, lo tampar gue!" geram Gia memelototi Xavella.

"Lo harus gue kasi—" baru saja Gia ingin berkata lagi, ucapannya terputus begitu saja, kala ada yang menimbrung diantara ketiganya.

"Gia?!" seru seseorang itu. Dapat dipastikan dia adalah lelaki yang sedang bernafas di muka bumi ini.

Remaja laki-laki itu mendekat ke arah Gia, Rindu, juga Xavella semakin dekat, sampai tibalah dia berdiri di samping Gia, mengedepankan Rindu, juga Xavella.

"Hai, Na.." Gia menyapa Arjuna, yang
tadi memanggil namanya. Na, adalah panggilan yang diberikan Gia pada Arjuna sewaktu itu.

"Lo pindah ke sini?" Arjuna bertanya pada
Gia. Pandangan matanya terkunci pada
sosok gadis itu.

Gia menganggukan kepalanya pelan,
dan menjawab. "Iya,"

"Setelah hilang berhari-hari, kenapa, lo muncul lagi sebagai murid baru, di sekolah ini?" tanya Arjuna kembali.

Sedikit kisah, awal mulanya hubungan Gia, juga Arjuna merenggang...itu karena, adanya kesalahpahaman di antara keduanya. Ini masih berhubungan dengan kematian dari sang kakak tercinta Gia, yaitu Shargy. Karena masalah itulah, yang akhirnya membuat Gia, memutuskan untuk menghilang beberapa bulan, dari Arjuna, bahkan juga dari SMA Kejora Bangsa. Sampai akhirnya, sekolah itu mengeluarkan Gia, karena alfa yang melebihi batas.

Kembali lagi ke awal tadi.

"Kenapa, Na? Lo nggak suka,
ya, gue pindah?" tanya Gia penuh dramatis.

Arjuna menggeleng kecil. "Suka,"

Jawaban Arjuna membuat Gia tersenyum puas, Gia yang berada di samping Arjuna itu pun lalu menyadarkan dirinya di pundak laki-laki itu, kemudian bergandeng lengan atas.

"Gue kan mau ketemu pacar gue, apa
.itu salah?" Gia cemberut.

"Gia, lepas dulu!" pinta Arjuna, tidak tahu mengapa, sikap manja Gia ini kurang disukai oleh Arjuna.

Gia pun melepaskan gandengannya. Gadis ini kembali berdiri sempurna seraya menatap kesal Arjuna. Memang, Arjuna sering tidak suka rangkul-rangkulan sama Gia. Dan biasanya Gia akan paham itu. Tapi kali ini, Gia sedikit merasakan kesal, entah mengapa.

"Kenapa sih lo gak mau dideketin gue? Oh gue tahu, pasti ini karena Xavella kan?" Gia mengalihkan pandanganya pada Xavella, lalu kembali lagi, menatap jengkel Arjuna.

Bad BelovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang