Kesembilan

2.8K 89 3
                                    

Jessica milla pou.

Akupun menggendong keilla.Anak pertamaku.Kini ia tengah belajar berbicara.Jujur,aku lelah mengurus kedua anakku yang masih kecil.Namun ini semua sudah kewajibanku.Akupun bermain main dengan keilla.Semenjak aku melahirkan maudy,aku sangat jarang bermain dengan keilla.Aku tidak sabar melihat kedua anakku tumbuh menjadi gadis remaja.Tak lama kemudian,keilla menangis,aku yakin ia lapar.Akupun membuatkannya semangkuk bubur.Yah,aku jarang makan diluar.Aku lebih baik makan dirumah.Setelah aku memasak bubur,akupun menyuapi keilla.Dan pada akhirnya,iapun tertidur.Akupun membawanya ke kasur.Dan membaringkannya.Sekarang waktunya aku dan maudy.Aku menggendong maudy dan menyanyikan sebuah lagu.Yak,aku ingin keilla menjadi dokter/pengacara/pengusaha.Sedangkan maudy,aku ingin menjadikannya sebagai penyanyi.Aku akan berusaha sekuat tenaga untuk mereka.Akupun menidurkan maudy ditempatnya sebentar untuk mengambil minum.Ketika aku kembali,akupun menggendong maudy.Namun mengapa Ia tidak bergerak?Akupun mengecek nafasnya.Astaga,nafasnya sangat lemah.Akupun memanggil kevin."Vin,maudy cin,maudy"teriakku panik.Kevin pun datang."Ada apa ini?"tanyanya."Maudy...nafas maudy melemah"ucap ku sambil menangis.Aku takut jika ia knapa kenapa."Ayo,kita kerumah sakit"ucap kevin.Lalu kami menelfon prilly untuk menjaga keilla.Kami pun segera menuju rumah sakit.

-rumah sakit-

Aku membawanya keruangan UGD.Dokterpun masuk untuk mengecek maudy.Aku menangis sejadi jadinya.Bagaimana tidak,aku baru 3 bulan bersama maudy.Aku masih blom sanggup jika harus kehilangan maudy.Dokterpun keluar,lalu membawaku keruangannya."Bu,dengan berat hati,saya memvonis bahwa maudy menderita Asma yang cukup parah."ucap sang dokter."Apa?Bagaimana bisa?"ucapku tidak percaya."Yah bisa saja bu,mungkin sejak dikandungan sudah menderita Asma,namun baru diketahui sekarang."ucap sang dokter yang sedang menjelaskan.Aku dan kevinpun keluar dari ruangan itu.Aku langsung masuk keruang Maudy."Maafin mommy dy,mommy engga jagain kamu bener bener"ucapku sambil menangis."Cepet sembuh yah dy,mommy kangen kamu."lanjutku sambil memegang tangan maudy,lalu mencium punggung tangganya.Kevin hanya melihatku.Aku tahu,kevin sangat terpukul.Namun Ia tidak ingin menunjukkannya di depanku."Aku ke toilet ya"ucapnya sambil membuka pintu.Akupun terus menemani maudy.Tiba tiba saja saat dokter datang untuk mengecek.Aku mendapat hasil yang sangat buruk.Maudy koma.Akupun sangat terpukul.Saat kevin datang aku menceritakan segalanya."Vin,maudy,maudy vin."ucapku yang tidak sangguo mengatakannya.Iapun menarikku kedalam pelukannya."Maudy knapa?"tanyanya sambil mengelus rambutku."Maudy koma."ucapku dengan airmata yang semakin deras keluar dari mataku.Kevin shock.Iapun mencoba menenangkan Milla.Akupun langsung berlari keluar dari ruangan maudy.Akupun menangisi semua yang telah terjadi.

Hari ke 10.

Aku tetap menunggu maudy.Akupun melihat kalender.Sudah sepuluh hari maudy koma.Saat aku melihat jemari maudy,tiba tiba saja salah satu jemari maudy bergerak.Akupun langsung memanggil dokter.Tiba tiba saja raut wajah sang dokter seperti raut wajah sedih."Kenapa dok?"tanyaku panik."Tadi,hanya gerakan terakhir maudy bu."Ucap sang dokter."Terakhir?Maksud dokter apa?"Ucap ku yang semakin panik."Maudy telah meninggal bu"ucap sang dokter."Apa dok?Engga mungkin"Ucapku yang seketika terjatuh.Kevin pun membangunkanku dan langsung memelukku.Aku langsung melepaskan pelukan kevin,lalu aku langsung memeluk maudy."Kamu ikhlasin aja mil"ucap kevin sambil mengelus punggungku.Akupun mengabaikan perkataan kevin.Aku trus memeluk maudy.Aku belum sanggup kehilangan maudy.Namun yah benar,aku harus mengiklaskan kepergian maudy.

Kevin Milla familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang