🦊Eps. 9

10.7K 553 64
                                    

🦊 BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA 🦊
Spam komen juseyoo..

❃ Typo bertebaran, selamat membaca ❃

❃ Typo bertebaran, selamat membaca ❃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue mau cium lo, boleh nggak?"

Ara menelan ludahnya gugup, "A-aphmph"

Gadis Kim itu refleks meremas bagian depan kemeja Renjun ketika lelaki itu mempertemukan bibir mereka dengan tiba-tiba, hanya menempel tidak lebih tapi berhasil membuat jantung Ara seakan melompat keluar dari tubuhnya.

Detik kelima Renjun menjauhkan wajahnya, lelaki itu tersenyum miring mendapati Ara yang mematung. Tangan Renjun terulur naik mengusap lembut pipi gadis itu membuat Ara tersadar dan mendongak menatap Renjun.

Pandangan keduanya kembali beradu, tatapan Ara lalu fokus pada bibir merah Renjun yang tadi bersentuhan dengan bibirnya. Renjun tak kuasa menahan diri untuk tidak tertawa karena raut wajah bingung gadis di depannya.

Sambil menghela napas pemuda itu mundur untuk menjauahkan tubuhnya dari Ara "Sana masuk kamar kalau lo nggak mau ketahuan sama Yuna" Kata Renjun lalu meninggalkan gadis cantik itu sendirian.

Ara menyentuh bibirnya lalu dadanya yang masih berdetak tapi tak sekencang ketika bersama Renjun tadi. "Gue tadi nggak kena hipnotis lagi kan?" Gunamnya.

🦊🦊

Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam tapi sama seperti empat jam lalu Ara belum keluar dari kamarnya tentu karena keberadaan Yuna di dalam rumah tersebut.

Ia bahkan rela menahan buang air dan belum mandi karena si Huang sialan Renjun itu mengerjakan tugas di ruang tengah bukan di ruang tamu. Ketukan pada pintu kamarnya membuat Ara berjalan malas ke arah pintu.

"Apa?" Ketus Ara padahal gadis Kim itu susah payah menahan rasa gugupnya bertemu dengan Renjun karena ciuman tadi sore.

"Gue mau ke mini market, lo nggak mau nitip sesuatu?" Tanya Renjun.

Ara hanya diam tidak menjawab, dia bingung dengan Renjun yang tiba-tiba perhatian dan tumben sekali ia berbicara dengan tenang seperti ini tanpa ada nada ketus yang mengiringi.

"Heh gue nanya!"

Ara tersadar ketika jari telunjuk Renjun menoyor dahinya membuat Ara berdengus kesal, ia menyesal karena memuji Renjun tadi. Huang Renjun tidak akan berubah, dia adalah laki-laki kasar, brengsek, mesum tapi sialnya tampan yang pernah Ara kenal.

"Gue ikut"

Di kata itu keluar dari mulut Ara, ia masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil jaket dan uang lalu kembali pada Renjun yang menunggunya di depan pintu kamar. Dua sejoli itu akhirnya untuk pertama kalinya keluar bersama.

My Handsome Chairmate  》Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang