Bersiap-siap

123 9 0
                                    

"Kawaturih dan selendang hijau ya," Kata Yudha saat mendengarkan cerita Nur.

Agak malam Nur menceritakan semua hal yang terjadi saat Yudha tidak sadarkan diri, mulai dari Bima dan Ayu, Widya yang semakin sering diganggu dan juga beberapa hal lain. Yudha mulai menyambungkan benang merah antara apa yang di beritahukan jiwa Zirahnya dengan apa yang terjadi. Sepertinya Penari itu sudah mulai melancarkan rencananya untuk mendapatkan Widya.

"Iya mas, Kawaturih dan selendang itu sudah aku ambil dan aku yang simpan," Kata Nur.

"Begitu? Kamu nggak papa kan memegang dua benda itu?" Tanya Yudha.

"Aku nggak papa Mas, Mas Yud itu, apa sudah tidak apa-apa?" Nur khawatir.

"Nggak papa, aku sudah nggak papa, berkat kamu yang selalu ingat menghidupkan lentera itu di dekatku," Kata Yudha. "Ya sudah, lebih baik kalau aku bersiap-siap," Lanjut Yudha sembari berdiri.

"Bersiap-siap?" Nur bingun.

"Sepertinya, malam ini akan jadi malam yang sangat panjang," Setelah bilang begitu, Yudha kemudian berjalan masuk ke dalam posko.

Di ruang tamu hanya ada Ayu yang sedang duduk diam seperti memikirkan sesuatu, Anton dan Wahyu ada di kamar begitu pula dengan Widya dan Bima. Yudha mendekati Ayu, dia duduk di sebelahnya. Ayu yang tegang itu lalu memandang Yudha dengan tatapan yang aneh, seperti tatapan minta tolong.

"Kamu mikirin apa Yu? Kelihatan tegang tuh," Kata Yudha. "Aku jadi inget waktu kamu pertama kali masuk Mapala, wajah mu setegang itu waktu dibentak," Yudha berusaha mencairkan suasana.

Ayu kemudian sedikit tersenyum, dia tertawa kecil mengingat kejadian itu. Dulu mereka berempat, Wahyu, Anton, Yudha dan Ayu pertama kali saling mengenal lewat organisasi Mapala. Karena Wahyu, Anton dan Yudha sebenarnya jauh lebih senior daripada Ayu, mereka lalu memplonco Ayu dan teman-teman seangkatannya waktu itu.

"Iya, habis dulu Mas Yudha wajahnya seram, udah hitam serem lagi," Balas Ayu sembari tertawa kecil.

"Iya, dan sekarang seramku itu sudah terwariskan ke kamu," Kata Yudha sembari tertawa.

"Kok gitu mas?" Ayu tidak setuju.

"Iya, habis sekarang angkatan bawah pada takut sama kamu semua gitu," Goda Yudha.

Ayu memukul gemas pundak Yudha, tanda kalau dia tidak setuju dengan perkataan Yudha itu. Nur yang menyusul Yudha masuk ke dalam lalu memilih langsung pergi ke kamar, membiarkan Yudha bersama dengan Ayu.

"Mas, aku takut," Tiba-tiba Ayu bilang begitu di sela obrolan ringan mereka.

"Takut apa?" Tanya Yudha.

"Beberapa kali aku mimpi bertemu dengan perempuan tua, wajahnya seram," Kata Ayu. "Aku.... Aku takut," Ayu tidak bisa menjelaskan situasinya pada Yudha.

Yudhalalu menggengam tangan Ayu dengan lembut, pandangan mereka lalu bertemu. Yudhaseakan bilang ke Ayu untuk jangan khawatir, Ayu menggengam tangan Yudha dengankuat. Mata Ayu lalu mulai sembab dan mulai meneteskan air mata

Mahasiswa Ketujuh KKN di Desa PenariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang