Menunggunya lagi

2.4K 232 24
                                    

"Lo ngapain di perpus kemarin?"

"Lo tau?"

"Tau, mana mungkin lo ada janji sama orang lain. Bokap lo aja jarang balik dan lo gak punya temen selain kita" Yuda ikut duduk disamping Jero dan meletakan tasnya dimeja.

Jero yang sedikit terganggu, akhirnya menutup kembali buku paket yang sedang ia baca.

"Gue lebih milih belajar"

"Daripada liat Talia ya?"

"Hmm" Jero mengangguk. Ia mengeluarkan notes miliknya, lalu membuka tulisannya kemarin.

"Wuih siapa nih? Alleina Nala Shawnee.."

"Temenin gue cari dia Yud"

"Tiba-tiba?" Mata Yuda membola mendengarnya. Baru kali ini seorang Jero meminta bantuannya?

"Kalo gak mau ya udah"

"Siap! Gue bantuin. Sekolah dimana?"

"International High School"

"Punya Wenda dong.."

Kini Jero yang terkejut mendengarnya. Ia lupa bahwa tunangan Yuda juga bersekolah disana karena dia keturunan China.

"Coba lo hubungin Wenda"

"Bentar"

Jero ikut menyaksikan Yuda yang sedang mengirim pesan pada Wenda.

Tadi malam penuh, Jero memikirkan Nala. Gadis itu menganggu pikirannya. Itu sebabnya Jero ingin sekali bertemu Nala.

Mungkinkah Nala sudah menarik perhatian Jero?

●●●

"Bro!" Johnny menepuk pundak Jero yang sedang sibuk memakan makan siangnya di kafetaria.

"Ya?"

"Talia suka gue gak ya?"

"Kenapa gak coba lo ungkapin sendiri"

"Gue takut. Sebagai temen masa kecilnya, masa lo gak tau tipe idaman Talia?"

"Gue gak tau apa-apa" jawabnya singkat. Jero memang tak terlalu suka topik tentang seorang gadis. Johnny juga tahu. Hanya saja lelaki itu selalu memaksa Jero untuk berbicara tentang Talia.

"Hay! Ngomongin gue ya?" Ucap Talia yang tiba-tiba berada dibelakang mereka.

Jero melepaskan tangan Talia yang memegang pundaknya dari belakang. Gadis itu tampak tak suka dengan sikap Jero yang terlalu dingin.

"Sini Tal.." Johnny menepuk tribun disampingnya yang kosong.

Jero sendiri kembali beralih pada buku yang ia baca. Ia tak akan memperdulikan dua orang disampingnya ini.

Lebih baik Jero belajar kan?

"Jerr Jerrr...." teriak Yuda yang berlari menghampiri mereka.

"Apa?"

"Wenda gak tau anak itu. Katanya dia masuk disekolah yang lebih private" jelas Yuda yang membuat Jero menghembuskan nafasnya kasar. Talia dan Johnny sampai bingung dengan ekspesi Jero kali ini.

"Kenapa sih?" Tanya Talia dengan penuh penasaran.

"Itu si Jero..."

"Gapapa" jawab Jero dengan cepat agar Yuda tidak memberi tahu Talia dan Johnny.

"Lo main rahasia-rahasia an Jer?" Kini Johnny juga ikut berkomentar.

"Gue keruang osis dulu. Yud.." Jero memberi kode pada Yuda untuk tidak berbicara lebih. Yuda yang sadar dengan sinyal itu hanya bisa mengangguk saja.

Jero akhirnya bangkit dan meninggalkan mereka. Talia menatap Jero dengan sangat intens.

"Kenapa sih?" Tanyanya.

"Jero emang kaya gitu kan" jawab Yuda seadanya.

●●●

3 bulan kemudian.

Hari demi hari, Jero menunggunya berharap gadis imut itu datang kembali dan mereka bisa berbicara lagi. Namun sayang, Jero tidak menemukannya lagi. Atau mungkin waktu mereka tak tepat.

Jero tetaplah berusaha menunggunya.

Alleina Nala Shawnee. Seorang gadis yang mampu menarik perhatian Jero.

"Huh" Jero menghembuskan nafasnya. Ia mencoba mencari seseorang ditengah keramaian perpustakaan besar itu.

Kemana perginya Nala? Kapan dia akan datang kembali?

Jero juga sudah bersusah payah mencari Nala disekolahannya namun kata Wenda, anak Private sulit ditemui bahkan mereka tak perlu datang ke sekolah. Guru khusus akan datang kerumah mereka.

Semua itu tak menghentikan keinginan Jero untuk bertemu dengan Nala.

"Gue nunggu lo.. see u again Alleina" ia menulis sticky note lalu menempelkannya di meja yang sering ia gunakan. Ia meninggalkannya bersama dengan coklat.

Hari ini hari terakhir Jero datang sebelum sibuk dengan persiapan ujiannya.

"Sampai ketemu nanti" ucapnya pelan sebelum membereskan buku dan mengendong ranselnya.

Jero meninggalkan itu dan pergi begitu saja.

"Emm?" Seorang gadis yang biasa duduk disisi itu juga terkejut melihat coklat dan sticky note disana.

Sisi ini memang jarang dijadikan tempat orang-orang untuk duduk dan membaca buku. Selain karena ada dipojok, tempat ini juga paling sunyi karena hanya buku-buku tebal yang mengelilinginya.

"Alleina? Lucu banget sih" gadis itu tersenyum melihatnya.

Ia mengambil notes kesayangannya dan menempelkan sticky note tadi.

"Thanks" ia juga menulis kembali sticky note lainnya dengan warna pink.

"Gue terima dengan baik. Love, Alleina" tulisnya sembari mengeluarkan suara.

Ia tersenyum puas melihatnya. Lalu menempelkannya dengan memberinya sticker kelinci disampingnya agar lebih merekat.

Gadis itu menyimpan coklat yang diberikan oleh Jero. Namun ia tak tahu, jika lelaki tampan yang tiga bulan lalu ia temui itu yang memberinya coklat.

Nala, datang setelah Jero meninggalkan perpustakaan tadi.

TBC

Buat kakak-kakak, ayang-ayang dan adek-adek online ku tercintah 🥰

Sebenernya nih ya, nih ff bakal debut 4 juni huhu, bodonya shena yg lagi ngedit terus keburu masuk kelas tadi jadinya kepublish. Bisa dilihat tuh bagian ku bercerita masih nulis tanggal publish :(
Ini emg ceroboh bgt, untung ff yang ini yang kepublish :( kalo yang lainnya, gak seru ntar 😭

Klarifikasi sembari memberi chap baru~

Tapi makasih banget respon positifnya, tungguin chapter lainnya ya..

Love yaaa!!

Hold MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang