Ayahnya Jero

1K 132 12
                                    

Meja makan sudah ditata oleh Nala dan Jero. Mereka juga sudah menghidangkan banyak masakan yang dibuat. Nala bangga dengan hasil masakannya sementara Jero sendiri bangga dengan kekasihnya.

"Woah.. kita makan banyak.."

"Sekali-kali cobain masakan aku ya"

Nasi goreng seafood, daging panggang dan sayur sop yang Nala masak. Jero sedikit teringat oleh ibunya yang sudah tidak ada. Masakan Nala ini sama persis, membuat dirinya sedikit merasa dejavu.

"Sini lepas dulu" Jero melepaskan apron Nala, ia juga merapikan rambut Nala dengan menyisirnya menggunakan jemari.

Berkali-kali Jero mengagumi gadis yang berada dihadapannya. Senyuman dengan lesung pipi itu menunjukkan seberapa bahagianya Jero bersama Nala.

Nala juga mengeratkan tangannya pada pinggang Jero.

Ayah Jero yang baru membuka pintu dan mau keluar dari kamarnya hanya bisa tersenyum kecil melihat Jero yang kembali hidup. Akhir-akhir ini Jero tampak sangat bersemangat ternyata karena gadis itu. Nala berpengaruh banyak dikehidupan Jero.

"Ehem.."

"Haloo om.. ayo kita makan" ucap Nala dengan nada lucunya. Ia mendorong Jero untuk duduk bersama dengan ayahnya.

Nala memilih duduk disamping Jero dan ayah Jero berada didepan sang anak.

"Tapi om.. maaf ya kalo gak seenak itu. Nala cuma bisa masak makanan rumahan sih hehe"

"Tidak apa, terima kasih ya Nala.."

"Sama-sama"

Jero mengusap lembut kepala Nala. Gadis itu bangkit dan mengambilkan satu sendok nasi untuk kedua lelaki itu.

"Selamat makan.." ucap Nala yang membuat kedua lelaki itu sedikit terkejut.

Sama seperti nyonya Wilson yang selalu mengucapkannya saat mereka makan bersama. Dan sudah 10 tahun Jero dan tuan Wilson tak pernah mengucapkan itu walaupun mereka makan bersama.

"Hmm.. selamat makan" ucap Tuan Wilson dengan canggung.

Jero mengikutinya, "selamat makan.."

Nala mencoba menunggu keduanya untuk makan, ia sedikit khawatir jika masakannya tak seenak itu. Perlahan tuan Wilson mulai memakannya bersama dengan Jero.

Satu suapan itu. Keduanya saling menatap satu sama lain dengan perasaan aneh.

"Ini beneran Nala yang masak?" Tanya tuan Wilson.

"Hehe iya, gak enak ya om?" Nala sangat khawatir.

"Tidak. Ini enak sekali sama seperti masakan istri saya, mamanya Jero"

Jero mengangguk. Masakan Nala ini sama persis dengan mamanya. Kedua lelaki itu makan dengan perasaan yang campur aduk. Mereka bahagia bisa menemukan masakan yang sama sekaligus sedikit sedih mengingat apa yang pernah terjadi.

"Syukurlah.. selamat menikmati om dan kak Jero"

Nala baru makan dengan tenang. Tuan Wilson tersenyum melihat bagaimana cara Nala merawat Jero dan dirinya. Terlihat seperti nyonya Wilson.

Nala juga memberikan potongan daging dipiring Tuan Wilson dan Jero.

Makan malam hari ini terasa sangat hangat karena kehadiran Nala.

"Nala satu kampus sama Jero?"

"Iya om, tapi Nala adik tingkat kak Jero"

"Iya pah, dua tahun lebih muda dari Jero. Masuk sekolahnya kecepetan dia" jelas Jero.

Hold MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang