Balasan

1.2K 131 19
                                    

Nala terbangun terlebih dahulu, ia sempat menenggok kearah jam dinding. Tengah malam. Lebih baik ia kembali memejamkan matanya kan?

Namun ia justru teralih dengan lelaki yang ia dekap erat. Jeronya kembali?

Jemarinya terangkat, ia mengusap lembut wajah tampan yang ia rindukan selama ini. Nala sangat merindukannya.

Airmatanya kembali menetes melihat Jero kini sudah kembali disisinya. Ia teralih pada dada Jero yang terdapat bekas jahitan. Mungkinkah ini alasan Jero menghilang selama 2 tahun?

Nala mencoba naik sedikit. Ia membawa Jero masuk kedekapannya. Lelaki itu kini menyembunyikan wajahnya didada Nala.

Tak bisa berbicara banyak, yang ia tahu ia sangat mencintai Jero. Membiarkan Jero nyaman didalam dekapan hangatnya. Tanpa sadar Jero juga menelusupkan wajahnya dan mencari kenyamanan didekat debaran jantung Nala.

Nala bersyukur didalam hatinya. Berkali-kali ia mengucapkan terima kasih kepada Tuhan yang sudah membawa Jero kembali. Doanya terjawab walaupun ia harus menunggu sedikit lebih lama.

●●●

"Iya, aku sakit" ucap Jero dengan senyuman kecilnya. Ia tak mau membuat Nala khawatir, tapi ia harus menjelaskan kebenarannya.

Mata Nala sudah berubah lagi, menatapnya dengan sedih. Jero tersenyum dan mendekat pada gadis yang memakai kemeja putihnya dan terlihat sangat tenggelam karena bajunya.

"Tapi sekarang aku sudah sehat! Papa cari pendonor hati di Amerika sayang. Aku harus segera diobati sebelum terlambat"

Jero menangkup wajah Nala dan menatap lembut mata sang kekasih yang sudah berair.

"Sekarang, aku bakalan disisimu selamanya. Hmm.. jangan sedih lagi ya?"

Nala tak bisa lagi menahan. Ia memeluk erat Jero. Seolah tak ingin kehilangannya lagi.

"Sekarang, kita tunjukkin pada dunia kalo kita pantas bersama.."

Ucap Jero yang menaruh dagunya dipucuk kepala Nala. Ia tersenyum bahagia, semuanya berjalan baik. Setidaknya ia masih diberi kesempatan untuk bersama dengan gadis yang ia cintai.

●●●

"Hai Talia.."

"Halo bu.."

Talia datang bersama Johnny. Mereka akan makan siang bersama, apalagi orang tua Johnny yang sudah datang menunggu direstoran.

Sekarang Nala tidak terlalu perduli dengan kebersamaan Talia dengan Johnny. Ia bahkan diantar oleh Jero dan lelaki itu menunggu diluar.

"Kamu sama siapa baby?" Pelukan Johnny segera ditepis Nala.

Ah, bau parfum Talia lagi.

"Dianter temen"

Johnny ingin merangkul pinggang Nala tapi perempuan itu malah jalan dahulu dengan langkah elegannya.

Talia tersenyum miring dengan perlakuan Nala pada Johnny.

"Halo mami...papi.."

"Halo sayang" ibu Johnny memeluk erat Nala sebelum berganti menyapa Talia yang ikut makan siang hari ini.

"Tal.. kok ikut?"

"Tadi Talia sama Johnny abis meeting mi. Jadi Johnny ajak sekalian" jawab Johnny yang kini melepaskan jasnya. Nala tersenyum miring, bau sperma lagi?

"Meeting dimana?" Tanya Nala dengan pura-pura tak tahu. Padahal ia tahu yang sebenarnya.

Talia dan Johnny baru saja mengoyangkan mobil di pinggir jalan.

Hold MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang