Jero dan Nala

1.2K 138 52
                                    

Johnny termasuk lelaki yang baik namun Nala sama sekali tidak bisa menyukainya walaupun mereka berjalan hampir 1 bulan.

Tak pernah sedikitpun Johnny ingin melepaskan Nala. Baginya, Nala ini sangat berharga walaupun ia tak tahu untuk siapa hatinya sebenarnya. Untuk Nala atau untuk Talia?

"Sayang.."

"Hmm?" Nala hanya berdehem untuk menjawab Johnny yang tiba-tiba datang masuk kekamarnya.

Itu sudah biasa ia lakukan. Nala sendiri juga tak masalah asalkan Johnny tak macam-macam.

"Kenapa tuh cemberut?"

"Buku ku hilang. Kak Joe yang ngilangin"

"Sampek sekarang belom ketemu?" Johnny menghampiri Nala dan mengecup pipi Nala yang masih duduk dilantai sambil mengotak atik rak bawah ranjangnya.

"Gak ketemu" jawab Nala seadanya.

Nala memang tak pernah merasa berdebar dengan segala sentuhan Johnny. Entah itu mengecup keningnya atau pipinya. Nala sama sekali tidak tersipu atau senang.

"Diatas situ kali ya" Nala mencoba bangkit dan meloncat-loncat.

Johnny yang gemas akhirnya mencoba mengangkat Nala.

"Sini.." Johnny mengangkat tubuh Nala agar gadis itu bisa melihat ke atas lemarinya untuk mencari barang yang ia butuhkan. Hanya dengan satu tangan saja Nala sudah terangkat.

"Ada gak?"

"Enggak ada, aku butuh banget buku itu"

"Kemarin naruhnya dimana?"

"Lupa.. biasanya kak Joe sering naruh di atas lemari" ucap Nala dengan nada lucunya.

"Isinya apa sayang?"

"Emm. Catetan.." Nala berbohong. Sebenarnya isinya adalah foto Jero dan dirinya selama ini yang ia cetak dan tempel dibuku.

"Nanti dicari lagi ya, katanya ini mau cari komik, jadi gak?"

"Ya udah aku ganti dulu" Nala masuk kedalam ruang gantinya.

Nala memilih memakai celana jeans dan hoodie baby bluenya. Sengaja. Nala memakai pakaian casual agar Johnny tak menyukai stylenya. Biasanya Johnny lebih suka gadis yang berpenampilan anggun.

●●●

Jero tak menyerah begitu saja, kehadiran Talia seminggu ini di Jakarta membuatnya mudah mendekati Nala. Talia tetaplah Talia, ia terus memisahkan Johnny dan Nala. Pada akhirnya Jero lah yang menang. Seperti sekarang, Nala sendirian ditinggalkan karena Johnny harus menemui Talia yang sedang sakit.

Talia menelfonnya dan meminta bantuan. Nala malah sedikit kecewa sebenarnya tapi ia juga lega karena Johnny tak akan mengawasinya.

Sedari tadi Nala juga chatting dengan Jero yang sudah menunggunya diparkiran.

"Udah sana pergi dulu"

"Kamu gapapa sayang?"

"Gapapa, aku juga masih mau cari buku"

"Aku telfon nanti ya"

"Hmm" seperti biasa, Johnny selalu mengecup kening Nala sebelum meninggalkannya.

"Pake kartuku bayarnya. Kabari aku kalo ada apa-apa.."

"Iya" Nala menerima black card Johnny. Ia memasukkannya kedalam dompet mininya yang berada disaku hoodie depan.

Disaat Johnny pergi, Jero yang datang. Nala menyambutnya dengan senyuman manis. Lelaki itu mengunakan hoodie hitamnya. Jero dengan pakaian serba hitam selalu membuat jantung Nala berdetak kencang.

Hold MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang