🐻11🐻

9.2K 815 55
                                    

"Mau sedewasa apapun aku, aku tetap membutuhkan eomma untuk menjadi penyemangatku."

°
°
°
°
°
🌞

Pagi hari di dorm Dream, Renjun sedang memasak sarapan bersama Jaemin. Karena mereka memiliki waktu libur 2 hari, jadi mereka akan memanfaatkan waktu libur dengan sebaik mungkin.

Chenle dan Jisung sepertinya sedang asyik bermain game di kamar, terbukti dengan suara mereka yang terkadang berteriak keras hingga terdengar di dapur. Mereka berdua jika sudah bermain game seakan lupa sekitarnya.

"Jaemin-ah, dimana Jeno?" Tanya Renjun sambil menyiapkan kimchi di meja makan.

"Dia sedang mandi." Ucapan Jaemin hanya dijawab anggukan oleh Renjun.

Jaemin lalu duduk di ruang makan setelah beberapa hidangan sudah siap. Ia mengamati Renjun yang masih sibuk menata piring. Kemudian ia bertanya,

"Renjun, apa Haechan tadi malam menghubungimu?"

Pertanyaan dari Jaemin sontak menghentikan kegiatan yang Renjun lakukan.

"Tidak, mungkin dia menginap di rumah keluarganya."

Belum sempat Jaemin membalas perkataan Renjun, pintu dorm terbuka yang membuat mereka berdua menoleh ke arah seseorang yang membuka pintu tadi.

"Eoh, Haechan?" Panggil Renjun melihat Haechan yang juga menatapnya.

Bisa dilihat wajah Haechan sangat lesu dengan matanya yang bengkak. Dapat ia cium juga bau alkohol dari pemuda Lee itu.

"Tidur dimana kau semalam?" Tanya Renjun yang mendekati Haechan.

"Apa urusanmu?" Jawab Haechan dengan ketus.

"Jelas urusanku, kau sejak acara kemarin tidak ada kabar dan baru kembali di dorm pagi hari."

"Kau semalam mabuk kan? Astaga Haechan, bukan begitu cara untuk menyelesaikan masalah. Kau bisa bercerita kepada kami." Ucap Renjun dengan lembut.

Kekehan dari mulut Haechan terdengar, lalu dia menjawab ucapan Renjun.

"Memangnya kenapa kalau aku mabuk? Sebelum ini juga kalian tidak peduli denganku kan? Mengapa sekarang kalian seolah peduli?" Tanya Haechan dengan nada datar dan menatap Renjun yang terdiam.

"Maaf Haechan, aku minta maaf." Ucap Renjun tulus.

"Semudah itu kau meminta maaf? Kemana kalian selama 2 tahun belakangan ini?" Tanya Haechan dengan tatapan tajam kepada Renjun.

Jaemin yang sejak tadi diam dan mengamati mereka berdua langsung berdiri di dekat Renjun.

"Haechan, Renjun berbicara baik-baik kepadamu. Dia tulus meminta maaf kepadamu. Niatnya aku dan yang lainnya juga akan meminta maaf, tapi melihat responmu yang seperti ini aku tidak sudi." Ucap Jaemin dan langsung bergegas ke kamar meninggalkan Haechan dan Renjun.

Kemudian tampak Jeno, Chenle dan Jisung yang berjalan memghampiri mereka.

"Haechan? Kajja kita makan dulu. Nanti kita bicarakan lagi, oke?" Ucap Jeno sambil menuntun Haechan ke meja makan.

Terasa canggung sekali, karena Haechan masih dalam suasana hati yang tidak baik. Biasanya dialah yang menjadi moodmaker walaupun sering diabaikan.

"Haechan, mianhae. Atas kesalahan kita selama ini. Kita sering tanpa sadar menyakiti hatimu, dan maaf untuk masalah kemarin." Ucap Jeno mewakili lainnya yang tampak takut untuk berbicara.

Haechan memandang Jeno dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Aku... aku tidak tahu Jeno." Ucap Haechan lalu menghela nafas lelah.

BehindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang