🐻30🐻

7.2K 617 27
                                    

"Jangan berharap kepada siapapun atau kau akan menyesal dan sakit sendirian."

°
°
°
°
°
🌞

Saat ini Jeno dan Mark sedang berada di rooftop gedung latihan. Jeno lah yang mengajak Mark kesini karena ada sesuatu yang ingin Jeno katakan kepada pemuda Canada tersebut.

"Apa yang ingin kau bicarakan Jeno-ya?" Tanya Mark.

"Tentang Haechan, hyung." Jawab Jeno lalu mengehela nafas berat.

Mark terdiam sambil menunggu Jeno untuk berbicara.

"Hyung, kau tidak lupa bukan jika Haechan memiliki anemia? Tubuh dia tidak sekuat kita hyung.....apalagi dia baru sembuh dari sakit beberapa hari yang lalu. Kau lihat wajah dia tadi yang masih pucat? Kau tidak kasihan padanya huh?" Tanya Jeno menatap Mark dengan tegas.

"Aku ingat Jeno, aku juga kasihan padanya. Tapi kau tahu kan tanggung jawab leader itu berat. Aku tadi bisa emosi karena tak puas dengan latihan yang kacau. Sedangkan lusa kita sudah perform, bagaimana jika nanti kita mengecewakan penggemar?" Ucapan Mark membuat Jeno menghela nafas lagi.

"Kau terlalu ambisius tanpa memikirkan anggotamu hyung! Aku tahu kau kesal dengan kesalahan Haechan yang berkali-kali terjadi saat latihan tadi. Aku juga menegur dia hyung, tapi tidak dengan kata-kata yang kasar. Apalagi hyungdeul tadi sangat keterlaluan, kata-katanya membuatku sakit hati hyung. Padahal bukan aku yang diperlakukan seperti itu....aku ingin marah kepada mereka tapi aku tidak bisa. Bahkan Haechan hanya diam saja hyung..." Ucap Jeno dengan mata yang berkaca-kaca.

Mark terdiam dengan raut wajah sulit diartikan.

"Hyung? Tolong jaga Haechan ya, hanya kau yang bersama dia di 2 unit tetap. Pasti kau merasakan lelah yang sama, atau bahkan Haechan lebih lelah daripada kau hyung. Dia mungkin tidak banyak mengeluh, tapi aku yakin jika ada banyak kata yang ingin dia keluarkan. Kumohon....jangan berlaku buruk lagi kepadanya. Kau akan menyesal hyung jika terus seperti itu!! Tolong ingatkan hyungdeul juga untuk tidak semena-mena dengan Haechan." Ucap Jeno dengan nada memohon sambil menggenggam tangan Mark erat.

Mark diam sambil memejamkan mata memikirkan semuanya. Ia juga kasihan dengan Haechan yang mendapat kata-kata kasar dari hyungdeul. Tapi sekali lagi, dia tak sanggup melawan egonya.

Ia mulai mengingat semua kebaikan yang Haechan lakukan entah untuk dirinya atau member lain. Pada dasarnya Haechan memang orang baik, meskipun jahil dan terkadang sedikit nakal.

Mark membuka mata dan tak sadar jika matanya sudah berkaca-kaca. Jeno yang ada di sebelahnya lantas menepuk pundak Mark sambil mengucapkan sesuatu.

"Aku percaya padamu hyung." Lalu Jeno meninggalkan Mark yang termenung sendiri.

•••

Member 127 kembali ke dorm untuk beristirahat setelah latihan tadi. Mereka tak memiliki tenaga hanya untuk makan malam, alhasil mereka semua langsung menuju kamar masing-masing.

Tapi tidak untuk Mark yang sedang kebingungan di dapur. Ia merasa perutnya lapar dan ingin memasak sesuatu yang ia bisa. Setelah lama mencari-cari bahan makanan, ternyata hanya ada ramen. Segera saja ia merebus air terlebih dahulu.

Tiba-tiba, ia dikejutkan dengan suara di belakangnya yang ia kenal.

"Mark hyung? " Panggilan dari Haechan membuat Mark segera membalikkan tubuhnya.

"Kau lapar? Kau ingin membuat ramen?" Tanya Haechan sambil melihat sebungkus ramen yang dipegang Mark.

Mark hanya diam tak menjawab, terlalu canggung rasanya.

BehindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang