🐻13🐻

9.2K 844 130
                                    

"Tolong mengerti aku, tolong pahami aku sekali saja. Jangan membuatku kehilangan harapan secara perlahan, buat aku memilih untuk tetap tinggal. Karena aku tidak tahu kapan aku memilih menyerah"

°
°
°
°
°
🌞

Renjun sedang sibuk mengompres kaki kanan Haechan, untung saja bengkaknya tidak separah tadi. Sedangkan Haechan duduk bersandar di atas kasur dan disuapi bubur oleh Jeno.

"Kakimu kenapa bisa seperti ini?" Tanya Renjun yang sudah selesai mengompres kaki Haechan.

"Sejak cidera dulu, selalu seperti itu jika aku kelelahan atau terlalu keras berlatih. Hanya sedikit bengkak dan terkadang nyeri. Tapi tidak apa-apa, aku juga sudah mengonsumsi suplemen untuk tulang." Jelas Haechan sambil menolak suapan dari Jeno yang kelima.

Ucapan Haechan membuat Jeno dam Renjun terdiam sejenak. Kenapa mereka baru sekarang mengetahui bahwa Haechan mengonsumsi suplemen tulang. Bahkan ketika Haechan cidera dulu, mereka tidak akan tahu jika hyung 127 memberi kabar itu ke mereka. Haechan benar-benar setertutup itu kepada semua orang.

"Sekali lagi ya, kau butuh makan banyak Haechan." Jeno menyuruh Haechan untuk memakan bubur buatannya lagi.

"Ani Jen, sudah. Aku minum obat saja. Tolong ambilkan botol obatku berwarna putih di laci."

Jeno segera mengambilkan obat yang dimaksud Haechan serta menyodorkan segelas air minum. Haechan segera meminum obat itu, setelah selesai ia merebahkan badan kembali.

"Terima kasih Renjun, Jeno. Maaf aku merepotkan lagi." Ucap Haechan dengan mata sayunya, sepertinya obat itu mulai bereaksi.

"Nde Haechan, sebaiknya kau isitirahat. Jangan memikirkan hal lainnya." Jeno menyuruh Haechan untuk segera tidur saja.

"Aku dan Jeno akan menemanimu disini." Renjun mendudukkan tubuhnya di tempat tidurnya.

Sedangkan Jeno memilih untuk duduk di kursi yang ada di kamar tersebut. Pikirannya berkelana pada masa dimana ia pernah beberapa kali memergoki Haechan memijat kaki kanannya dengan ringisan. Saat itu ia berpikir kaki Haechan hanya linu atau sakit sedikit. Jadi dia tidak terlalu memperdulikannya.

Seingatnya, Haechan dulu pernah bilang bahwa kakinya sudah sembuh setelah ia hiatus. Karena ia benar-benar melakukan perawatan dengan teratur. Ternyata Haechan berbohong tentang hal itu. Astaga, pikirannya sejak kemarin dipenuhi dengan Haechan saja.

•••

Keesokan paginya, Haechan tengah bersiap untuk berangkat menyusul member NCT 127 yang tengah mempersiapkan jadwal selanjutnya.

Haechan sudah selesai mandi, kakinya sudah tidak bengkak seperti kemarin. Ia juga sudah tidak merasa pusing, sepertinya tubuhnya sembuh dengan cepat.

Di dapur ada Renjun yang memasak sarapan untuk mereka. Ia memasak kimchi pedas yang diinginkan Jaemin sejak kemarin. Jadi ia mengabulkan keinginan Jaemin sekarang, saat keadaan Jaemin sudah membaik. Selain memasak Kimchi, ia juga memasak nasi, udang goreng, dan ramen pedas.

Haechan duduk di kursi ketika semua makanan sudah siap di meja makan. Ia melihat semua hidangan yang ternyata serba pedas. Ia ragu untuk mengambil makanannya atau tidak.

Ia jadi teringat dulu saat masih promosi di era Boom yaitu acara NCT Dream Inkigayo Check in LIVE, dimana para member diberi makanan oleh staff. Saat itu ia tidak tahu jika makanan yang diberikan rasanya sangat pedas. Ia yang tak mau disangka tidak menghargai pemberian orang terpaksa memakan itu, walaupun setelahnya ia meremas perutnya secara diam-diam karena terasa sangat perih.

Haechan sebenarnya suka makanan pedas, tetapi memang perutnya saja yang tidak bisa diajak makan pedas.

"Haechan, cepat sarapan. Nanti terlambat!" Ucap Jeno sambil mengambil ramen pedas tersebut.

BehindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang