"apa kabar nin?"
mampus, hari ini anin pengen ketawa kenceng. gimana caranya dia akhirnya bisa dengerin suara danu lagi. padahal sudah belasan tahun ia merindukan suara itu, tapi kenapa harus tersampaikan di saat yang tidak tepat?
anin mengulum senyumnya, badannya berbalik menghadap danu lagi, "hai danu."
rasanya anin ingin cepat pulang untuk memeluk anaknya. disaat-saat seperti ini, anin butuh anaknya. pelipur lara disaat hati terluka.
"lama ngga ketemu ya nin." ujar danu lalu tertawa di akhir kalimatnya.
"iya nu, udah lama." jawab anin seadanya.
dua insan itu terdiam. jika julia atau imam juga ada disana, dipastikan suasana ini ngga akan terlalu canggung. sayangnya ini beda, anin dan danu adalah dua orang yang dulunya pernah saling mengadu asmara. akan terasa aneh jika mereka ditemukan lagi diumur 38 tahun.
maka dari itu suasana mereka sangat canggung.
well, anin harus berterimakasih ke julia. karena dia dateng di saat yang tepat. julia ngajak anin buat pergi ke tempat tama. setidaknya tama lebih baik daripada danu.
"weh maaf ya ganggu kalian berdua, gue ajak aninnya dulu gapapa kan nu?" tanya julia.
danu mengangguk cepat," gapapa kok jul, bawa aja. gue juga udah selesai urusannya." ujarnya lalu pergi dari tempat itu.
anin tersenyum miris, rasanya sakit ngeliat cinta pertamanya disini. dulu, ia kira danu dan anin akan menjadi pasangan yang menua sampai hari akhir. sayangnya itu semua hanya angan-angan anin.
"lo ngga usah sedih lah nin. Danu itu masa lalu lo. inget si johan nin, dia yang pantes dapet cinta dari lo. bukan danu, okey?" ujar julia.
julia benar, dia harusnya mengingat mantan suaminya sekarang. danu hanyalah segelintir orang yang terlibat di masa lalu anin, bukan untuk masa sekarang.
anin mengangguk, bulir-bulir air mata yang tadi tidak sempat keluar dari matanya ia lap. setidaknya anin ngga jadi nangis karena hal sepele ini.
"gue pulang dulu jul, maaf ya. lo bareng bekti bisa kan?"
"iya gapapa nin, santai aja. take your time oke?" ujar julia abis itu meluk anin sebentar.
"okey gue pergi dulu ya jul, bye!" dan setelah itu anin benar-benar pergi dari tempat itu.
ㅤ ㅤ ㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ
ㅤ ㅤ ㅤanin tersenyum lirih. mobilnya berhenti di salah satu TPU Jakarta Selatan. Anin memeluk bunga lalu segera berjalan menuju makam mendiang suaminya.
Sudah hampir sebulan anin tidak menjenguk makam johan. maka dari itu anin ngerasa bersalah.
"halo mas apa kabar?" ujar anin setelah ia mengusap batu nisan suaminya.
"kabar aku sama chalis baik banget mas. kalo mas sendiri juga gitu kan?"
"mas maafin aku ya, tadi pas aku ketemu danu rasanya hati aku sakit lagi. mas ngga lupa kan sama danu? mantan aku yang pernah aku ceritain dulu." ujar anin sambil membersihkan rumput-rumput liar yang berada di sekitar makam suaminya.
"mas aku sayang kamu. tapi saat ini hati aku rasanya ngga karuan. maafin aku ya mas."
anin tertunduk, rasanya anin masih ingin duduk di sini. dia rindu bercengkrama dengan johan--mantan suaminya.
hari sudah sore dan rasanya bentar lagi akan turun hujan. anin mengusap batu nisan johan, lalu tersenyum tulus kepadanya.
"aku pulang dulu ya mas. i love u, and miss u." ujar anin lalu ia benar-benar pergi dari tenpat itu.
di sepanjang perjalanan ini, anin ngerasa sedih. ngga tau kenapa mungkin karena kebetulan dia sedang sensitif atau memang sedih karena kejadian tadi?
anin cuman sakit karena baru ngeliat danu sekarang ini. rasanya hatinya belum siap buat ngeliat danu lagi. padahal ia kira, ia sudah melupakan masa lalunya itu.
ㅤ ㅤ ㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ
ㅤ ㅤ ㅤⓘ 2 june 2022, chal's