12.

64 18 5
                                    

Hari ini Anin harus jemput anaknya di sekolahan karena Chalis sudah selesai dari acara perkemahannya.

Tak butuh waktu lama anin sekarang sudah ada di sekolah chalis, anin yang melihat anaknya sedang ngelamun di gerbang sekolahnya itu langsung ngelaksonin mobilnya.

"allahu akbar! ih mama." keluh chalis karena kaget gara gara suara klakson dari anin, akhirnya chalis masuk dengan wajah ditekuk.

"jangan cemberut mulu dong. masa udah gede gini masih cemberut terus sih?" gemas anin sambil jalanin mobilnya.

chalis melipat tangannya di dada, "abis mamah kagetin aku! gimana ga kesel."

mendengar keluhan dari chalis anin tertawa gemas. dia bersyukur bahwa dihidupnya ini dia memiliki chalis--sang buah hati--

"yaudah nanti kita ke ayam geprek kesukaan kamu gimana?"

chalis mengangguk antusias, "mau banget mah. aku laper banget."

anin tertawa gemas sekali lagi setelah melihat kelakuan anak gadisnya itu.

"mah." panggil chalis bikin anin yang tadi lagi fokus natap jalanan jadi ngalihin padangannya sebentar ke chalis.

"kenapa lis?"

"aku kangen papah." ujar chalis tiba-tiba bikin anin menatap sendu anaknya sebentar.

"mama juga, kita berdoa buat papah ya abis ini. papah pasti seneng liat mamah sama chalis dateng ke tempat papah." ujar anin bikin chalis yang tadi cemberut langsung tersenyum.

memang sudah lama chalis tidak ke makam papah nya. maka dari itu chalis sangat merindukan sosok ayah yang sangat ia cintai itu.

hati anin menghangat melihat senyuman chalis. dengan begitu anin tau, bahwa anaknya memang sangat menyayangi johan --Ayah chalis--

ㅤ ㅤ ㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ
setelah Anin selesai mengajak anaknya untuk makan siang, akhirnya mobil mereka kini berhenti di TPU Jakarta selatan yang kemarin sempat anin kunjungi.

Chalis segera berlari kecil agar segera sampai di makam papahnya. anin tersenyum melihat chalis yang begitu antusias untuk bertemu papahnya.

"halo pah. gimana kabarnya? chalis sama mama kesini buat ketemu papah." ujar chalis sambil ngusap batu nisan milik papahnya.

"chalis kangen banget sama papah, rasanya aku ngga terima baru sebentar bareng papah waktu itu."

anin mengusap rambut chalis. rasanya hatinya sesak mendengar kata-kata dari chalis. anin ingin meminta maaf kepada chalis karena ia tidak memiliki orang tua lengkap seperti teman-teman sebayanya.

"pah, bahagia disana ya. chalis udah ikhlas. papah udah ngga sakit lagi kan disana?" ujar chalis sekali lagi yang akhirnya bikin air mata anin ngga kuat buat jatuh ke pipinya.

dengan segera anin mengelap bulir air matanya agar tidak ingin terlihat sedih di depan anaknya.

"mas, aku sama chalis balik dulu ya. kapan-kapan aku balik lagi sama chalis mas. miss u mas, bahagia disana ya." ujar anin setelah itu ia dan chalis berdiri untuk meninggalkan makam johan.

Tuhan memang selalu menguji mahluk nya, tapi Tuhan juga tau bahwa ia tidak akan menguji hambanya diluar batas kemampuannya.

mungkin saja kan dibalik semua ini ada keajaiban tuhan yang bahkan anin sendiri ngga tau.

ㅤ ㅤ ㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ
Jarum jam sudah menunjukkan waktu 21.30 WIB. Anin menutup laptopnya kemudian mematikan lampu kerjanya. Ia berjalan menuju kamar anaknya setelah keluar dari ruang kerjanya.

Anin tersenyum melihat anaknya yang kini sudah tertidur dengan pulas. Mungkin chalis kecapekan karena dia baru saja pulang dari kemahnya.

dengan pelan anin merapikan selimut chalis yang sudah turun agar naik lagi untuk menutupi badan chalis. anin mengucapkan selamat malam kemudian mematikan lampu kamar anaknya itu.

Karena perut anin yang ngga bisa diajak toleransi, akhirnya anin berjalan ke dapur buat masak. aslinya dia udah ngantuk, tapi rasa lapar nya ini lebih besar dari rasa ngantuknya itu.

ngga perlu ribet-ribet, anin cuman masak Indomie soto kesukaannya. setelah selesai memasak, ia duduk di ruang tengah untuk melanjutkan makannya disana.

Anin tersentak karena satu buku yang jatuh dari rak bukunya, setelah ia memakan satu suapan anin langsung berdiri buat rapiin lagi buku yang tadi sempet jatuh.

bukan buku sih, kaya nya itu lebih ke album foto deh. anin membersihkan debu-debu halus yang ada di album itu kemudian membukanya. anin tersenyum tipis saat melihat tulisan bahwa ini adalah album semasa remaja nya dulu.

Semua foto yang ada di album ini adalah jepretan dari kamera hanum dan Imam. untung saja waktu itu anin sempet minta salinan fotonya, jadinya dia bisa melihat lagi masa itu sebagai kenangan.

anin kembali lagi ke tempatnya semula sambil membawa album foto. Anin membuka halaman pertama dan melihat ada potret dirinya dengan julia dan hanum.

hanum tertawa pelan saat membuka halaman selanjutnya, disana ada foto bekti dan imam yang lagi nutup telinga karena main mercon bom waktu itu.

Anin jadi kangen masa-masa remaja nya dulu. Saat itu di dalam pikiran anin hanya main dan main. ngga ada kepikiran buat mikirin masa depannya yang ternyata seberat ini.

Anin membuka halaman berikutnya. hatinya jadi sakit ketika melihat foto yang ada di halaman ini. terlihat ada dirinya dan danu disitu yang sedang duduk berdua di museum fatahillah.

Anin mengusap foto itu lalu membayangkan kembali bagaimana dulu ia hidup bersama seorang danu.

waktu itu anin sangat bahagia karena ada danu di sisinya. tapi ia kembali tersadar bahwa realitanya begitu menyakitkan.

Anin yang ada di foto itu terlihat begitu bahagia. anin jadi merindukan masa itu.

anin segera menutup album nya, lalu merapikan lagi ketempat semula. anin ngga pengen nangis cuman gara-gara ngeliat fotonya bareng Danu. big No.

setelah selesai makan, anin bergegas menuju kamarnya agar bisa cepat mengistirahatkan raga dan pikirannya.

ㅤ ㅤ ㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Joshua as Johan

mau tanya nih. visualisasi awal kalian waktu bayangin suaminya anin itu siapa? aku penasaran soalnya wkwk. 😭😅

diskoria'90 | END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang