" Rom. " panggil ku saat aku baru masuk ke dalam apartemen Romi Rakha Hardono, saudara tiri ku yang berbeda usia empat tahun dari ku.
Wangi maskulin khas dari tubuhnya pun mulai menyeruak di hidung ku tak kala aku mulai melangkah masuk ke dalam apartemen miliknya ini. Aroma yang selalu membius ku dan begitu ku sukai. Beruntungnya aku mengetahui password apartemen Romi sehingga membuat ku bisa lebih leluasa untuk masuk ke dalam apartemen miliknya ini.
" masuk Fel. Aku di dapur. " teriak Romi mencoba membuat ku mendengar ucapannya dari depan pintu masuk yang baru saja aku buka.
Membuat ku akhirnya melangkah cepat, berjalan ke arah dapur miliknya karena mendengar ucapan Romi barusan. Dan begitu melihat punggung bidang saudara tiri ku ini, aku pun melempar tas selempang ku ke arah sofa di depan televisi. Sembari mulai melangkah depan ke arahnya dan mendekap dirinya dari belakang.
" kangen. " ucap ku menghirup aroma tubuh Romi yang ku sukai.
Dan membuat sang pemilik badan terkekeh karena ulah ku ini yang langsung memeluk tubuhnya begitu melihat dirinya di dapur. Dirinya sama sekali tak merasa keberatan karena toh Romi juga menyukainya.
" bentar ya cantik. Aku lagi masak. Nanti aku peluk. " ujar Romi tersenyum. Apalagi dirinya merasakan bagaimana aku terus saja mengecup punggungnya beberapa kali dengan terus memeluknya. menghirup aroma tubuhnya.
" hm. " gumam ku mengangguk, mengiyakan ucapannya ini.
" udah makan belum kamu? Mau makan sama aku? " tanya Romi melirik ke arah ku yang terus saja memeluk tubuhnya.
" belum. Aku belum makan. " sahut ku singkat.
" kenapa? Ini udah sore lho Fel. " tanya Romi tak suka dan membuat ku semakin memeluknya erat. Tahu jika ucapan ku ini membuat Romi tak suka.
" kamu jangan marah. Gak suka. " bisik ku pelan dan membuat Romi menghela nafas panjang.
" enggak. Gak mungkin aku marah sama kamu. Aku cuma kesal. Sampai jam segini kamu belum makan. " sahut Romi sedikit menegur ku karena masalah ini.
" gak nafsu Rom. " jawab ku lemah. Romi yang mendengar nada sendu dari bibir ku tak lagi bertanya dan terus menyiapkan masakan yang dirinya buat.
" ya udah. Tunggu ya sebentar. Tinggal bentar aja kok ya, cantik. " Pinta Romi mengubah suaranya menjadi lembut dan membuat ku menganggukkan kepala ku pelan. Tetap dengan ke dua tangan ku yang terus memeluk tubuh atletis nya.
Dirinya sama sekali tak berniat untuk memarahi ku. Terlebih lagi karena mendengar nada lesu dan lemah dari nada ucapan ku barusan yang bicara pada dirinya. Romi sama sekali tak mau membuat ku semakin merasa tak baik kali ini.
*****
" done. " ucap Romi dan langsung membuat ku mulai memasukkan tangan ku ke kaos yang Romi pakai.
Aku pun mulai mengelus perut Romi yang di penuhi abs yang ku sukai. Aku cukup tahu jika tubuh Romi memang bagus dengan roti sobek yang berada di perut dan dadanya. Apalagi akut ahu jika dirinya memang sering olah raga dan Gym.
" udah masaknya? " tanya ku.
" iya cantik. Udah selesai ini masaknya. " sahut Romi mengiyakan ucapan ku. Menjawab pertanyaan ku.
" balik dong kamunya. Aku mau peluk kamu di depan. " pinta ku dan langsung membuat Romi berbalik sembari terkekeh karena ulah ku yang seperti ini.
" mau peluk aku? Hm? " tanya Romi dan membuat ku mengangguk sembari tetap memeluk dirinya semenjak tadi.
" iya. " sahut ku singkat.
" si manja nya aku. Kenapa sayang? " tanya Romi tersenyum melihat ku yang terus memeluk tubuhnya.
Romi pun mulai mengelus punggung juga belakang kepala ku dengan perlahan. Sembari dirinya menyandarkan pinggulnya di dekat kompor. Mencoba mengikis rasa tidak nyaman yang ku rasakan saat ini.
" aku butuh pelukan kamu. Aku pengen meluk kamu aja. " bisik ku lirih.
Bisikan ku ini mau tak mau membuat Romi paham jika ada sesuatu yang terjadi dengan ku. Tapi dalam diam, dirinya tetap memeluk ku dan memilih untuk menunggu ku bercerita nanti.
" sure. Peluk aku cantik. Tubuh ku memang sekarang cuma milik kamu kan. " kekeh Romi seraya dirinya mengecup bahu ku yang terbuka.
Karena aku hanya memakai tanktop bertali kecil saat ini. Aku pun mengangguk sembari sesekali mengecup lehernya juga bahunya. Romi selalu paham cara untuk menenangkan ku. Bagaimana pun hari ku. Dan itu yang aku sukai dari dirinya.
Walau pun kami tak ada hubungan dan ikatan darah sama sekali. Romi selalu menjadi tempat ternyaman ku untuk kembali dan menyandarkan diri ku pada dirinya. Bagaimana pun hari ku. Begitu juga dirinya. Selalu aku yang menjadi tempatnya untuk kembali.
Saudara tiri saling tak sepaham dan selalu bertengkar karena perbedaan perasaa juga karena tak nyaman satu sama lainnya. Ungkapan yang tak cocok di katakan untuk ku dan Romi. Karena aku begitu dekat dengan dirinya. Dan kami saling bergantung satu sama lain.
*****
" Fel. Makan ya? Makan bareng sama aku. " ucap Romi saat dirinya membawa dua piring nasi goreng ke sofa di depan televisi.
Tepat di sofa tempat aku meletakkan tas kecil ku. Dan aku yang sedang duduk di sofa pun hanya mengangguk kecil. Mengiyakan ucapan Romi sembari melihat diri nya yang berjalan dari arah dapur.
" aku mau peluk Rom. " ucap ku dan membuat Romi akhirnya meletakkan ke dua piring itu di meja dan menarik tangan ku lembut untuk beranjak duduk di pangkuannya saat ini.
Aku yang memang ingin memeluknya pun, tak masalah dengan ulah Romi ini. Dan aku mulai melingkarkan ke dua kaki ku di pinggangnya sembari mengubur wajah ku di ceruk leher Romi.
" aku suapin ya? Aku gak tenang kalau kamu belum makan. " ujar Romi lembut.
Akhirnya membuat ku mengangguk pelan sekali lagi. Membuat wajah ku bergesekan dengan lehernya. Dan Romi pun mengelus punggung ku dengan perlahan. Memberikan rasa nyaman untuk ku.
Dengan telaten Romi pun menyuapi ku seperti anak kecil. Posisi ku yang tetap duduk di pangkuannya namun dengan posisi menyamping. Aku pun menyandarkan kepala ku di bahunya yang terbalut kaos berwarna merah maroon.
" udah ya. " pinta ku menggeleng.
" hm? Kenapa? Dikit kok lagi. " ucap Romi. Apalagi memang nasi di piring ku hanya tersisa sedikit.
" gak mau Rom. Udah ya. Mau peluk kamu aja. " ujar ku memelas. Mencoba untuk membuat Romi mengiyakan permintaan ku ini. Dan permintaan ku yang memelas ini pun akhirnya membuat Romi tak tega pada ku.
" ya udah iya. Gantian aku yang makan, kamu istirahat. Ya? " ujar Romi mengalah dan aku pun menganggukkan kepala ku pelan.
Aku mulai kembali mengubur wajah ku di ceruk lehernya dan membiarkan Romi makan dengan tenang sembari aku duduk di pangkuannya untuk mulai istirahat. Dan tanpa ku sadari, aku tertidur di atas pangkuan Romi.
Romi yang menyadari jika aku sudah tertidur di atas pangkuannya saat ini pun memilih untuk membiarkan tidur ku seperti ini dengan posisi yang memeluk dan bersadar pada tubuhnya.
Dirinya takut justru saat mengangkat tubuh ku untuk di baringkan di dalam kamarnya, aku justru terbangun dan tak jadi tidur. Romi pun memilih untuk Kembali menikmati masakan buatannya dalam diam dengan sebelah tangan nya yang bebas. Karena sebelah tangan Romi masih terus memeluk tubuh ku dan menjaga tubuh ku agar tetap nyaman tertidur di pelukannya.
" pasti ada sesuatu. Aku harus bisa buat Felly bicara ada apa sebenarnya. " gumam Romi.
Dirinya tahu benar dengan sikap ku selama ini. Dan dirinya tahu jika saat ini aku sedang ada di fase yang cukup buruk sampai membuat ku selalu meminta pelukan dari dirinya seperti saat ini.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
SAUDARA TIRI (Completed)
RomanceMulai : 01 Februari 2023 Selesai : 30 September 2023 ~ " balik dong. Mau peluk. " pinta ku dan langsung membuat Romi berbalik. " mau peluk? Hm? " tanya Romi dan membuat ku mengangguk sembari tetap memeluk dirinya semenjak tadi. " iya. " sahut ku sin...