11. Persiapan

504 8 0
                                    

" Fel? " tegur Romi saat dirinya membuka pintu kamar dan menemukan aku tengah berdiri terdiam di depan jendela besar di dalam kamar apartemennya.

Romi pun berjalan mendekati ku dengan perlahan karena aku yang tak mengubris panggilan dari dirinya. Apalagi aku yang menatap ke arah lampu - lampu malam di luar gedung apartemen ini dengan pandangan sendu.

" sayang? " panggil Romi sembari dirinya memeluk ku dan membuat ku terkejut.

" Rom? "

" kenapa melamun? Aku dari tadi manggil kamu. " ucap Romi lembut.

" Aku gak denger. " jawab ku jujur.  Dan membuat Romi mengecup pelipis ku perlahan.

" kamu melamun. Makanya kamu gak denger waktu aku panggil. " ujar Romi.

" Maafin Aku. Kenapa kamu manggil aku Rom? " tanya ku lirih.

" Ini udah cukup malem. Kenapa belum tidur? " Tanya Romi balik pada ku dan membuat ku menggeleng.

" Aku takut buat tidur. Sudah beberapa hari ini aku mimpi buruk terus. " Sahut ku dan memutar tubuh ku untuk memeluknya.  Sembari menenggelamkan wajah ku di dadanya.

Dan ulah ku ini membuat Romi Memeluk ku erat dan menghela nafas berat. Tahu apa penyebab mimpi buruk yang terjadi pada ku. Di tambah lagi dirinya tak bisa berbuat banyak dengan apa yang aku alami.

" Nightmare? Why baby? " tanya Romi lembut.

" Iya. Kadang aku masih bermimpi tentang mama. Aku takut jika aku tidur aku akan kembali bermimpi buruk tentang mama. " ujar ku lirih. Membuat Romi menutup matanya dan merasakan sakit di hatinya.

" Maaf ya? Aku tak bisa berbuat apa - apa, cantik. Tapi jangan khawatir. Aku akan sebisa mungkin membuat mu nyaman. " ucap Romi sedikit menyesal. Membuat ku mengangguk pelan seraya menikmati pelukan hangat yang di berikan oleh Romi.

*****

" Ah ya, Kamu tadi kenapa manggil aku Rom? Apa ada sesuatu? " Tanya ku saat kami berdua melepaskan pelukan kami berdua.

" Aku hanya ingin mengatakan. Jika aku sudah mengosongkan jadwal ku. Aku juga sudah bilang pada Gerry untuk menggantikan ku sementara waktu di perusahaan supaya kita bisa pergi liburan berdua. " beritahu Romi dan membuat ku cukup terkejut.

" benarkah? Sampai kapan? " tanya ku sedikit antusias.

" Sampai kamu puas di Jogja. Jadi aku mau kamu menikmati perjalanan kita nanti. " Jawab Romi tersenyum karena melihat ku antusias karena ucapannya ini.

" Boleh? Lalu Gerry gimana? Dia gak keberatan kalau kita lama di Jogja? Dia gak keberatan kita cuma berdua tanpa anak buah kamu? " tanya ku beruntun dan membuat Romi terkekeh karena semua pertanyaan ku ini.

" satu - satu dong nanya nya, cantik. " ujar Romi mengecup pelipis ku dan membuat ku tersenyum malu.

" sorry. " gumam ku.

" Aku sudah bilang Gerry tentang keinginan kamu untuk liburan dan menenangkan diri ke Jogja. Dan Gerry menyetujui nya. Apalagi dia cukup tahu bagaimana keadaan mu selama ini. Dan dirinya juga menyetujui untuk mengurus perusahaan selama aku menemani mu pergi. Hanya saja dia sedikit keberatan kita hanya berdua. Tapi akhirnya dia pun menyetujuinya. " Jelas Romi pada ku. Sembari dirinya sesekali mengelus punggung ku beberapa kali. Menyisakan rasa hangat di tubuh ku dengan sikap manisnya ini.

" Jadi? Kesimpulannya? " Tanya ku tak yakin.

" Kesimpulannya, kita akan tetap pergi ke Jogja dan kita hanya berdua. " ujar Romi yang langsung memeluknya dengan penuh kegirangan.

SAUDARA TIRI (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang