2. Flashback

1.5K 17 0
                                    

" mmh. " erang ku sambil menggesek - gesekkan wajah ku di leher Romi dan membuat Romi terkekeh dengan ulah ku ini.

" udah bangun cantik? " tanya Romi dengan tangannya yang masuk ke dalam tanktop ku dan mulai mengelus pinggang ku tanpa penghalang apa pun. Romi tahu benar cara untuk membuat ku merona malu.

" aku lama ya tidurnya? " tanya ku balik sembari mengecup lehernya juga rahang tegas Romi yang begitu ku sukai. Dan membuat Romi menikmati ciuman ku ini pada tubuhnya.

" cukup sayang. Gimana? Better? " jawab Romi dan melirik ke arah ku yang juga tengah melirik ke arahnya sambil menyandarkan kepala ku di bahunya.

" kamu paling bisa bikin aku tenang. " ujar ku dengan Romi yang langsung tersenyum mendengar perkataan ku ini. Romi pun dengan perlahan mulai merapikan rambut yang sedikit menutupi wajah ku karena aku tertidur di atas tubuhnya.

" si cantik kenapa. Mau cerita gak sama aku? " tanya Romi.

" mama. " ucap ku begitu singkat dan membuat tubuh Romi yang memangku tubuh ku langsung menegang. Dirinya sudah mengetahui apa yang terjadi dengan aku yang mengucapkan kata mama.

" perempuan sialan itu. Apa yang dia lakukan pada mu cantik? Dia menyakiti mu? " tanya Romi dengan sebelah tangan mengepal dan sebelah tangannya lagi tetap terus mengelus punggung ku.

Dirinya memang tak menampilkan amarahnya pada ku. Aku tahu benar dirinya mencoba menahan emosi di hadapan ku saat ini. Tapi aku bisa merasakan bagaimana marahnya Romi begitu mendengar mama yang membuat ku seperti ini.

Membuat aku meraih tangannya yang mengepal dan mengusapnya perlahan. Ulah ku ini berhasil mengendurkan kepalan tangan Romi. Kini tangannya kembali mengusap paha ku pelan.

" dia lagi - lagi mengundang pria tua untuk ke rumah dan menikmati tubuhnya. Dan... " ujar ku mengubur wajah ku di bahu nya dan terisak pelan.

" dan apa sayang? Dia menyakiti mu? " tanya Romi geram namun dengan hasrat yang begitu di tahannya untuk tidak memaki kasar di hadapan ku.

" setelah pria itu menikmati tubuh mama, dan dia. Dia pergi keluar kamar. Meninggalkan mama yang sudah kelelahan di kamar mama. Dia pergi mendatangi ku. membuka kamar ku. Pria tua itu nyoba buat jamah tubuh ku. Nyoba buat maksa aku untuk memuaskan nya. Seperti mama. " ujar ku terbatas - bata.

" brengsek! " umpat Romi marah karena cerita ku ini. Dirinya sudah tak bisa menahan diri nya lagi untuk tidak memaki di hadapan ku. Dan membuat ku merasakan bagaimana marahnya Romi saat ini.

" a... Aku udah coba teriak. Aku coba buat minta tolong. Tap.. Tapi mama malah datang dan mikir kalau aku menggoda pria tua itu. Aku di tampar mama. Dan aku di hina mama. " adu ku pada Romi dan membuat Romi menghela pelukan kami berdua.

" where? Tell me. Di mana wanita sialan itu menyakiti mu, cantik? " ucap Romi dingin dan membuat ku menunjuk pipi ku sebelah kiri.

Dan dengan lembut, Romi mulai mengusap pipi sebelah kiri ku. Sembari mengecup nya beberapa kali. Membuat ku menutup mata, mulai menikmati perlakuan lembut dan manis Romi pada ku.

" perempuan sialan itu gak tau berhadapan dengan siapa! Berani sekali menmyakiti Gadis ku! " batin Romi melihat bagaimana merahnya pipi ku jika di teliti dengan benar.

Dirinya sedikit menyalahkan dirinya yang tak terlalu memperhatikan ku saat aku datang semenjak tadi. Sehingga dirinya baru mengetahui bagaimana pipi ku saat ini.

" masih sakit? " tanya Romi dengan lembut. Mencoba meredam emosinya di hadapan ku.

" enggak. Kan udah di elus sama kamu." sahut menggeleng.

SAUDARA TIRI (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang