25. Akhir Bahagia (END)

530 8 0
                                    

" beli apa kamu di apotek Rom? " tanya ku saat dirinya kembali masuk ke dalam mobil setelah dari apotek.

" aku beli testpack sayang. " ujar Romi menjawab pertanyaan ku dan membuat ku bingung.

" testpack? Kenapa kamu beli testpack Rom? Buat apa deh. " tanya ku tak mengerti.

" i think, kamu hamil Fell. " ucap Romi hati - hati. Yang langsung membuat ku menoleh ke arah dirinya.

" hah? Aku? Hamil? Maksud kamu? " tanya ku tak paham dengan Romi yang tiba - tiba mengira aku sedang hamil.

" Kamu sadar gak? Tadi kamu sore kamu mual - mual sampe muntah. Terus tadi tiba - tiba kamu meluk aku. Nyium aroma tubuh aku dan bilang kalau pusing mu hilang karena aroma tubuh ku. Dan sekarang kamu malah kepengen makan yang asem - asem. Padahal selama ini kamu gak pernah suka sama yang asem - asem. Kamu malah mau makan rujak dan kamu senikmat itu makannya. Aneh kan? " ujar Romi panjang lebar dan membuat ku memandang dirinya lekat.

" Masa sih? Emang iya ya? " tanya ku tak yakin dan di balas anggukkan kepala oleh Romi.

" Kamu nya yang gak sadar, sayang. " balas Romi mengusap pipi ku lembut.

" terus gimana? Harus di pake ya? " tanya ku tak yakin.

" hm. Coba ya? aku beli tadi dua jenis yang beda. Besok pagi di pake ya? Kata yang jaga apotek tadi, lebih baik di pake pagi biar cek nya lebih bagus. " ujar Romi memberitahu ku dan menjelaskan pada ku.

" Tapi aku gak pernah pake testpack. Aku gak tahu cara pakenya. " ujar ku menggeleng dan membuat suami ku ini tersenyum.

" Aku udah di jelasin kok cara pake nya. Nanti aku ajarin ya. " beritahu Romi dan membuat ku akhirnya mengangguk.

" ngh Rom. " ucap ku tertahan.

" hm? Kenapa sayang? " tanya Romi memandang ku.

" kalau hasilnya tidak sesuai dengan mau mu bagaimana? " Tanya ku hati - hati. Dan membuat Romi memandang ku dengan penuh arti.

" Memang mau ku apa? " Tanya Romi balik.

" gak tahu. Aku takut justru hasil tespack nya gak sesuai apa yang kamu mau. Di luar aku hamil atau tidak nanti. " ujar ku menyuarakan apa yang ada di fikiran ku saat ini.

Aku hanya tak ingin hasil tespack ini akan membuat Romi kecewa. Aku justru takut jika ternyata aku belum hamil saat Romi mengharapkan aku hamil. Begitu pun sebaliknya. Ternyata aku hamil di saat Romi belum mengharapkan aku untuk hamil pada saat ini.

" jangan punya fikiran buruk kayak gitu. Aku kan gak pernah bilang apa - apa sama kamu, sayang. Mau kamu hamil atau pun tidak saat ini, aku sama sekali gak masalah. Saat kamu ternyata hamil, ayo kita jaga sama - sama kehamilan kamu. " ucap Romi panjang lebar dan mencoba untuk menenangkan ku.

" jika tidak? " tanya ku tak yakin.

" Tapi jika kamu belum hamil saat di cek nanti, kita masih bisa mengupayakan kehamilan mu nanti. Toh aku tak masalah jika harus kembali berdua dan berpacaran dengan mu." tambah Romi semakin untuk meyakinkan ku. Sembari dirinya tersenyum memandang ku lembut.

Dan jujur saja, ucapan Romi ini sedikit banyak menenangkan ku dan membuat ku menghela nafas panjang. Aku pun hanya membalas ucapan Romi ini dengan anggukkan kepala perlahan. Aku mencoba untuk meyakinkan diri ku untuk berani memakai testpack yang baru di beli Romi.

*****

" sayang? kok diam? " tanya Romi saat aku masih terdiam duduk di pinggir ranjang dengan ke dua tespack di tangan ku.

" aku galau ih mau nyoba testpack ini atau enggak. " jawab ku.

" coba aja sayang. Apa pun hasilnya, aku sama sekali gak ada masalah. Mau kamu hamil atau enggak, aku gak akan mempermasalahkannya. Seperti kata ku kemarin. Jika kamu hami, kita jaga kandungan mu. Dan jika kamu belum hamil, kita masih bisa mengusahakan untuk kamu hamil Fell. " jelas Romi kembali untuk meyakinkan ku untuk mencoba testpack ini.

" takut. " ucap ku pelan.

Romi pun menarik ku ke dalam pelukannya dan mengusap punggung ku dengan lembut. Mencoba untuk menenangkan ku dan tersenyum teduh pada ku.

" tenang sayang. Relaks. Ok? Aman ya? " balas Romi.

" baiklah. Aku akan coba. Tapi ajarin aku ya? Aku gak ngerti caranya. " ujar ku mengalah dan memilih untuk mencobanya. Membuat Romi mengangguk.

" iya. Aku ajarin ya. " ujar Romi. Aku pun akhirnya mengajak Romi untuk ke kamar mandi dan mulai mencoba nya.

*****

" Rom. " panggil ku lirih pada Romi yang semenjak tadi memeluk pinggang ku.

" hm? Kenapa sayang. "

" Hasil nya garis dua. " ujar ku semakin lirih dan membuat Romi menegang karena ucapan ku ini.

" ap... Apa sayang? " Tanya Romi semakin mendekat ke arah ku dan menempelkan dadanya di punggung ku.

" hasilnya garis dua. Berarti, positif kan? " tanya ku menoleh ke arah samping ke pada dirinya sembari menunjukkan ke dua testpack yang ada di tangan ku.

" iya sayang. Kamu ternyata hamil. Kamu mengandung anak ku. Anak kita. " ucap Romi.

Dirinya pun memeluk pinggang ku semakin erat dan melingkarkan ke dua tangannya di pinggang ku sembari mengusap perut ku dengan seksama. Dengan gaun tidur pendek yang ku pakai saat ini membuat usapan Romi di tubuh ku semakin terasa dan membuat ku menyukainya. Apalagi saat ini Romi hanya memakai boxer dan bertelanjang dada sehingga membuat tubuh kami semakin terasa menempel.

" A... Aku Ha... Hamil Rom. A... Aku sekarang hamil. Aku mengandung anak ku Rom. Anak kita. " ujar ku tak menyangka seraya berbalik dan memeluk Romi dengan erat dan mengubur wajah ku di tubuhnya.

" iya sayang. Anak kita berdua. Kita ke dokter ya habis ini. Kita periksa kandungan kamu sayang. " ujar Romi dan membuat ku mengangguk.

" iya sayang. Aku ikut kamu aja Rom. " ujar ku semakin mengetatkan pelukan kami berdua. Dan ulah ku ini pun membuat Romi terkekeh seraya dirinya mengendong tubuh ku ala koala hug untuk kembali ke kamar.

*****

" Denger kan sayang? Apa kata dokter tadi? Kamu harus banyak - banyak istirahat sayang. Jangan terlalu capek. Dan apa yang kamu mau, bilang sama aku ya Fell. Jangan di pendem sendiri apa yang kamu mau ungkapin." ucap Romi saat menggendong ku ala koala hug dari parkiran hingga ke depan unit apartement kami berdua.

" mmm. Tapi masa minta - minta kamu terus. Aku ngerepotin kamu jadinya. Selama ini juga kan aku selalu nyusahin kamu. Bahkan nyusahin Gerry juga. Padahal Gerry kerja sama kamu. Tapi aku ngerepotin kalian terus. Aku terlalu nyusahin kamu Rom. " ujar ku seraya mengubur wajah ku di ceruk leher Romi sembari dirinya membuka pintu apartement kami.

" Felly, Asal kamu tahu. Dari awal kita bertemu bertahun - tahun yang lalu, Dari awal kamu di kenalkan papa ke aku dan bunda. Sampai sampai hari ini, Kamu gak pernah sekali pun nyusahin atau ngerepotin aku, sayang. Jadi, jangan punya fikiran kayak gitu ya. Inget kata dokter sayang. Kamu harus bahagia terus. Jangan stress jangan mendem masalah sendiri. Ada aku yang selalu sama kamu. Ya? " ujar Romi dan membuat aku mengangguk pelan. Aku pun mengangkat pelan kepala ku untuk menatap wajah tampan suami ku ini.

" makasih banyak suami ku sayang. " ujar ku pelan dan membuat Romi tertawa senang karena mendengar ucapan ku ini.

" sama - sama sayang. Bahagia selalu sama aku ya istri cantik ku. " balas Romi membuat ku mengecup pipi juga bibirnya pelan.

Aku benar - benar bersyukur atas kehadiran Romi di hidup ku. Dirinya yang menjadi sosok pelindung ku selama ini dan selalu menjadi support system ku. Bahkan hingga bertahun - tahun. Dirinya yang selalu mencari cara untuk membahagiakan ku dan menjadikan bahagia ku sebagai prioritas nya.

Dan aku sangat bersyukur karena akhirnya kini dirinya menjadi suami dan menjadi ayah dari calon anak kami berdua. Jujur saja, Aku berharap jika aku dan Romi akan selalu bahagia saat ini hingga nanti. Bersama keluarga kecil kami yang akan kami bangun hingga kami tua dan menutup mata bersama.

*****
END

SAUDARA TIRI (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang