6. Pertanyaan ku

801 15 4
                                    

" Rom. Handphone kamu bunyi. Ada yang nelpon kayaknya. " ucap ku saat aku merasakan getaran handphone milik Romi yang berada di sofa, tak jauh dari diri ku dan Romi yang tengah duduk saat ini.

" hm. Paling Gerry. " sahut Romi dan mulai mengangkat telepon itu.

Romi pun mengobrol beberapa hal dengan orang yang menelponnya. Dengan aku yang masih memeluk tubuhnya saat ini. Dan tak lama, Romi mengakhiri sambungan telepon itu sembari mengelus punggung juga bahu ku.

" siapa? " tanya ku.

" Gerry. Dia bilang tugasnya sudah selesai. Dan dia menuju kemari. Membawakan barang - barang mu yang ada di rumah itu. " jawab Romi berhati - hati karena tak ingin membuat ku menangis.

Tapi, nyatanya aku tetap menangis. Aku tetap tak bisa mengatakan aku baik - baik saja tak kala orang tua terakhir ku kini sudah tiada. Aku kini sudah sebatang kara. Aku sendiri tanpa ada keluarga ku lagi. Setelah aku kehilangan papa dan bunda, Kini aku harus kehilangan mama juga dari hidup ku.

" aku sendiri Rom. " isak ku tersedu pilu. Membuat Romi memeluk ku dengan erat dan setengah hati - hati.

" i'm here baby. Ada aku. You will be fine. Aku akan menjaga mu sayang. Ingat apa yang ku katakan tadi? Aku akan ada untuk mu Fel. Biarin perempuan itu mati. Dia pantas mati setelah memperlakukan putri nya sendiri seperti ini. " gumam Romi.

" tapi dia tetap mama ku Rom. Dia mama yang melahirkan ku. " ucap ku lirih dengan nada yang tak yakin.

" lihat aku sayang. " Pinta Romi pada ku.

Dan membuat kami saling melepaskan pelukan kami berdua. Aku pun memandangnya dengan wajah yang masih sembab. Romi dengan lembut Mulai mengusap pipi ku dan menghapus bulir - bulir air mata ku yang masih tersisa.

" kamu percaya sama aku kan? " tanya Romi dan membuat ku mengangguk.

" Iya, Rom. " jawab ku.

" jika dia memang mama mu. Orang tua yang menyayangi kamu, Dia gak akan mungkin mencoba untuk menjual mu. Darah dagingnya sendiri. Aku yang gak ada hubungan darah sama kamu, jagain kamu mati - matian. Tapi dia? Bahkan dengan entengnya menyakiti kamu seperti ini. Aku gak bisa biarin itu, Fel. Dan aku rasa, papa juga bunda setuju untuk aku membalas perlakuan mama mu terhadap kamu, Felly. " ujar Romi panjang lebar dan aku yang mendengarkan sembari memandangnya lekat.

" mungkin, jika dia adalah mama yang baik untuk mu, aku akan senang membiarkan mu hidup bersamanya. Tapi ini, dia selalu mencoba untuk menjual mu. Membiarkan setiap pria yang menikmati tubuhnya juga melecehkan mu. Aku gak terima Fel. Aku yang gak rela. Kamu selalu jadi prioritas aku, Felly. Jadi jangan membenci ku karena sudah membunuh mama mu. Ya? " tambah Romi sekali lagi dengan tersenyum tipisnya yang ku rasakan begitu tulus.

*****

" aku ingin bertanya pada mu. " ujar ku dan membuat Romi memfokuskan dirinya pada ku.

" mau nanya apa sayang? " tanya Romi lembut.

Dirinya selalu melembutkan ucapan juga perilakunya untuk ku. Bagaimana pun buruk nya hari yang Romi lalui, dia selalu memperlakukan ku dengan lembut. Seakan - akan aku adalah kaca yang mudah pecah jika dirinya salah menyentuh ku.

" aku gak berhak bahagia ya? " gumam ku sedih.

" kata siapa kamu gak boleh Bahagia? " tanya Romi tak suka.

" aku baru ngerasain bahagia dan nikmatnya punya orang tua yang lengkap lagi. Setelah mama dan papa pisah. Tapi, Tuhan malah ngerebut papa dan bunda. Aku kehilangan mereka berdua. Dan saat aku ingin mendekatkan diri ku pada mama, mama malah ingin menjual ku. Dan sekarang, mama udah gak ada Rom. Aku udah kehilangan mereka semua. " ujar ku lirih namun panjang lebar. Membuat Romi menggeleng kuat.

" kamu bahagia sayang. Ada aku yang akan selalu bikin kamu bahagia. Udah ya? Jangan fikirin apa pun sekarang. Kamu cuma harus fikirin gimana caranya kamu sehat lagi. Bahagia sama aku. Lanjutin hidup kita berdua sama - sama. Mau ya? " tanya Romi lembut. Dan mau tak mau membuat ku mengangguk lemah.

" sekarang, aku gendong ke kamar ya? Bentar lagi Gerry datang ke sini. Aku gak mau dia liat badan kamu kayak begini. Ya? " ujar Romi yang sekali lagi membuat ku menganggukkan kepala ku untuk ke dua kalinya.

Romi pun dengan perlahan mulai menggendong ku ala koala hug menuju kamar miliknya dan mulai menjadi tempat ku istirahat.

*****

" tunggu di sini ya? Baju nya jangan di pake dulu. Nanti, kalau urusan ku udah selesai sama Gerry, aku akan ke sini. Baru kamu pake baju. Aku bantuin. Badan kamu pasti sakit kalau pakai baju sendiri. " ujar Romi saat dirinya mendudukkan ku pelan di atas kasur king size miliknya. Dan membuat ku memandang dirinya bingung.

" ranjang nya kamu ganti? " tanya ku dan membuat dirinya terkekeh.

" hm. Iya. Sejak kamu dateng ke sini pagi - pagi. Waktu kamu bilang kamu berantem sama mama mu dan Kamu di tampar. Ingat? " tanya Romi.

" iya aku ingat. " sahut ku menganggukkan kepala ku.

" itu aku baru aja ganti ranjang. " jelas Romi dan membuat ku ber ooh ria.

" Kenapa Ganti? " tanya ku.

" Aku gak mau kamu tidur di bekas wanita lain yang menjadi pemuas ku. Jadi, Lebih baik aku membeli ranjang baru untuk kamu. " beritahu Romi yang berhasil membuat ku sedikit terharu dan sedikit penasaran.

" kamu masih bermain dengan wanita - wanita lain? " tanya ku pada dirinya.

" untuk sekarang tidak. Terakhir kali aku bermain dengan mereka ya beberapa minggu sebelum kamu datang waktu itu. Dan sampai saat ini, aku tak pernah lagi menghubungi mereka. " jawab Romi.

" boleh aku meminta mu untuk tidak menemui wanita - wanita itu? Boleh aku meminta mu untuk tidak bermain di luar sana untuk memuaskan nafsu mu? Aku sedikit tidak suka. " tanya ku lirih dan berhati - hati. Karena aku tidak mau Romi mengira aku terlalu mengatur dirinya.

" sure, cantik. Aku tak akan lagi menghubungi mereka atau pun menikmati tubuh mereka. Aku akan fokus sama kamu aja ya. " ujar Romi langsung mengiyakan ucapan ku ini.

" Maaf ya Rom aku terlalu mengatur kamu. Aku seperti terlalu mengatur kamu sekarang. Padahal aku gak ada hak untuk itu. " ujar ku tak nyaman dan merasa bersalah.

" no sayang. Sama sekali gak masalah. Itu hak kamu dan aku senang hati mengikutinya. Itu adalah hak mu atas aku. Aku sama sekali gak keberatan mengikuti keinginan kamu itu. Dan aku senang mengikuti keinginan kamu ini. " ucap Romi sama sekali tak masalah dengan keinginan ku pada dirinya. Dan membuat ku merasa lega karena aku tak menyakiti Romi dengan apa yang ku ucapkan barusan.

" terima kasih Rom. Terima kasih banyak. " gumam ku yang membuat dirinya tersenyum tipis seraya memandang ku.

*****

" Sepertinya Gerry sudah semakin dekat ke sini. " Ucap Romi saat duduk di samping ku saat ini dan membuat ku memandang dirinya.

" Gerry bakal lama ada di sini? " tanya ku pada Romi.

" mungkin enggak terlalu lama sepertinya. Kenapa Fel? " tanya Romi bingung.

" enggak papa. Aku cuma pengen istirahat sama kamu. Pengen sambil di peluk. Aku takut sendiri. " ujar ku semakin lirih dan langsung ku rasakan kecupan lembut Romi di puncak kepala ku.

" as your wish my lady. Nanti, aku gak akan lama ketemu Gerry. Dan begitu selesai, aku akan ke sini lagi. Masangin kamu baju dan setelah itu kita istirahat. " jawab Romi mengangguk. Dan menerbitkan senyum tipis ku untuk dirinya.

" thanks Rom. "

" anytime sweet heart. Aku tinggal sebentar ya. " ucap Romi sembari mengecup puncak kepala ku sekali lagi. Dirinya pun mulai melangkah menuju keluar kamar setelah menutup pintu kamar nya yang mulai saat ini juga akan aku diami bersama dengan dirinya nanti.

" terima kasih karna sudah menjadi satu - satunya manusia yang bisa menjadi sandaran ku Rom. " ujar ku lirih setelah kepergiannya.

Aku tahu dirinya tak akan mungkin mendengar ucapan ku ini. Tapi aku benar - benar bersyukur atas hadirnya Romi yang kini menggantikan tugas papa untuk menjaga ku. Apalagi dirinya benar - benar menjaga dan menenangkan ku.

*****

SAUDARA TIRI (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang