Chapter 21 : Apakah ini Keputusan Terbaik?

41 4 2
                                    

Aku membuka mata, ku lihat Aidan dan papa sedang duduk berdua. Aku mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Dimana aku?

" Aidan? Papa?" Panggilku yang langsung di sambut lega oleh mereka berdua.

" Jessi?"

" Sayang? Kamu udah sadar?"

Mereka berbarengan menanyaiku.

" Kim mana?"

Aidan dan papa saling berpandangan kemudian terdiam.

" Hyung ada kerjaan." Aidan merespon cepat.

Aku mendadak merasa kecewa. Bahkan di saat aku terbaring di rumah sakit pun, Kim tidak ada di sisiku.

Aku tersenyum mengerti karena tidak ingin memperlihatkan kekecewaanku.

" Jessi? Kamu engga perlu lagi mikirin Kim."

Papa tiba-tiba saja memberikan pernyataan yang membuatku terkejut.

Kulihat sekilas Aidan memegang lengan papa. Sepertinya Aidan sedang mencegah papa bicara.

" Ada apa sebenernya pa? Aidan?" Bergantian kutanyai mereka dengan suara yang masih lemah.

Papa kulihat susah payah menahan diri hingga harus bersembunyi di balik tubuh Aidan.

" Engga ada apa-apa. Loe fokus sembuh aja dulu."

Aidan tiba-tiba saja maju menggantikan posisi papa dan mengatakan untuk aku fokus saja pada kesembuhan. Apa jika kalian jadi aku kalian akan percaya begitu saja? Mereka tidak pandai berpura-pura. Tapi aku memilih untuk menuruti saja. Kupikir Kim juga bukan dalam posisi yang baik-baik saja hubungannya denganku.

Hingga ke esokan paginya, bahkan sampai sore harinya lagi, Kim masih belum menjengukku. Hanya Aidan yang saat ini setia menemaniku hampir tanpa istirahat, dan papa tadi pergi karena harus mengurus pekerjaan, itupun aku yang memaksa.

Saat ini Aidan sedang menyuapiku makanan rumah sakit.

" Aidan?" Panggilku.

" Hem?" Jawabnya lembut.

" Kenapa Kim belum ke sini? Apa dia engga khawatir sama gue?"

Aidan diam saja dan aku tahu sesuatu pasti sudah terjadi saat aku tidak sadarkan diri.

" Kim masih marah sama gue?"

" Bisa engga kita fokus sama kesembuhan loe dulu?" Jawab Aidan yang terlihat tidak bisa menjawab pertanyaanku.

Aku menoleh sendu ke arahnya.

" Menurut loe apa gue bisa fokus pada hal lain sementara Kim engga ada di sini?" Jawabku datar namun menohok.

Aidan menghentikan suapannya. Dia menunduk, entah apa yang sebenarnya di tutup-tutupi.

" Aidan? Tolong kasih tahu gue! Atau gue yang akan pergi sendiri cari Kim." Ucapku yang berpikiran untuk mencabut jarum infus di telapak tanganku tapi sepertinya Aidan menyadari itu. Dia menghentikan pandanganku ke jarum infus.

" Jangan berpikir melakukan hal yang bodoh untuk orang yang udah ninggalin loe Jess."

DEGG.

Aku menoleh cepat pada Aidan.

" Apa maksud loe Aidan?"

Tiba-tiba saja papa datang dan mengatakan sesuatu.

" Biar om saja yang jelaskan Aidan."

Aku menoleh pada papa dan mengikuti gerakannya hingga sampai di samping ku.

" Ada apa sebenernya pa?" Tanyaku yang mulai takut dengan apa yang akan papa ucapkan.

Menikah Dengan IdolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang