Chapter 10 : Terjebak di antara dua Kim

82 5 10
                                    

Aku merutuki diriku sendiri yang tidak bisa menahan hasratku pada Kim. Sejujurnya aku melakukan ini untuk menjawab pertanyaannya yang di ajukan pada saat aku tertidur. Tapi entah kenapa setiap berciuman dengannya aku selalu mengharapkan lebih. Huh dasar piktor.

Sebenarnya pada saat itu aku tidak benar-benar tertidur, aku mendengar semua yang di ucapkan Kim termasuk masalah Aidan yang menyukaiku. Aku menciumnya sebagai jawaban bahwa aku menerima dia sebagai calon suamiku dan aku tidak ingin dia mengkhawatirkan perasaanku untuk Aidan ataupun perasaan Aidan terhadapku. Tapi aku tidak bisa mengatakannya secara langsung. Ini hal yang sensitif. Mereka berdua kakak adik, dan baik aku ataupun Kim juga belum memastikan apakah benar memang Aidan menyukaiku sebagai seorang wanita. Jadi menurutku pilihan terbaik adalah pura-pura tidak tahu saja.

Aku bersyukur Kim menghentikan aktifitas kita sebelum kebablasan. Aku mengagumi pertahanan dirinya yang kuat. Dia tidak ingin merusakku karena dia mencintaiku. Coba siapa perempuan yang tidak tersentuh dengan kalimat itu?

Setelah aku tersadar dari otak kotorku sepertinya aku malah tidak bisa tidur karena ada pria yang tertidur di sebelahku. Aigo Jessica, tadi saja kamu menginginkan hal mesum eh sekarang malah ketakutan melihat Kim tidur di sebelahmu.

 Aigo Jessica, tadi saja kamu menginginkan hal mesum eh sekarang malah ketakutan melihat Kim tidur di sebelahmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku memandangi Kim yang sudah terlelap di sebelahku. Aku sedetikpun belum pernah membayangkan akan bisa melihatnya tertidur di kamarnya, bahkan berdua saja.

Aku tersenyum sendiri memandangnya.

" Gimana gue engga punya pikiran kotor kalo loe tidur aja seganteng ini. Gomawo Kim loe udah ngejaga gue."

***

Aku terbangun saat ada terpaan cahaya yang membuatku silau bahkan dalam mata tertutup.

Ku lihat Kim berdiri di antara tirai yang terbuka. Cahaya dari belakangnya membuat wajahnya bersinar. Aku seperti melihat malaikat.

" Selamat pagi tuan puteri." Ucapnya.

" Hemmm." Aku tersenyum tanpa ada niatan untuk beranjak.

Kim berjalan menghampiriku dan duduk di tepian ranjang.

" Kamu engga mau bangun?" Tanyanya lembut.

" Biarin aku tidur 10 menit lagi ya. Semalem aku susah tidur."

" Kamu emang engga ke kantor?" Tanyanya lagi sambil mengusap rambutku.

" Tenang aja papa lagi engga ada. Hehe."

" Dasar kamu tuh. Ayo buruan mandi biar aku siapin sarapan. "

Akhirnya aku bangun juga. Dengan cepat aku pergi ke kamar mandi dan setelahnya keluar menghampiri Kim yang katanya sedang menyiapkan sarapan.

" Kim? Aku engga ada pakaian ganti, masa aku pakai baju yang sama nanti temen kantor pada curiga sama..."

Aku terdiam saat ku lihat Aidan ada di meja makan sambil memandangiku dengan tatapan dingin.

Menikah Dengan IdolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang