Chapter 27 : Sudah Seharusnya Seperti ini

45 4 10
                                    

Aidan melajukan mobilnya tanpa berkata apapun. Entah dia akan membawaku kemana, aku akan menurut saja.

Sepertinya aku mengenali jalan yang saat ini kulalui. Ini seperti jalan ke arah apartemen Kim. Aku menoleh cepat padanya. Aku yang awalnya hanya ingin diam pun akhirnya memberanikan diri bertanya.

" Kita mau ke apartemen loe?"

Aidan diam saja dan itu membuatku jadi merasa takut.

" Gue minta maaf Aidan."

Aku menoleh padanya dan ku lihat sudut matanya berair. Aku spontan mengulurkan tangan ingin menghapus air matanya tapi Aidan langsung menepis tanganku kasar.

Aku tidak marah justru merasa sangat bersalah padanya.

" Maaf gue ngelanggar janji gue sama loe Aidan."

" Loe bisa diem engga?" Ucapnya bernada sangat dingin. Jika ada kata lebih dari sangat maka aku akan menggunakannya karena Aidan lebih dingin dari kata sangat dingin.

Tegurannya sukses membuatku diam dan tidak berani bicara lagi. Sejujurnya aku jadi tidak nyaman berada di sebelah Aidan yang sedang marah tapi kemarahannya ini bukankah atas kelakuanku? Jadi sebaiknya aku diam dan menurutinya saja.

Aku dan Aidan sampai di apartemen. Kupikir Aidan akan membawaku ke apartemen Kim, ternyata dia menekan nomor lantai dimana apartemennya berada.

Di bukanya pintu apartemen dan kami masuk ke dalam.

Begitu sampai di dalam Aidan langsung menelpon seseorang.

" Gue udah sampai."

Entah dengan siapa dia bicara, aku tidak berani menanyakannya.

Aidan mendekatiku kemudian melepas coatnya. Semakin mendekat hingga aku mundur ke belakang. Aku menjadi takut saat kulihat pandangan Aidan berubah aneh padaku.

" Loe mau ngapain Aidan?"

" Gue mau lakuin hal yang loe lakuin sama hyung semalem."

" Mmm..mak..maksud loe apa?"

" Loe engga usah berlagak engga tahu Jess." Ujarnya semakin mendekatiku.

Aku terduduk di sofa dan Aidan masih mendorongku hingga posisiku menjadi tiduran. Aidan merangkak ke atas tubuhku.

" Jangan Aidan."

" Kenapa jangan?"

Tangan Aidan memegang kancing kemejaku dan membukanya satu. Aku menahan tangan Aidan dan menggelengkan kepala.

"Kenapa sayang? Gue harusnya lebih berhak melakukannya ketimbang hyung. Gue calon suami loe, gue ingetin kalau loe emang lupa."

Aku semakin ketakutan.

" Hajima, Aidan. Jebal."

Aidan membuka kancing kemejaku yang ke dua hingga bra ku terlihat dan Aidan mengamati dadaku dengan seksama.

" Kalian pasti sangat menikmatinya kan? Lihat! Bekas kecupannya banyak sekali di sini."

Aidan menyentuh dadaku yang masih terbalut bra dengan jari telunjuknya.

Aku pun akhirnya menangis.

" Jangan Aidan." Aku memohon dengan lemah untuk yang terakhir kalinya.

" Kenapa loe bilang jangan sama gue yang calon suami loe tapi loe dengan rela memberikannya sama hyung, Jess?"

Dia membuka satu lagi kancing bajuku. Kulihat matanya memerah dan berair. Kemudian saat dia akan membuka kancing kemejaku yang terakhir dia melepaskanku dan menutup lagi kemejaku tanpa mengancingnya.

Menikah Dengan IdolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang