Pagi ini aku bersiap ke kantor setelah cuti selama seminggu. Tapi perasaanku masih tidak baik-baik saja. Ku turuni tangga dengan malas. Tiba-tiba saja aku berbelok ke ruang makan. Memang sudah jadi kebiasaanku seperti ini bahkan aku lupa niatku dari kamar yang tidak ingin bertemu dengan papa.
Aku tersadar saat melihat papa yang tengah menungguku di meja makan. Aku melengos tanpa berkata apa-apa
" Jessica?"
Papa memanggil tapi aku tidak menoleh padanya.
" Kamu engga sarapan?" Tanya papa dengan nada yang terdengar tidak seperti biasa. Ah mungkin saja ini karena ketegangan kami semalam.
" Aku engga lapar. Aku langsung berangkat aja." Balasku yang juga dengan nada tidak biasa.
Aku segera melangkah pergi saat tiba-tiba papa memanggilku lagi.
" Jessica? Duduk, papa mau bicara."
Akhirnya aku berbalik dan mengikuti perintah papa. Aku duduk dengan malas di kursi yang biasa ku tempati untuk makan. Papa meletakkan sendok dan garpu yang tadi sudah dipegangnya. Papa memposisikan dirinya menghadapku dan wajahnya terlihat serius.
" Kamu masih marah sama papa?" Tanyanya memulai pembicaraan.
Aku terdiam tanpa berniat melihat wajah papa.
" Papa pikir semalam sudah cukup membuat kamu berpikir maksud papa sebenarnya."
Aku masih diam tidak berniat untuk menjawab.
" Saat itu Aidan datang kesini mencari kamu dan Nathan dengan wajah yang khawatir. Aidan awalnya memang engga mau kasih tahu papa apa yang terjadi tapi melihat raut wajah yang seperti itu membuat papa akhirnya mendesak Aidan untuk menceritakan semuanya."
Aku diam saja mendengar cerita papa.
" Disitu akhirnya Aidan menunjukkan foto viral itu. Dan dia juga bilang kalau terjadi kesalahpahaman antara kalian jadi Nathan membawa kamu pergi."
Aku masih diam tapi aku berpikir mengapa Aidan harus menceritakan itu? Tidak mungkin juga kan kalau papa tahu Kim bawa aku pergi karena Kim lihat Aidan maksa cium aku?
" Kamu engga berniat liat wajah papa Jes?"
Di tanya seperti itu aku malah menunduk.
" Buat apa? Yang ada aku makin marah sama papa." Jawabku pelan.
" Kamu tahu apa yang bikin papa berubah pikiran untuk membatalkan perjodohan kamu sama Nathan?"
Aku diam lagi tidak berniat menjawab pertanyaan papa. Memang sejak awal aku tidak ingin bicara dengan papa.
" Jes?" Panggil papa sekali yang akhirnya memaksaku untuk menjawab.
" Aku engga perlu dan engga ingin tahu." Jawabku masih setia menundukkan kepala.
Papa ku dengar menghela napas.
" Papa..."
Suaranya kudengar bergetar dan seketika aku melemparkan pandanganku pada papa. Matanya memerah dan kulihat ada setitik air di sudut matanya. Papa langsung mengelapnya cepat.
" Pa?" Aku seketika itu juga memanggilnya dengan wajah khawatir.
" Papa cuma engga mau hidup kamu nantinya banyak di caci orang nak." Seketika air mata papa tumpah begitu saja.
" Pa?" Sekali lagi kupanggil papa dengan bibir yang ku katupkan, ternyata aku pun berusaha menahan tangis karena melihat papa.
" Papa cuma punya kamu di hidup papa Jess. Kamu tahu bagaimana menderitanya papa saat mama meninggal kan? Dan papa engga bisa lagi merasakan penderitaan itu saat melihat semua komentar jahat mereka buat kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Dengan Idola
Ficção AdolescenteJessica Evelyna William seorang masternim fansite Jonathan Kim yang kerjaannya cuma cari-cari berita tentang idolanya, kesana kesini ngikutin kemana aja oppa J nya pergi. Suatu hari papanya yang mulai kesal dengan kelakuan putrinya yang sering menin...