Part 12

3 1 0
                                    

"Setiap kejadian pasti ada pelajarannya. Tergantung pandangan kita dalam menilai dan mengambilnya"

-Penulis-

●●●●●●●●●●

Satu minggu sudah , Azriel dengan Adel tak lagi bersama. Sejak Adel meminta waktu untuk sendiri , mereka tak lagi saling berkomunikasi. Sejujurnya , Adel merindukan Azriel. Bagaimana pun Azriel selalu membuat hari-hari Adel berwarna. Dan sebaliknya Azriel jauh lebih merindukan Adel , sosok wanita yang sangat ia cintai setelah ibu nya.

Hari ini Adel pergi kesebuah taman yang dekat dengan rumah nya. Siapa tau dengan dia pergi ke taman , bisa membuat pikirannya tenang. Dia berjalan dengan kaki. Di bantu juga dengan mata. Karena, kalo jalan pake kaki doang nggak bakal tau arah tujuan , dan sebalik nya kalo jalan pake mata doang , nggak pake kaki mana bisa. Dan pembaca harus tau , jika ada orang yang berkata" jalan tuh pake mata". Itu suatu keliruan yang besar.

Setiba di taman , Adel duduk dibangku yang disediakan. Ia melihat banyak anak-anak yang sedang bermain dengan sukaria , senang gembira , bahagia sentosa. Adel teringat masa kecilnya dulu , yang selalu di ajak oleh ibundanya pergi main di taman. Namun kini , ibunda sudah wafat. Semoga tenang disana , aamiin.

Tak lama kemudian , tiba-tiba ada seorang lelaki duduk disampingnya. Dan dia berkata ," seru ya , liat anak kecil bahagia tertawa dengan lepas" , ucap seseorang tersebut. Sontak Adel pun terkejut , karena ia tidak menyadari ada seseorang yang ikut duduk bersamanya.

Ketika Adel melihat ke arah wajah orang tersebut , ia tambah terkejut lagi.

"Ngapain lu datang ke sini" , ucap Adel sinis.

"Gua cuman mau bilang sesuatu sama lu" , jawab Albar. Ya betul , seseorang yang duduk bersama Adel itu adalah Albar. Pasti pembaca ngiranya Azriel ya , hahaha. Selamat anda tertipu. Oke balik ke topik.

"Lu lagi ada masalah sama Azriel?" , tanya Albar.

"Bukan urusan lu" , jawab Adel sinis.

"Gua cuman mau bantu lu aja" , jawab Albar.

"Maksud lu?" , tanya Adel.

"Sebelum nya gua ngaku , selama ini gua selalu ganggu hubungan lu berdua. Terutama kehidupan Azriel. Gua menyesal Del" , ucap Albar.

"Syukur deh kalo lu sadar" , jawab Adel.

"Maka dari itu , gua mau nebus kesalahan gua sama kalian berdua" , ucap Albar lagi.

"Oh berarti yang waktu bayarin biaya rumah sakit nyokapnya Azriel lu berarti , ngaku aja udah" , ucap Adel.

"Iya gua , tapi lu jangan bilang ke Azriel. Karena menurut gua , dengan ngebayarin biaya rumah sakit nyokapnya belum bisa tebus kesalahan gua semuanya  sama Azriel. Masih ada satu hal lagi yang harus gua lakuin supaya terbayar semuanya" , ucap Albar. Kali ini Albar sungguh serius dalam berbicara dan terlihat sebuah penyesalahan.

"Satu hal apa?" , tanya Adel.

"Gua minta lu baikan sama Azriel , bagaimana pun hubungan lu hancur gara-gara gua. Lu harus tau Del , Azriel cinta banget sama lu" , ucap Azriel.

"Masalah itu gua harus pikir-pikir dulu Al" , jawab Adel.

"Yaudah itu terserah lu , gua cuman berharap lu baikan lagi sama Azriel. Lagian gua nggak bakal ganggu hubungan kalian lagi. Sebentar lagi gua mau pergi soalnya" , ucap Albar.

About Me !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang