CHAPTER 1 (Part 1)

328 16 0
                                    

Namaku Sun.

"Jika kita menginginkan sesuatu, biarkan dia bebas. 

Jika kembali, itu akan selalu menjadi milik kita. 

Jika tidak kembali, mungkin sejak awal itu bukanlah milik kita."

*Sun Speaks*

Itu adalah kalimat seorang pemeran dalam film yang pernah kutonton di AISPLAY waktu natal beberapa tahun lalu. Aku telah membalas kalimat indah dengan pertanyaan ini selama bertahun-tahun: Apa yang kuinginkan? Apakah ia akan kembali?

Namaku Sun. Sejujurnya nama ini terdengar seperti nama yang umum bagi pemeran di serie BL, tetapi apa yang bisa kulakukan? Nama ini adalah nama yang diberikan ibuku sejak aku kecil. Tetapi sejujurnya, ibuku tidak benar-benar memanggilku Sun. Dia sering memanggilku dengan nama hewan peliharaan. Sampai aku dewasa, ibuku mungkin menyadari bahwa aku mungkin merasa malu, kemudian ibu kembali memanggilku Sun seperti biasa.

Suasana malam dari sebuah kondominium di jantung kota Bangkok, terlihat kacau dan sepi pada saat yang sama.Tergantung pada gaya hidup masing-masing orang. Bagiku, ini sangat sepi. Jadi, sebenarnya aku dalam mode apa?

Aku sedang duduk dan menonton klip viral di ponselku yang direkomendasikan dari halaman Facebook SU Cute, itu adalah halaman tentang kehidupan anak muda di SU. Di video itu seorang anak laki-laki tampan yang sedang berbicara dengan wartawan. Dengan wajah putih, matanya panjang dan tegas, aku melihat kekeraskepalaan dan keegoisan darinya. Dia terlihat cemberut di depan kamera. Pemuda itu terlihat sedang menunjukkan sesuatu di dalam kotak kecil yang ia ambil. Lalu aku berhenti menontonnya, karena aku memiliki benda kesayangan di depanku, Magic, gitar kesayanganku. Dia adalah satu-satunya harapan dalam hidupku. Magic adalah sebuah keajaiban yang telah menjadi temanku selama bertahun-tahun. Dan dia adalah satu-satunya hal yang mengubah hidupku.. lagi.

Lagi!! Apakah ada yang berubah sebelumnya? Bisa dibilang "iya". Aku pernah mengubah hidupku. Saat aku berusia dua tahun, aku tinggal bersama Bibi Ploy, kakak perempuan ibuku. Karena ibuku benar-benar lebih percaya dengan takhayul daripada sains. Aku bukan anak satu-satunya seperti yang diketahui orang lain. Aku memiliki dua kakak laki-laki yang lahir sebelum aku. Namun sayangnya, mereka harus pergi padahal usia mereka baru satu bulan, karena mereka berdua hanya memiliki dua arteri yang memasok darah ke jantung mereka. Lalu apakah aku juga akan seperti itu? Bisa dikatakan "iya" lagi. Menurut pandangan ilmiah, itu adalah tentang genetika. Ibu dan ayah tidak ingin mengambil resiko untuk kehilanganku. Rasa sakit karena kematian kedua saudaraku, pasti terlalu sulit untuk diterima. Aku mengerti. Peramal dengan jelas meramalkan bahwa jika mereka ingin aku tetap hidup, maka mereka harus membiarkan aku diadopsi oleh orang lain dan harus hidup jauh dari mereka. Jadi, Bibi Ploy adalah pilihan terbaik. Dia adalah orang yang paling dipercaya oleh ibu dan ayah. Jadi, ayah dan ibu kemudian pindah ke Amerika. Mereka berdua harus menderita untuk menyelamatkan hidupku. Itulah mengapa mereka memberiku nama "Sun", matahari, yang terbit di pagi hari dan turun di malam hari. Meskipun tidak bisa terlihat di malam hari, bukan berarti.. tidak ada.

Dan dia adalah Kimhan

Di dalam kamar tidur yang elegan di malam hari, Kim atau Kimhan Kannakul, tidur dengan gelisah, kemudian terbangun dengan mengutuk dan mengeluh pada dirinya sendiri.

*Kim Speaks*

"Kamu sangat buruk! Bahkan dalam mimpiku saja, kamu masih mengikutiku."

Aku frustasi dengan diriku sendiri. Sudah berapa lama sejak terakhir kali kita bertemu? Sejak saat itu, aku tidak pernah mendengar tentang teman di mimpiku lagi. Hidupku terus berjalan, sesuai dengan keinginan ayahku, Khun Kacha. Hal yang ayah pikir terbaik untukku, tetapi ayah tidak pernah bertanya padaku apakah aku ingin menjadi seperti itu atau tidak. Hanya ada beberapa hal yang kurasa mewakili hidupku yang sebenarnya ... Rain, Phayu, Musik, dan teman kecilku.

Rain atau Wasan Kannakul, satu-satunya kakak laki-lakiku, yang rela mengorbankan banyak hal yang ingin dia lakukan untukku. Dia memberiku kesempatan untuk mengikuti kata hatiku daripada keinginan ayah. Dia yang selalu mengatakan bahwa dia yang akan melanjutkan bisnis yang dibangun ayah segera setelah dia lulus. Aku tidak pernah bertanya pada Rain apakah dia suka melakukan pekerjaan yang diberikan ayah atau tidak, tetapi aku percaya bahwa Rain melakukannya untukku. Oleh karena itu, Rain berperan sebagai anak yang baik untuk membuat ayah merasa tenang, agar ayah tidak perlu mengeluh karena Rain memiliki adik sepertiku. Itulah mengapa aku sangat mencintai dan menghormati Rain, kakak laki-lakiku.

Aku ingat bahwa semasa kecil, aku tidak memiliki banyak teman, selain Rain dan Phayu. Internet sudah seperti temanku, itu adalah pengetahuan dasar yang bisa diakses siapapun. Suatu hari aku mendengar sebuah lagu "Song of the Birds" dari seorang musisi Spanyol, Pablo Casals. Alat musik yang dimainkannya memiliki bentuk yang aneh. Bentuknya seperti biola, tetapi ukurannya lebih besar, hingga harus meletakannya di lantai ketika memainkannya. Terlebih lagi, suaranya yang unik dengan nada rendah membuatku menghilang ke dunia lain. Dunia yang membuatku bisa mengisi waktu dengannya tanpa merasa bosan. Dunia yang tidak pernah memberiku rasa sakit. Dunia yang bisa membuatku menjadi apapun atau menjadi siapapun. Dunia dengan suara yang terdengar sangat menyedihkan, seperti hidupku yang begitu aneh. Aku langsung jatuh cinta padanya dan bermimpi bahwa suatu hari aku ingin memainkannya untuk seseorang. Cello adalah alat musik yang membuatku mengerti bahwa aku tidak sendiri. Instrumen ini dirancang untuk diselesaikan.. menunggu. Dan tentu saja, pertanyaan berikutnya adalah: instrumen seperti apa yang dirancang untuk 'mencari'?

Kisah Dua Bintang dan 70 Tahun Penantian

Sun, pemuda berwajah cerah, rambut pendek yang membingkai wajahnya dengan mata bulat yang berbinar. Dia terlihat sangat tampan saat tersenyum. Dia duduk dan memainkan gitar kesayangannya, Magic, sendirian di dalam kondominium yang sangat sepi. Suasana di luar begitu menyilaukan dengan gedung-gedung tinggi di jantung kota.

"Menjadi pria kecil di tengah kota besar, begitu kan?"

Jari tangan kirinya menekan akord pada lima senar, mulai terlihat menjadi kemerahan. Tetapi pemilik wajah lembut itu sepertinya tidak merasakan sakit. Sun terus memainkan gitar dengan saksama. Lagu yang dimainkannya memiliki melodi yang lambat dan menyedihkan, tetapi anehnya lagu itu bisa memberikan harapan pada seseorang yang kesepian. Dia menyampaikan bagaimana perasaannya saat ini. Tetapi kemudian, dia berhenti bermain karena perhatiannya tertuju ke tempat lain.

"Maafkan aku. Suatu saat nanti aku akan menebus setiap detik yang telah berlalu. Entah berapa lama. Aku akan membayar kembali semua yang telah kujanjikan."

Sun mengangkat kepalanya dan melihat televisi di depannya yang menampilkan berita tentang bintang-bintang yang akan mengorbit. Kemudian tangannya menekan remote untuk menambah volume TV. Hari ini berita tentang astronomi mengatakan bahwa akan ada dua bintang, yang akan mendekat satu sama lain setiap tujuh puluh tahun sekali, yang bisa dilihat dengan mata telanjang dari bumi. Banyak orang percaya bahwa bintang itu adalah pasangan kekasih yang terpisah satu sama lain, tetapi akan dipertemukan kembali setiap tujuh puluh tahun. Oleh karena itu, orang-orang menamai bintang ini "Lovers" atau kekasih. Tetapi dalam astronomi, itu adalah fenomena komet yang umum. Itu tidak disebabkan oleh kesalahan, tetapi disebabkan karena memang harus terjadi.

"Apakah itu lovers?" Sun melihat kemudian tersenyum. Tidak ada yang tahu tentang senyum penuh harapan, yang benar-benar ada di hatinya. Sun melihat dari teleskop di balkon besar di luar. Dia berjalan ke sana dan menatap melalui lubang di teleskop. Meski hari ini terasa begitu sepi, tetapi dia tetap tersenyum. Senyuman yang menyembunyikan harapan di hatinya.

"Aku akan menunggu hingga hari itu, Lovers." Dia berbicara sendiri saat wajah seseorang melintas di benaknya.

"Sejujurnya terlihat begitu menyedihkan, mereka hanya bertemu setiap tujuh puluh tahun."

Aku yakin banyak orang akan bertanya mengapa disebut 'Lovers'. Jika kamu bisa menunggu seseorang selama tujuh puluh tahun, maka itu bisa disebut sebagai... 'Cinta sejati...'

Sudah berapa lama Sun tertidur, dia sendiri pun tidak tahu. Hingga dia mendengar suara keras dari dalam mimpinya. Bahkan dalam mimpi pun ia tidak bisa menahan diri untuk tidak kesal dan kemudian harus terbangun untuk kembali ke dunia nyata. Matanya terbuka lebar, dia melihat jam di ponsel dan dengan cepat melompat dari tempat tidur. 

Love at 9 "Oh! My Sunshine Night" (Terjemahan Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang