The Playboy

234 28 2
                                    

“Uwaaaah … Udah balik jadi muka nenek lampir lagi!” seru Ohm begitu melihat Nanon keesokan paginya.

“Ternyata ramuannya cuma bekerja semalem, ya!”

“Lo cari ribut, ya?” seru Nanon sambil menaikkan lengan baju.

Ohm segera menghindar dari serangan buku Nanon.

Bright, Joong, dan Off terkekeh, lalu duduk di bangku masing-masing. Begitu duduk, Bright langsung mengecek ponsel.

“Masih pagi gini udah dapet panggilan?” tanya Joong setelah melirik layar ponsel Bright.

“Tau nih. Kemarin si Tontawan nembak gue. Setelah gue tolak, dia malah makin menggila. Gue ganti nomor lagi ah,” kata Bright sambil memasukkan ponselnya cuek ke saku.

Gun mengamati Bright dari belakang. “Nggak capek, Bright?”
tanyanya membuat Bright menoleh.

“Ah, pegel-pegel dikit sih,” kata Bright sambil menggerak- gerakkan bahunya, menyangka Gun bertanya tentang semalam saat dia berdansa dengan banyak orang.

“Bukan itu. Nggak capek ganti nomor terus?” tanya Gun polos. joong dan Off langsung menoleh, ikut tertarik dengan pembicaraan itu.

Bright tersenyum pada Gun.
“Nggak kok, Gun. Ini kan udah risiko,” kata Bright santai. Gun mengangguk-angguk.

“Emangnya nggak bisa ya sama satu orang doang?” tanya Gun lagi membuat air muka Bright berubah, tapi hanya beberapa detik.

Bright tersenyum lagi.
“Nggak bisa,” kata Bright sesantai yang sebelumnya. “Tapi kalo sama Gun sih, mungkin bisa.”

Setelah itu, Bright tertawa, seolah tidak merasakan tatapan tajam dari belakangnya.

Gun tertawa kaku sambil melirik Off.
Tak lama Ibu Tama, guru biologi, masuk, membuat Ohm dan Nanon yang tadi kejar-kejaran segera kembali ke bangkunya setelah saling lempar pandang sebal.

“Yak, ketua kelas dan wakilnya, tolong ambilkan alat peraga di ruang perlengkapan,” kata Bu Tama membuat semua anak menahan napas ngeri.

“Bu! Biar saya aja yang ambil!!” sahut Drake buru-buru sebelum ada benda terbang.

Drake kemudian segera melesat, bahkan sebelum Bu Tama mengiyakan.

“Ada apa sih? Ohm? Nanon?” tanya Ibu Tama heran.
“Nggak ada apa-apa kok, Bu …,” jawab Ohm dan Nanon manis.

Anak-anak menghela napas lega. Setidaknya ada beberapa alat peraga yang selamat karena tidak jadi dibuat bahan lemparan oleh Ohm dan Nanon.

Sekarang waktu istirahat. Ohm, Bright, Joong, Off, Nanon, dan Gun ada di kantin. Ohm dan Nanon masih saling serang, tapi tidak lewat kata-kata. Sekarang setelah lelah, mereka hanya saling serang lewat aura.

Bright berkipas-kipas dengan tidak sabar. Bahkan, Gun mengeluarkan tisu dan mengelap wajahnya yang berkeringat.

“Aduh, kalian udahan deh. Panas banget tau,” kata Bright pada Nanon dan Ohm.

“Dia duluan!” sahut Nanon tak terima.

“Eh, siapa?” balas Ohm.

Tiba-tiba Off memukul meja, membuat bukan hanya Ohm dan Nanon, tapi seluruh kantin, terdiam kaget.

“Kalian jangan kayak anak kecil deh,” kata Off dingin, lalu bangkit untuk membeli Pepsi.

“Tuh, denger kan, jangan kayak anak kecil!” sahut Ohm membuat kepalanya dipukul Bright. Ohm mengelus-ngelus kepala berjepitnya sambil misuh-misuh.

LOVE UNITED (OhmNanon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang