Joong, Bright, dan Off melirik Ohm cemas. Dari tadi makhluk itu tak bicara apa pun. Dia hanya menatap papan tulis dengan pandangan kosong sambil sesekali menghela napas.
Gun yang baru datang menatap Ohm heran.
“Ohm kenapa?” tanyanya pada Joong yang hanya balas nyengir lemah.Masih bingung, Gun duduk di bangkunya, lalu melirik bangku di sebelahnya yang masih kosong.
Nanon belum datang.Gun menatap lagi keempat cowok yang ada di depannya, yang auranya masih juga suram.
“Joong, ada apaan sih?” tanya Gun lagi, benar-benar penasaran.
Gun takut kalau mereka terlibat masalah lagi dengan Suppasit.
“Kenapa lagi sama Pak Suppasit?”“Bukan soal Suppasit,” jawab Joong pelan. “Ntar gue ceritain deh, Gun.”
Gun mengangguk-angguk sambil menatap Ohm cemas. Tahu-tahu terdengar suara ribut dari depan kelas. Nanon muncul dari pintu sambil berderap ke arah Ohm.
Joong, Bright, dan Off menatapnya ngeri.Nanon berhenti tepat di samping Ohm. Tangannya berkacak di pinggang. Dari wajahnya sudah ketahuan kalau dia sedang marah besar, tapi Ohm tampak tidak memperhatikannya. Matanya masih
menerawang menatap papan tulis.“Heh, jelek!” sahut Nanon membuat ketakutan Joong, Brigth, dan Off terbukti.
“Kemarin malem lo ke mana, sih??”Ketiga anak cowok itu saling pandang, sementara Ohm belum bereaksi.
Gun menatap mereka semua bingung.“Gue nunggu sampe karatan, tau nggak!” sahut Nanon lagi.
“Lo tau jam berapa gue keluar dari Xavier? Jam dua belas! Terus gue jalan kaki ke rumah, nyampe jam setengah satu! Kaki gue sampe varises!”Joong akhirnya sadar kalau semalam Ohm pasti lupa menjemput Nanon untuk mengantarkannya pulang. Joong sama sekali tidak memprediksikannya. Lagi pula, semalam Dunk tidak bekerja. Jadi, dia tidak datang ke Xavier.
Joong melirik teman-temannya yang
sama-sama nyengir gugup. Sekarang seisi kelas memperhatikan Nanon yang sedang mengamuk pada Ohm yang masih bergeming.“Kalo emang nggak mau jemput, lo ngomong biar gue nggak nunggu kayak orang bego!” sahut Nanon lagi.
“Lo nggak tau kan bonyok gue ….”“Berisik banget sih, lo,” kata Ohm tiba-tiba sambil bangkit, membuat Nanon dan yang lain terkejut. Ohm melirik Nanon dingin.
“Emangnya gue sopir lo?”Nanon melotot mendengar kata-kata Ohm. Ohm tidak peduli. Dia malah berjalan melewati Nanon. Semua anak menatap Nanon cemas, tapi Nanon tidak membalas kata-kata Ohm. Nanon tampak terlalu syok.
Pak Aof, guru matematika, sudah masuk ke dalam kelas ketika Ohm malah melewatinya.
“Ohm? Mau ke mana kamu?” tanyanya heran, tapi Ohm terus melaju.
“WC,” jawabnya singkat, lalu menghilang di balik pintu, membuat Pak Aof mengernyit heran.“Yah, baiklah anak-anak, ayo duduk,” kata Pak Aof, lalu menatap heran Nanon yang masih membatu di tengah kelas.
“Nanon? Ayo duduk, pelajaran mau dimulai.”
Karena Nanon tak juga sadar, Gun terpaksa menariknya sampai dia terduduk di bangkunya.
Joong, Bright, dan Off menatap Nanon cemas, lalu saling pandang.
Mereka akhirnya sepakat, kalau Nanon tidak boleh tahu dulu soal Prigkhing.~~~
“Kenapa sih si imut itu??” sahut Nanon saat istirahat. Gun berusaha menenangkannya, sementara Joong, Bright, dan Off saling lirik.
![](https://img.wattpad.com/cover/312146950-288-k944137.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE UNITED (OhmNanon)
FanfictionCinta memang berjuta rasanya.... Begitu juga sekarang yang terjadi pada Fantastic Four-nya GMM School, Bright, Off, Joong dan Ohm. Semuanya terkena demam 'Cinta', walau tentu saja nggak meninggalkan kegilaan mereka pada satu hal yang sama, SEPAKBOL...