Separate Ways

163 25 0
                                    

“Ohm, gue geli liat cengiran lo,”
kata Off setelah sekian lama merasakan cengiran Ohm di sebelahnya.
“Lo pindah ke depan sana.”

“Ah, Off …,” kata Ohm genit sambil mencolek pinggang Off. Off melotot buas, lalu dengan segera mengambil tasnya dan pindah ke sebelah Joong.

Bright terpaksa menggantikan Off duduk di sebelah Ohm.

“Ohm, lo kenapa sih? Jangankan Off, kalo begini caranya gue juga takut!” seru Bright ketika Ohm tidak juga menutup mulutnya.

Bright mencibir. “Awas gigi lo kering, ntar malah nggak bisa nutup beneran lagi.”

Gun menatap cemas Ohm dari belakang. Melihat kebahagiaan Ohm yang seperti ini, ada dua kemungkinan. Dan yang paling mungkin adalah hal yang tidak diinginkan Gun.

“Teman-teman, gue ada pengumuman penting,” kata Ohm akhirnya, setelah tidak tahan untuk tidak bicara.

“Gue … sekarang … nggak jomblo lagi!!!”

Bright, Joong, dan bahkan Off, langsung menoleh padanya secepat kilat. Hati Gun langsung mencelos begitu mendengarnya.

Ohm sekarang menatap mereka sambil cengengesan.
“Serius lo, Ohm??? Akhirnya lo nembak dia juga???” seru Bright tak percaya.

“Bukan gue yang nembak, tapi dia!” sahut Ohm membuat Bright, Joong, dan Off terperangah.

“Nanon nembak lo????” sahut mereka serentak, membuat Ohm bingung.
“Kok Nanon, sih?” tanyanya membuat semua ikut bingung.

Gun sudah tahu ini yang terjadi.
Jadi, dia hanya menatap Ohm cemas. Ohm lantas nyengir lagi.
“Gue udah jadian sama Prigkhing!”

Untuk beberapa saat Joong, Off, dan Bright terdiam, tak menyangka nama itu yang akan keluar. Sepengetahuan mereka bertiga, kemarin Ohm sudah berbaikan dengan Nanon dan tak ada kabar lagi mengenai Prigkhing.

“Woy, kalian kok diem aja sih? Nggak ada kata selamat?” tanya Ohm menyadarkan mereka bertiga.

“Ng … Ohm, si Nanon udah tau belum?” tanya Joong.

“Emangnya kenapa?” tanya Ohm bingung. “Belum sih, tapi ntar pasti gue kasih tau.”

Joong, Bright, Off, dan Gun saling pandang, sama-sama menyerah akan ketidakpekaan Ohm.

“Ngomong-ngomong, anak itu jam segini kok belum dateng, ya?” tanya Ohm lagi.

Joong, Bright, Off, dan Gun juga tidak tahu kenapa Nanon belum datang. Sementara itu, bel masuk sekolah sudah berbunyi.

Gun menatap bangku kosong di sebelahnya cemas, mengingat kemarin Nanon tidak banyak berbicara saat diberitahu tentang Prigkhing.


                                ~~~


“Wah, wah, saya tidak menyangka akan bertemu kamu lagi di sini,” kata Suppasit begitu melihat wajah Nanon.

Nanon hanya nyengir lemah.
“Saya … telat bangun, Pak,” kata Nanon.

“Wah, jujur sekali. Biasanya, ada cerita nolong nenek-nenek,” kata Suppasit. “Tidak biasanya.”

Nanon hanya diam menyambut candaan Suppasit. Suppasit menatap anak itu ingin tahu karena benar-benar tidak biasanya Nanon jadi pendiam seperti ini. Suppasit berdehem, lalu mendekati anak didiknya itu.

“Ada masalah apa?” tanya Suppasit dengan suara melunak dan senyum simpatik tersungging di wajahnya.

Nanon menatapnya dengan mata berkedip-kedip.
“Pak …,” kata Nanon pelan sambil melangkah mundur.
“Saya jadi takut.”

LOVE UNITED (OhmNanon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang