“Nanon!!!” seru Gun yang baru muncul di pintu kelas.
Pagi itu kelas sudah cukup ramai. Nanon yang sedang mengobrol bersama Bright menatap Gun bingung. Gun segera berlari mendekati Nanon dengan wajah cemas.
“Nanun, semalem bonyok lo telepon ke rumah gue, kan? Nyokap gue jawab lo nggak pernah dateng ke rumah gue, kan? Terus gimana??” tanya Gun panik.
Joong, Bright, dan Off yang tadinya menatap Gun, sekarang beralih menatap Nanon yang nyengir garing.
“Hm … yaah, gue ketauan, deh,”
kata Nanon. “Sebenernya … gue baru mau ngasih tau kalian di Xavier ntar. Tapi karena Gun udah ngomong, jadi sekarang aja deh. Joong, mulai hari ini gue mengundurkan diri, ya.”Semua orang melongo menatap Nanon. Nanon menatap mereka sebentar, lalu tertawa geli.
“Kalian apaan sih, tampangnya kayak yang baru liat hantu gitu,”
kata Nanon.“Boleh kan, Joong? Nggak usah dikasih pesangon juga nggak apa-apa kok.”
“Tapi Nanun, lo … nggak apa-apa?”
tanya Joong lagi.“Nggak apa-apa kok. Makasih ya, Joong, selama ini udah banyak bantu gue. Sebenernya gue masih pengen bantuin di café lo. Ntar pasti gue bantu-bantu Dunk, deh,” kata Nanon sambil nyengir.
“Nanun, lo harus tetep dateng ke Xavier untuk belajar,” kata Bright.
“Bukan karena lo berhenti kerja, terus lo berhenti belajar bareng juga.”Nanon mengangguk ragu. Suasana masih agak dingin ketika Ohm muncul dengan tampang cemberut. Dia masih ngambek karena kemarin tak ada satu pun dari mereka yang ingat ulang tahunnya.
Ohm duduk di bangkunya tanpa banyak berkata-kata. Ohm bahkan tidak peduli saat semua orang menatapnya tajam.
“Mm … gue ke toilet dulu deh,” kata Nanon sambil bangkit dan bergerak keluar kelas.
Gun, Bright, Joong, dan Off
memerhatikannya sampai dia menghilang.“Ya ampun, gue bener-bener nggak enak. Dia pasti kena marah bonyoknya,” kata Joong.
“Lho, emang lo nggak ketemu langsung pas nganter dia?” tanya Gun bingung.
“Hah? Yang nganter dia kan si bego ini,” kata Joong sambil menunjuk Ohm yang bingung.
“Apaan nih?” tanya Ohm.
“Gue nggak tahu-menahu.”“Jadi, semalem lo nggak nganter dia pulang, Ohm?” tanya Joong.
“Nggak, dia bilang mau pulang sendiri,” kata Ohm membuat Bright, Off, Joong, dan Gun melongo, lalu menghela napas pasrah.“Ya ampun, Ohm, masa lo biarin dia pulang sendiri?” kata Bright marah.
“Dia yang maksa,” kata Ohm ikut kesal.
“Udah beberapa hari ini gue tawarin dia nggak mau. Nggak tau deh kenapa.”“Nggak tau kenapa?” tanya Bright lagi, putus asa dengan anak bebal di depannya ini.
“Lo tau, Ohm, semalem dia ketahuan kerja sama bonyoknya,” kata Gun membuat Ohm menatapnya tak percaya.
“Dan mulai sekarang dia nggak akan kerja di Xavier lagi.”Ohm terdiam memikirkan kata-kata Gun. Joong menatapnya kesal, lalu mengacak-acak rambutnya sendiri.
“Mana semalem dia nyuruh gue sama Dunk pulang duluan lagi. Bego bener gue,” kata Joong, kesal sendiri.
Off melirik Gun, yang dari wajahnya terlihat kalau dia menyalahkan diri sendiri. Off menghela napas. Dia juga salah karena semalam membiarkan Gun ada di rumahnya dan bukannya menemani Nanon.
![](https://img.wattpad.com/cover/312146950-288-k944137.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE UNITED (OhmNanon)
Hayran KurguCinta memang berjuta rasanya.... Begitu juga sekarang yang terjadi pada Fantastic Four-nya GMM School, Bright, Off, Joong dan Ohm. Semuanya terkena demam 'Cinta', walau tentu saja nggak meninggalkan kegilaan mereka pada satu hal yang sama, SEPAKBOL...