3 : Face the Truth

1.3K 170 5
                                    

R 18+

POV: Sunoo

"Ngomong-ngomong, lo inget temen gue yang ini nggak?" Sekarang Jay menunjukku dan aku memasang senyuman tipis untuk menyambut Sunghoon. Adik temanku itu tampak berpikir. Semoga saja Sunghoon ini tidak membahas adegan ranjang kami.

Aku menjadi berharap saat Sunghoon menatapku lekat. 

"Gue gak tau. Emangnya siapa?" Bahuku turun seketika mendengarnya.

"Sama sekali nggak ingat? Pikun ya lo?"

"Beneran nggak inget!"

"Ini yang lo gusur dari kamar gue pas party kemarin"

"Lah gue di kamar gue sendiri kok nggak ada orang lain"

"Ah si bego, inget-inget deh" Tiba-tiba saja suara ponsel Sunghoon menginterupsi. Sunghoon segera beranjak. Dia bahkan tak melihat padaku.

"Siapa itu? Pacar lo? Udah bisa senyum lo sekarang?"

"Bukan! Ada deh..." kini aku bisa melihat seulas senyum dari bibir Sunghoon.

"Tobat dek, astaga" Sunghoon terlihat bodo amat dan meninggalkan kami.

Kepalaku tiba-tiba terasa beputar. Namun aku melihat dia menghentikan langkah.

"Kalo gue di kamar lo, si kakak tidur dimana?" Tunjuknya padaku tapi wajahnya menghadap ke arah Jay.

"Di sofa" lagi-lagi Jay yang bersuara.

Sunghoon melangkahkan kakinya lagi setelah mendengarnya. Sungguh acuh.





My Very Bestfriend





"Jay, aku mau pulang..."

Rasanya udara tiba-tiba menghilang dari rongga dadaku dan aku tak sanggup bernafas.

Diperjalanan, hanya keheningan yang menemani aku dan Jay. Aku banyak berpikir tentang reaksi Sunghoon tadi. Apa lelaki itu bener-benar tidak mengingatku? Kegiatan kami dua minggu yang lalu?

Aku bukannya berharap akan memiliki hubungan dengan Sunghoon setelah adegan itu. Hanya saja aku merasa sedikit kecewa menyadari kali pertamaku terlewati dengan orang yang tak mengingatku dan parahnya aku mengenal orang itu tapi dia sebaliknya. 

Aku tidak bodoh dengan konsep one night stand, aku juga menerima pengalaman seks pertama ku. Tapi perasaanku, rasanya menyesakkan menjadi satu-satunya orang yang antusias. Aku memang hanya mengenal Sunghoon dari cerita yang disampaikan Jay, tetap saja seharusnya dia melihat kearah ku setidaknya sekali.

Perutku tiba-tiba merasa mual padahal tadi aku makan dengan baik. Jay menyadari kalau aku kesakitan tapi saat dia bertanya aku malah menjawab ingin makan kentang goreng McDonald. Ia menurutiku dan kami duduk di toko cepat saji 24 jam itu cukup lama.

"Jay, gimana tanggapan kamu kalau tiba-tiba saja orang yang kamu kenal, katakanlah dia adalah adikmu Sunghoon, melupakan kejadian yang sangat berharga bagimu. Seperti kenangan kalian berdua, tapi dia tidak ingat. Gimana?"

Jay yang sedang menyesap ice cream float itu menaikkan satu alisnya, "tiba-tiba? Ada yang melupakanmu?"

"Jawab aja..."

"Kalau itu Sunghoon, aku akan memaksanya ingat. Kalau bukan Sunghoon Aku akan kecewa, jelas. Dari sudut pandang pribadi, terkadang satu momen yang menurutku sangat penting bisa saja tak berarti apapun bagi orang lain. Aku nggak pernah menggantungkan harapanku pada suatu momen selain bersama keluargaku, karena mereka adalah orang-orang yang berarti buat aku. Aku menginginkan mereka ada disana, secara nyata merasakan momen itu."

My Very BestfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang