POV: Jay Park
Aku dan Sunoo baru saja mengunjungi rumah sakit untuk pemeriksaan rutin Sunoo dan Gyul. Sepanjang perjalanan, Sunoo tak hentinya memotret foto hasil USG menggunakan ponselnya. Walaupun hasilnya buram di layar, namu Ia tampak asik memindahkan tangannya yang memegang lembar itu dari satu titik ke poin lainnya.
"Jay, tadi tetangga sebelah hubungi aku dan minta maaf atas kelakuan suaminya semalem..." aku mendengus dengar kabar itu. Agenda kami gagal total tadi malam karena ada seseorang yang mencoba masuk ke rumah Sunoo. Tak lain adalah tetangga yang sedang mabuk mengira unit Sunoo adalah tempat tinggalnya, syukurlah sang istri langsung keluar begitu mendengar adanya keributan.
Kami berbincang sedikit karena Sunoo sangat fokus memindai potret Gyul yang sudah nampak jelas siluet kepala dan tubuhnya. Aku memperhatikan kekasihku sambil menyetir menuju kantor. Sunoo harus melanjutkan pekerjaan disana sementara aku ada pertemuan di tempat lain.
Setibanya di halaman kantor, Sunoo berpamitan sembari mencium pipi dan keningku, "See you later, Jay."
Aku melakukan yang sama padanya,
"I love you, Sayang." Karena itu Sunoo mengecup bibirku sekali lagi namun lebih lama. Setelahnya, Ia mengendus lengan tempat ku menyemprot parfum. Sunoo pernah bilang iya menyukai wangi tubuhku di titik itu.Setelah Sunoo keluar, aku menyadari ada yang tertinggal dan memanggilnya dari jendela yang ku buka. Ia berbalik seraya menepuk dahinya seperti melupakan sesuatu. Aku turun dari mobil saat Ia mendekat.
"Aku lupa... kamu tadi mau uang cash, ya." kata Sunoo sambil merogoh dompetnya dan menyerahkan beberapa lembar uang padaku.
Aku mengernyit. Memang benar tadi aku meminta, tapi bukan itu yang ku maksud sekarang. "Peluknya belum." Kataku sembari mendekapnya.
Ah, Sunoo terkikik dan membalas pelukanku lebih erat. Aku harus mengumpulkan energi sebelum rasa rindu menyerangku hari ini.
My Very Bestfriend
Sudah mulai larut saat pertemuanku selesai. Sunoo bilang dia pergi ke rumah Jaeyun dan berencana menginap disana karena besok hari libur.
Setengah hati aku mengizinkannya karena usia kandungannya sudah menginjak trisemester ketiga. Sunoo sudah tidak rewel seperti beberapa bulan lalu tapi tetap saja aku khawatir Ia akan merepotkan Jaeyun yang memiliki dua anak kecil di rumah. Sunoo berusaha meyakinkanku dengan adanya Jungwon yang akan ikut setelah kencannya nanti. Tidak ada pilihan lain selain membiarkannya, bukan?
Aku berdiam cukup lama di mobil sambil memikirkan akan pergi kemana aku setelah ini. Tiba-tiba aku teringat akan adikku. Semalam setelah Ia menelepon tiba di tempatku, tidak ada kabar lagi darinya.
"Lo dimana?" Di ujung telepon, suara Sunghoon terdengar lemah. Ia bilang menginap di hotel dan minta aku menjemput.
Sepanjang perjalanan, banyak yang kupikirkan tentang apa yang akan kusampaikan pada adikku, tentang bagaimana aku bersikap padanya setelah kejadian ini. Aku tak tahu apa keputusan kami menyudahi perkara beberapa bulan yang lalu tepat atau tidak.
BIIIM! Suara klakson mengejutkanku. Aku tak cukup fokus. Masalah sepele itu nyatanya sangat menganggu. Aku khawatir pada Sunghoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Very Bestfriend
Fiksi PenggemarKim Sunoo tak pernah menyangka gelap mata yang ia lakukan dengan Sunghoon, adik dari teman baiknya, Jay, membawanya ke ujung dilema kehidupan. Kabar kehamilan yang tak diharapkan dengan segala pemikiran buruk membuatnya frustasi. Saat itulah Jay had...