18+
POV: General, flashback"Kim Sunoo?"
Sunoo terhenyak kala mendengar suara yang begitu jelas Ia kenal meski baru sekali ia temui."Apa yang terjadi?" Orang itu terlihat tenang memasuki ruangan. Perlahan tarik kursi terdekat untuk duduk disamping brankar Sunoo.
Sunoo malu. Malu sekali mengakui upaya bunuh diri yang ia lakukan dua hari lalu. Kemelut amarahnya atas Jay si sok tahu belum juga padam dari semalam, ditambah kedatangan sosok ini. Sunoo merasa malu.
"Seharusnya aku yang tanya, kenapa kamu bisa disini... Dokter Jungkyu?" Salah satu cara bertahan adalah Sunoo yang harus terlihat tegas meski dalam hati ada desir rasa sungkan pada Dokter Kandungan itu.
"Sunoo, anggap aku sebagai temanmu. Cerita sama aku tentang apa yang menganggumu. Aku akan berusaha bantu. Jujur aja, aku kaget waktu tau kamu nggak pernah menemui aku lagi dan malah jadi pasien disini. Kamu kenapa?"
Benci Sunoo mengakui bahwa firasatnya benar tentang Dokter Jungkyu. Tatapan lembut itu yang membuat Sunoo tak ingin kembali ke ruang praktik Jungkyu. Entah karena Dokter itu yang memberi validasi atas kehamilan Sunoo, atau karena Sunoo yang memilih Jungkyu untuk jadi dokter kandungannya.
Sunoo sudah terdesak bukan?
"Apa Dokter bakal beneran bantu aku?"
"Kalau aku bisa, aku pasti bantu."
"Dokter sudah baca rekam medisku disini?"
"Aku tau sedikit dari Dokter Mino." Meski tahu sedikit, Sunoo yakin Jungkyu sudah menerka apa yang sebenarnya Sunoo coba perbuat.
Dengan penuh putus asa, Sunoo menghela nafasnya.
"Bantu aku menghilangkan ini."
Kaku wajah Dokter Jungkyu, ia juga memghembuskan nafasnya pelan sambil memandang ke arah lain.
Sesak bisa dirasa keduanya.
"Kamu sudah yakin?"
Sunoo mengangguk pelan menjawab Jungkyu, "lalukan secepatnya, sebelum ia lebih besar."
"Kondisi kamu masih lemah," meski wajah manis itu terliput rasa kecewa namun Jungkyu bisa berusaha memahami kondisi Sunoo. "Aku juga gak bisa melakukan aborsi, itu melanggar sumpahku."
Sunoo bodoh, bagaimana ia bisa minta praktik ilegal pada Dokter yang jelas terpampang namanya di rumah sakit umum.
"Aku bakal kabarin tempatnya dan kapan kamu bisa mengikuti prosedur berdasar kondisimu. Meski gak ada yang tepat dari hal ini. Kamu tau, Sunoo." Jungkyu bergegas meninggalkan Sunoo.
Dua minggu setelah pertemuan mereka, Jungkyu menghubungi Sunoo untuk penjelasan aborsi sesuai medis yang berlaku di klinik. Karena kesibukan Sunoo yang sedang padat membuat Sunoo menunda proses itu, Sunoo tidak boleh sakit saat harus mengerjakan proyek besar.
Hingga usia kandungannya lebih dari dua bulan, Sunoo menyiapkan diri untuk mengambil tindakan. Meski Jungkyu sudah melarang dan menjelaskan bahwa resiko sangat tinggi, Sunoo tetap keukeh melakukannya.
"Semoga nanti Ia hadir kembali saat diinginkan. Maaf Sunoo aku gak bisa mendampingimu lebih lama. Aku doakan yang terbaik." Itulah pesan terakhir dari Dokter Jungkyu sebelum mereka memutus kontak.
Beberapa hari tersisa dari tanggal yang Sunoo sepakati dengan pihak klinik. Sunoo mulai gelisah, ia tidak bisa makan dengan enak dan tidurnya perlahan mulai terganggu. Awalnya Sunoo bisa mengatasi, namun semakin lama mual turut melandanya tanpa tahu waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Very Bestfriend
FanfictionKim Sunoo tak pernah menyangka gelap mata yang ia lakukan dengan Sunghoon, adik dari teman baiknya, Jay, membawanya ke ujung dilema kehidupan. Kabar kehamilan yang tak diharapkan dengan segala pemikiran buruk membuatnya frustasi. Saat itulah Jay had...