Keysha, perempuan dengan rambut keriting gantung memilih menyendiri di tengah keramaian yang ada. Ia menyendok puding yang ada di tangan kanannya dan menikmati rasa manis masuk ke dalam mulutnya. Ia memperhatikan suasana di sekelilingnya yang cukup riuh dengan suara orang saling mengobrol satu sama lain. Tidak ada yang ia kenal di sini. Semua wajah tampak asing di matanya.
Acara pernikahan yang menurutnya sangat membosankan. Kalau bukan karena Kakaknya, Keysha tidak akan sudi membuang waktunya di sini. Kakaknya, Emira, menyeretnya dengan paksa untuk hadir di pesta pernikahan yang bahkan ia tidak kenal siapa mempelainya. Fatan, pacar Emira, yang harusnya bertugas menemani Emira, saat ini tengah ada pekerjaan mendadak di luar kota. Mau tidak mau, suka tidak suka, akhirnya Keysha yang menjadi tumbal untuk menemani Kakaknya.
"Keysha? Kok sendiri aja?" sapa suara berat.
Kesya menoleh dan mendapati laki-laki yang mengenakan kemeja batik berdiri di sampingnya. "Lho, Mas Bian? Datang juga?"
Laki-laki yang dipanggil dengan nama Bian mengangguk. "Nemenin Emira ya, Dek?"
"Iya, Mas," jawab Keysha. "Pernikahan ini, temen Mas Bian juga?" tanyanya penasaran.
"Emira gak ngasih tau kalo yang nikah malam ini temen SMA dia?"
Keysha menggeleng.
"Karena kebetulan Emira dan aku satu kelas, jadi aku juga dapat undangan ini."
Keysha manggut-manggut. "Oalah...."
"Lama ya gak ketemu. Udah kuliah kan sekarang? Kuliah semester berapa?" tanya Fabian penasaran.
"Mau semester akhir, Mas."
Lagi-lagi laki-laki itu kembali mengangguk.
Fabian, mantan pacar Emira yang Keysha kenal dengan baik. Pacaran dengan Emira sejak sekolah menengah atas sampai dengan perguruan tinggi. Kesya kurang paham kenapa dulu mereka bisa putus. Padahal selama ia melihat hubungan Kakaknya, tidak pernah ada masalah sama sekali.
"Kamu gak banyak berubah ya, Dek," ucap Fabian. "Malah makin cantik," lanjutnya.
"Kamu juga gak berubah Fabian. Mulutmu manis banget godain Adekku," cibir Emira yang baru saja datang. Kemudian ia beralih menatap Keysha. "Jangan termakan mulut manisnya," ucapnya memperingati.
Keysha hanya mengulum senyum.
"Apa kabar, Mir?" tanya Fabian mengulurkan tangan ke Emira.
Emira melirik sebentar tangan Fabian yang terulur, sebelum menjabatnya. "Sangat baik. Kamu gimana, Bi?"
Keysha langsung mengernyit memandang Emira ketika mendengar bagaimana Kakaknya memanggil Fabian. Tapi ia memilih diam dan tidak mengomentari apapun.
"I am good," jawab Fabian dengan tersenyum. "Kamu pasti narik paksa Keysha buat nemenin ke sini?" tebaknya langsung.
"Anak ini kalo gak diajak keluar duluan, kayaknya bakal diam mulu di kamar."
Fabian tersenyum memandang Keysha. "Ternyata kamu beneran gak banyak berubah."
"Udah, jangan godain dia terus." Emira meninju, lengan atas Fabian dengan kesal.
"Kak, pulang yuk!" ajak Keysha Ia sudah benar-benar merasa bosan berada di tengah keramaian seperti ini.
"Kok pulang? Baru juga sebentar," protes Emira.
"Sebentar dari mana? Kakak ninggalin aku udah lama banget. Bahkan aku udah habis siomay, kebab, lontong kikil, tahu campur, spageti, sama puding," gerutu Kesya.
"Masih ada es buah sama es krim di pojok sana," sela Fabian. "Info aja sih, siapa tau kamu mau," tambahnya menahan senyum.
Keysha menunduk malu. Ia lupa kalau masih ada Fabian di dekat mereka.
"Sebentar lagi kita pulang. Nunggu acara lempar bunga dulu," ucap Emira.
"Kakak kan gak bakal nikah dalam waktu dekat. Gak usah ikut desak-desakan di acara lempar bunga."
Emira berdecak kemudian menggeleng tegas. "Pokoknya kita pulang setelah bunga di lempar. Titik," ucapnya tegas.
Keysha langsung lesu. Ia heran kenapa Kakaknya bisa betah bertahan di tempat yang ramai dan penuh banyak orang. Ia bahkan mual dan merasa sesak melihat banyaknya orang di gedung ini.
"Ada temenku di sana. Aku mau nyapa mereka dulu." Emira menepuk pundak Keysha sebelum berjalan meninggalkan Adiknya.
Sepeninggalan Emira, Keysha memandang Fabian yang masih berdiri di sebelahnya. "Mas Bian gak nyapa temennya juga?"
"Aku udah nyapa mereka tadi," jawab Fabian. "Lagian, kalo aku nyapa juga, kamu bakal sendirian di sini."
"Mas, tempat es krim di mana?"
Fabian tertawa pelan. Tawa yang menghasilkan dua cekungan kecil di pipinya. "Aku tunjukin tempatnya."
Keysha mengangguk dan berjalan bersebelahan dengan Fabian menuju ke tempat meja es krim.
Begitu tiba waktunya lempar bunga, banyak perempuan yang sudah bersiap di depan panggung. Keysha yang berdiri tidak jauh dari kerumunan, mengamati bagaimana semangatnya Emira dan tamu lainnya bersiap menerima tangkapan bunga. Saat ia sedang menyedot air putihnya, lemparan buket bunga jatuh tepat di wajahnya. Tangan Keysha bergerak cepat mengambil buket bunga itu. Untuk beberapa detik ia memandang buket bunga itu dengan bingung. Saat sadar arti tangkapan buket bunga di pernikahan, ia berteriak panik dan langsung melepas buket bunga itu secara spontan hingga terjatuh di lantai.
Fabian yang kebetulan berdiri di samping Keysha, langsung mengambil buket bunga yang terjatuh. Ia terkekeh melihat ekspresi ketakutan yang ditampilkan Keysha saat ini. Beberapa pasang mata tengah memperhatikan Keysha dan dirinya yang menerima buket bunga ini.
"Dapat bunga gak harus langsung nikah kok," gurau Fabian berbisik pelan.
Keysha menatap Fabian dengan tajam. Ia merasa kesal karena laki-laki itu bisa membaca pikirannya saat ini.
***
Sorry for typo and thankyou for reading❤
Author Note:
Ini cerita baru pengganti Housemates. Semoga suka yaa... warning dulu di awal kalo cerita ini gak jauh beda dari ceritaku yang lain. Alias bakal seringan bulu. Wkwk...Maaf kalo gak bisa bikin judul yang bagus. Aku lemah kalo disuruh mikir judul.
Malam ini bakal update epilog Housemates. Tungguin aja ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Story [Completed]
ChickLitKeysha Callia mengenal Fabian Aden sebagai sosok mantan pacar Kakaknya (Emira Lailani) yang tampan dan baik hati. Meski statusnya mantan, ternyata Keysha sadar bahwa Emira dan Fabian memiliki hubungan yang baik setelah perpisahan mereka. Bahkan di s...