Bab 28

51.9K 4.4K 105
                                    

Keysha tersenyum bego saat mendapati tangannya mengait dengan tangan Fabian. Sedari turun dari mobil, Fabian langsung mengaitkan tangannya tanpa mengatakan apapun. Keysha gugup karena tindakan tiba-tiba itu. Meski begitu, ia tak bisa membohongi hatinya yang berbunga-bunga karena terlalu senang.

Sepanjang film, Fabian sering mendekatkan kepalanya ke Keysha untuk membisikan komentarnya mengenai film yang mereka tonton. Setiap kepala Fabian, mendekat, Keysha menahan napasnya. Bahkan Keysha bisa mencium aroma parfum Fabian yang sangat maskulin dari jarak mereka yang begitu dekat. Akibatnya, Keysha tidak bisa fokus menonton film yang sedang diputar.

Keluar dari bioskop, Fabian kembali mengaitkan tangannya ke Keysha. Mereka berjalan beriringan menuju tempat makan yang ada di dalam mall.

"Suka nggak sama filmnya, Dek?"

Keysha gelagapan dan memaksakan senyumnya. Kemudian ia mengangguk kaku. Sebenarnya bukan masalah suka atau tidak. Keysha bahkan tidak paham dengan jalan cerita filmnya.

"Mau makan apa?"

"Ramen," jawab Keysha.

"Boleh."

Fabian membawa Keysha salah satu tempat makan yang menyajikan makanan Jepang. Suasana malam minggu benar-benar membuat mall dipadati banyak pengunjung. Mereka yang mau makan, harus menunggu untuk beberapa saat karena banyak kursi yang terisi penuh. Setelah kurang lebih lima belas menit menunggu, akhirnya Fabian dan Keysha bisa masuk dan mendapatkan tempat duduk. Fabian memilih memakan bento sedangkan Keysha Ramen.

Makan yang biasa diselingi dengan obrolan, saat ini tidak bisa dilakukan. Masih banyak pelanggan lain yang menunggu untuk bisa duduk dan makan di tempat ini. Setelah selesai, Fabian tidak langsung membawa Keysha pulang. Mereka mampir ke salah satu cafe untuk nyemil dan mengobrol.

"Makasih ya Dek. Udah mau aku ajak keluar."

Keysha mengangguk. "Aku juga butuh keluar rumah."

"Bosen ya di rumah terus?"

"Kadang bosen. Tapi banyak enjoy-nya sih."

"Biasanya keluar sama siapa kalo lagi jomblo?" tanya Fabian menahan senyum.

Keysha menatap Fabian tajam. "Sendiri. Atau sama Kak Emira."

"Kamu gangguin Emira kalo dia lagi pacaran?"

Keysha langsung cemberut. "Aku jadi nyamuk terus kalo jalan sama mereka."

"Sekarang kamu bisa keluar sama aku, Dek."

"Mas Bian kok nggak pernah cerita kalo punya usaha ayam sama minuman boba?" tanya Keysha mencoba mengganti topik obrolan.

"Kamu nggak pernah nanya, Dek." Fabian menyeruput kopi panasnya.

"Ih, pernah ya. Tapi Mas malah jawabnya jaga lilin," sahut Keysha.

"Habisnya bingung Dek mau jawab apa. Masa mau bilang penjual ayam sama boba?"

Keysha memutar matanya mendengar nada merendah yang dilontarkan Fabian. "Mas itu bosnya."

"Sama aja, Dek. Kan intinya Mas jual ayam sama boba."

"Usahanya cuma itu aja, Mas? Ada yang lain nggak?" tanya Keysha penasaran. Ia menyedot vanilla latte-nya perlahan.

"Masih ada beberapa. Kamu tenang aja, kalo kamu jadi istriku semua bisnisku, itu bisnismu juga. Aku nggak pernah pelit kalo sama orang yang aku cintai, Dek."

Vanilla latte yang belum masuk ke tenggorakan Keysha, langsung menyembur ke wajah Fabian. Keysha buru-buru mengambil tisu untuk mengelap wajah Fabian yang belepotan.

Our Love Story [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang