Bab 23

46.8K 4.2K 48
                                    

Keysha yang sedang membereskan gelas kotor di atas meja ruang tamu langsung menoleh saat mendengar suara langkah kaki mendekat. Ia melihat Emira masuk ke dalam rumah dan langsung duduk di sofa tak jauh darinya. Keysha mengurungkan niatnya membereskan gelas dan memilih ikut duduk di samping Kakaknya.

"Marsel udah balik?" Pandangan Emira tertuju pada dua gelas yang sudah kosong dan dua toples makanan kering yang ada di meja.

Keysha mengangguk. "Barusan aja balik," jawabnya. "Kakak dari mana?" tanyanya penasaran.

"Keluar bentar," jawab Emira sekenannya.

Keysha berdecak pelan. "Iya, maksud aku tuh keluar ke mana, Kak?" tanyanya lagi

"Habis dari mini market sebentar," jawab Emira berbohong. Sebenarnya ia tidak sepenuhnya berbohong. Tadi ia memang sempat mampir ke mini market untuk membeli sesuatu. Karena barang yang diinginkannya kosong, membuat Emira langsung pulang.

"Ngapain?"

"Mau beli sesuatu. Tapi barang yang aku cari lagi kosong," jawab Emira.

"Aneh, belanja apaan coba? Kalo butuh barang tinggal ambil aja di toko Mama," gumam Keysha pelan.

"Oh ya, tadi Marsel ngapain ke sini?" tanyanya buru-buru mengganti topik pembicaraan.

"Mampir aja sih," jawab Keysha. "Kebetulan Mas Marsel baru pulang dari Bali. Dulu sempat aku kasih alamat rumah karena katanya mau mampir kalo udah balik ke Surabaya," lanjutnya menjelaskan.

Emira menghadapkan tubuhnya ke Keysha. "Kalian lagi dekat?" tanyanya dengan wajah serius. "Waktu itu kamu cerita kalo Marsel ngajak kamu keluar berdua." Emira mengingat salah satu percakapan mereka di telepon selama Keysha di Bali.

"Dua kali jalan bareng. Yang pertama bertiga. Sama Mas Bian juga perginya," ucap Keysha memberitahu.

"Terus setelah jalan bertiga, kalian jadi jalan berdua?" tanya Emira menyipitkan matanya curiga.

Keysha mengangguk. "Mas Marsel ngajak aku buat jalan berdua."

"Si Fabian gak ikut?"

"Emang aku belum cerita ya waktu kita telfonan?" Emira menggeleng sebagai jawaban. "Sebelum Mas Marsel ngajak aku keluar, Mas Bian tuh katanya udah ada janji sama orang. Aku gak tau siapa, tau kayaknya janji penting sih."

Tanpa sadar Emira mendengus sinis mendengar cerita Keysha. Ia sepertinya tahu siapa orang yang akan ditemui Fabian saat itu. "Terus?"

"Tapi waktu aku mau berangkat, ternyata Mas Bian menadadak gak enak badan. Terus, kayaknya Mas Bian gak jadi keluar deh."

Emira tertawa pelan. Hati kecilnya entah kenapa merasa senang mendengar itu. "Kamu jalan sama Marsel sedangkan Fabian lagi sakit sendirian di vilanya?"

Keysha mengangguk-anggukan kepalanya. "Aku juga gak enak waktu harus jalan berdua sama Mas Marsel. Apalagi kondisi Mas Bian lagi sakit."

"Kamu bilang kalo ada Mbok yang ada buat jaga di vila. Jadi, dia gak benar-benar sendirian di vilanya, Key. Kamu gak usah terlalu ngerasa bersalah gitu deh."

Keysha menggigit bibir bawahnya pelan. Ia ragu untuk menceritakan sesuatu pada Emira. Setelah menimbang sebentar, akhirnya ia menarik napas panjang sebelum berbicara. "Masalahnya, Mas Bian yang nungguin waktu aku lagi sakit, Kak. Tapi aku malah ninggal Mas Bian pas dia lagi sakit." Keysha meringis bersalah.

"Tunggu dulu," sela Emira cepat. "Kamu sempat sakit waktu di Bali? Kapan? Kenapa gak cerita ke aku? Bapak sama Mama tau soal ini? Seberapa parah sampe Bian nungguin kamu yang lagi sakit?" cercanya bertubi-tubi. Jujur ia sangat khawatir jika ada salah satu anggota keluarganya sakit. Entah itu Mama, Bapak atau Keysha sekalipun.

Our Love Story [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang